FGD Program Kemitraan Closed Loop dengan Petani Organik Labuhan Bajo Flores Proyek Insiatif Binus
Keberadaan destinasi super prioritas Labuhan Bajo Flores menjadi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan konstribusi terutama di sektor pertanian dalam pemenuhan kebutuhan lokal yang selama ini masih dipenuhi dari luar kota. Sudah saatnya destinasi super prioritas Labuan Bajo jadi penghubung distribusi pangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mampu mampu menyediakan kebutuhan untuk masyarakat dan wisatawan yang datang ke sini. Universitas Binus mendukung hal ini dalam hibah proyek insiatif berkerjasama dengan Aliansi Organis Indonesia (AOI) untuk membangun kemitraan closed loop dengan petani organik Labuhan bajo.
Selasa, 7 Mei 2024 bertempat di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Komodo Desa Nggorang diadakan Focus group discussion untuk menggali informasi mengenai pertanian organik yang sudah dilakukan di kabupaten Manggarai Barat. Tim Binus yang diketuai oleh Dr. Sekar Prasetyaningtyas bersama Dr. Janita Meliala, Artha Sejati Ananda, PhD., dan Miranda Tanjung, PhD. Acara FGD ini dibuka oleh Bapak Nasarius Natar Kepala Bidang Produksi bidang produksi hortikultura dan perkebunan dinas tanamaman pangan, hortikultura dan perkebunan kabupaten Manggarai Barat.
Diskusi yang berjalan begitu hangat, antusias petani organik ini menyampaikan bahwa masih banyak petani dan masyarakat yang belum paham dampak negatif peptisida/ kimia bagi kesehatan serta lingkungan. Petani organik juga mendapatkan tantangan yang besar dari sisi hulu dan hilir. Pak Paulus ketua kelompok tani Komodo Makmur menyampaikan perlu ada jembatan penghubung petani organik ke pasar khususnya hotel, restoran, dan kafe (horeka) sebagai pasar mereka, karena selama ini pasar organik yang masih rendah membuat petani organik tidak mampu mengembangkan pertaniannya bahkan merugi karena dari segi harga penjualan pun belum menguntungkan. Sejalan dengan hal ini, petani lainnya Pak Nasir mengatakan bahwa masyarakat masih belum paham tentang produk organik, di pasar mereka lebih senang memilih sayuran non organik yang mengkilat warnanya yang bagus rupanya dan harganya lebih murah dibandingkan sayur organik.
Permasalahan dan tantangan bagi petani organik tidak hanya berasal dari hiir yaitu dari pasar tetapi permasalahan di Hulu yang petani rasakan adalah pengadaan pupuk dan pengendalian hama organik yang mereka sulit dapatkan. Disinilah peran penting pemerintah khususnya dinas pertanian dalam memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada petani bagaimana membuat pupuk organik dan pengendalian hama organik. Pak Nasarius dan tim dari dinas pertanian mengatakan beberapa pelatihan pembuatan pupuk organik sudah dilakukan diperlukan kerjasama dari petani organik agar mau mendengarkan penyuluh sehingga tercipta sinergi kolaborasi antara petani dan penyuluh.
Di akhir diskusi Dr. Sekar menyampaikan bahwa acara hari ini merupakan kegiatan pertama untuk mendapatkan masukkan dari petani organik serta penyuluh dinas pertanian mengenai pelaku, kebutuhan, tantangan dan masalah pertanian organik di Labuhan Bajo, kegiatan selanjutnya akan disesuaikan dengan hasil FGD hari ini. Proyek inisiatif Binus Program Kemitraan Closed Loop dengan Petani Organik Labuhan Bajo Flores akan mencakup kegiatan secara komprehensif dari hulu dan hilir dan akan melihatkan tim dosen Binus dengan kompetensi sesesuai dengan bidang yang dibutuhkan, seperti pelatihan pembuatan pupuk organik dan pengendalian hama organik yang dilakukan oleh AOI serta pemetaan pasar organik, sistem pemasaran dan penghubung ke horeka yang dilakukan dosen Binus. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan pertanian organik di destinasi super prioritas Labuhan Bajo Flores semakin berkembang dan mensejahterakan petani serta membuat lingkungan dan masyarakat lebih sehat.