BINUS Business School

Kreator Harus Melek Hak Cipta, Bukan Hanya Jago Bikin Konten

Punopals Ajak Generasi Muda Pahami Pentingnya Perlindungan Konten Kreatif di Era Digital

Jakarta, 18 September 2025 – Perlindungan konten digital menjadi isu penting di tengah pesatnya distribusi karya kreatif di dunia maya. Hal inilah yang menjadi fokus utama acara Creative Content Protection in The Digital World yang digelar di @America, Pacific Place, pada Kamis (18/9). 

Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara dari industri kreatif, termasuk Ardianto Ardi Kusuma, CEO sekaligus pencipta brand intelektual Punopals yang merupakan mahasiswa aktif di jurusan S1 Business Creation, BINUS University @Alam Sutera dan pernah berkuliah di 3DSense Media School, Singapura. Selain itu, ada banyak juga pembicara ternama seperti Pete C. Mehravari (Director of Legal Policy and Affairs IIPA), Ayunda Kusuma Wardani (CMOO Punopals), dan Muhammad Neil El Himam, M.Sc. (Deputy for Digital Creativity and Technology Kemenparekraf dan EKRAF).

Dalam paparannya ketika acara berlangsung, Ardianto menekankan bahwa tantangan terbesar industri kreatif saat ini adalah bagaimana menciptakan karya yang relevan dan bagaimana melindungi karya tersebut dari praktik pembajakan digital. 

“Banyak kreator di Indonesia memiliki ide yang luar biasa, tetapi sering kali kehilangan hak atas karyanya karena kurang memahami pentingnya registrasi dan perlindungan konten,” ujarnya.

Punopals sendiri lahir dari keinginan Ardianto untuk menghadirkan budaya Indonesia dalam kemasan yang lebih modern dan dekat dengan generasi muda. Brand ini menghadirkan karakter-karakter punokawan, Semar (Mar), Gareng (Reng), Petruk (Truk), dan Bagong (Gong), dengan sentuhan gaya ilustrasi rubber hose yang ikonik. 

Masing-masing dari mereka pun memiliki kepribadian yang beragam, seperti Mar yang kalem dan bijaksana, Reng yang penuh empati, Truk yang berakal cerdik, dan Gong yang berapi-api. Dengan pendekatan visual tersebut, Punopals menyajikan hiburan sekaligus memperkenalkan kembali warisan budaya lokal dalam format yang lebih segar.

Sebagai sebuah IP (Intellectual Property), Punopals melindungi semua elemen kreasinya, mulai dari nama brand hingga karakter dan alur cerita yang dibangun. Upaya ini terinspirasi dari kunjungan Kemenparekraf RI pada acara Jakarta Doodle Fest – Art To Cart, hingga akhirnya melahirkan kolaborasi bersama EKRAF untuk menghadirkan merchandise eksklusif berupa box set, gantungan kunci, dan barang-barang lainnya. Kini, semua merchandise tersebut tersedia di TMII Merchandise Store.

“Kami percaya bahwa melindungi brand sejak awal merupakan investasi jangka panjang. Karakter dan storyline Punopals kami daftarkan secara resmi agar tetap memiliki nilai di masa depan,” jelas Ardianto.

Latar belakang pendidikan Ardianto di jurusan Business Creation BINUS University turut berperan besar dalam membentuk cara pandangnya terhadap dunia bisnis kreatif. Ia mengakui bahwa keputusannya menempuh pendidikan di BINUS University banyak dipengaruhi oleh sang kakak, Ayunda Kusuma, yang kini menjabat sebagai Chief Marketing and Operation Officer (CMOO) Punopals. 

“Banyak pemimpin kreatif yang saya temui adalah lulusan BINUS. Dari situ saya melihat ekosistemnya memang terbangun untuk mengasah talenta muda agar siap menghadapi industri,” tuturnya.

Acara Creative Content Protection in The Digital World menjadi ruang diskusi yang mempertemukan para kreator, akademisi, dan pelaku industri untuk bertukar pandangan mengenai strategi menghadapi tantangan era digital. Salah satu isu yang banyak dibahas adalah bagaimana para kreator lokal dapat bersaing di tengah derasnya arus distribusi global, tanpa kehilangan hak atas karya yang telah mereka ciptakan.

Partisipasi Punopals dalam acara ini mempertegas posisinya sebagai brand lokal yang berfokus pada membangun fondasi bisnis yang berkelanjutan. Ardianto menekankan bahwa edukasi mengenai perlindungan konten digital harus terus digalakkan, terutama bagi generasi kreator muda yang sedang tumbuh.

“Dengan memahami cara melindungi karya sejak dini, kreator bisa menjaga identitas mereka dan membuka peluang monetisasi yang lebih luas. Di situlah ekosistem kreatif bisa berkembang secara sehat,” pungkasnya.

Melalui kehadirannya di Creative Content Protection in The Digital World, Punopals ingin menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya sekaligus menyadari pentingnya perlindungan hak cipta, sesuai dengan semangat empowering dan fostering BINUS University. Sebagai brand yang berangkat dari budaya Indonesia, Punopals percaya bahwa inovasi kreatif akan memiliki dampak lebih besar jika dibarengi dengan kesadaran akan hak intelektual. ***

Whatsapp