Bagaimana BINUS International Menjawab Kebutuhan Tren Digital Business Terkini?
Sekarang, kita telah memasuki era revolusi industri 4.0. Artinya, peranan automasi digital untuk bisnis akan bertambah penting, dan perusahaan harus bisa beradaptasi dengan hal tersebut. Karena itu, ada banyak digital business yang turut berkompetisi di pasar belakangan ini, dan tren-tren baru dari sengitnya persaingan terus bermunculan.
Namun, apa itu bisnis digital dan bagaimanakah BINUS International mempersiapkan para mahasiswanya untuk menghadapi tantangan tersebut?
Apa Itu Digital Business?
Pada dasarnya, digital business merujuk pada perusahaan yang memanfaatkan potensi teknologi untuk mengembangkan bisnis mereka. Misalnya, perusahaan tersebut akan menggunakan teknologi analisis untuk meningkatkan model bisnis saat ini, mempelajari kebutuhan pelanggan, dan memasarkan bisnis mereka secara digital untuk menjangkau lebih banyak calon pembeli atau pengguna.
Kini, sudah ada berbagai macam perusahaan digital yang sukses secara nasional maupun global. Beberapa di antaranya adalah Spotify, Netflix, Apple, Amazon, dan Google. Kelima perusahaan teknologi ini telah mengubah bagaimana semua orang menjalani kehidupan sehari-hari mereka, sehingga mereka bisa memenuhi semua kebutuhan secara instan dengan bantuan teknologi.
Selain itu, ada juga Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Sayurbox, dan Traveloka yang menghasilkan efek serupa dengan lima perusahaan global ternama sebelumnya.
5 Tren Terkini dari Digital Business
Perkembangan digital business melahirkan sejumlah tren yang sejalan dengan kemajuan teknologi saat ini. Apa saja contohnya?
-
Personalisasi data
Laporan dari Salesforce menunjukkan bahwa 73% pelanggan menginginkan bisnis yang memahami kebutuhan mereka secara personal. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila perusahaan membuat solusi yang lebih sesuai dengan kondisi serta keperluan pribadi setiap pelanggan berdasarkan data.
Sebagai contoh, Spotify sering menyuguhkan rekomendasi musik yang cocok untuk seorang pengguna berdasarkan informasi liked music. Mereka juga membuat Spotify Wrapped berdasarkan data durasi serta frekuensi pemutaran musik.
-
Analisis prediktif dengan AI
Data lain yang menyurvei pembaca Harvard Business Review mengungkap bahwa 48% dari mereka telah menggunakan teknologi predictive analytics dengan AI. Hal ini bertujuan untuk memprediksi risiko bisnis yang akan terjadi, seperti berkurangnya stok di gudang karena hari libur besar tertentu. Dengan demikian, pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan untuk mengatasinya dengan lebih cepat supaya tetap bisa melayani pelanggan secara optimal.
-
Implementasi metaverse
Metaverse berarti dunia virtual tiga dimensi yang realistis dan dapat diakses dengan peralatan VR (virtual reality). Dengan kata lain, pelanggan dapat berinteraksi dengan dunia digital sebagaimana di kehidupan nyata, sehingga ada beberapa perusahaan yang sudah memasarkan bisnis mereka di sana. Contohnya, McDonald’s telah memungkinkan pelanggan memesan menu makanan saat mengakses metaverse, dan pesanan mereka akan diantarkan langsung ke rumah mereka.
-
Penggunaan automasi
Industri 4.0 sangat lekat dengan automasi untuk tugas administratif yang berulang, sehingga pekerja dapat lebih berfokus menciptakan ide kreatif yang akan memajukan bisnis. Misalnya, Amazon memiliki sistem Hands off the Wheel untuk merekam stok produk di gudang agar tidak melebihi atau kurang dari kebutuhan saat ini, serta menentukan harga yang pas secara otomatis.
-
Pentingnya sustainability dan etika bisnis
Walaupun canggih, teknologi bisnis digital memiliki potensi penyalahgunaan jika tidak dikendalikan. Hal ini pun tercermin oleh survei dari Salesforce yang membuktikan bahwa 72% pelanggan mengkhawatirkan penggunaan AI secara tidak etis oleh perusahaan.
Selain itu, data dari McKinsey juga menunjukkan lebih dari 60% pelanggan menginginkan produk dan bisnis yang ramah lingkungan. Jadi, perusahaan harus mempertimbangkan etika bisnis dan sustainability saat mengimplementasikan teknologi.
Upaya BINUS International untuk Kebutuhan Digital Business
Sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, BINUS International memahami pentingnya membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang diperlukan mengenai bisnis dalam era digital dan etika bisnis.
Salah satu wujud upaya dari BINUS International untuk menjawab kebutuhan tersebut adalah kurikulum yang mencerminkan perkembangan terkini dalam industri 4.0 dan menekankan pentingnya etika dalam berbisnis. Para mahasiswa juga akan berkesempatan belajar dari staf fakultas yang berpengalaman dalam bidangnya secara personal, dan mengakses berbagai fasilitas terbaru untuk menunjang pembelajaran secara nyata.
Sebagai contoh, mahasiswa BINUS International bisa mengembangkan ide bisnis mereka di BINUS Incubator, serta memperluas jaringan internasional mereka melalui program seminar atau double degree dari universitas luar negeri yang bermitra dengan BINUS International.
Perkembangan revolusi industri 4.0 yang pesat berarti digital business akan terus bertambah canggih dan dinamis. Pertumbuhan ini bahkan sudah tercermin dari banyaknya perusahaan digital di Indonesia maupun negara lainnya yang menerapkan berbagai solusi otomatis.
Namun, etika dan sustainability bisnis harus menyeimbangkan kecanggihan teknologi untuk mempermudah kehidupan masyarakat, dan BINUS International telah menjalankan beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ingin tahu lebih lanjut tentang perkembangan bisnis digital terbaru dari BINUS International? Nantikan pembahasan menarik berikutnya di sini!