BINUS Business School

Goerih Tahu Crispy: Sulap Gorengan Biasa Jadi Brand Kekinian

Theofilus Rafhael Purnama (Dok. Pribadi)

Siapa sih, yang bisa menolak gorengan? Dari pelajar sampai pekerja kantoran, hampir semua orang punya momen spesial dengan camilan sederhana ini. Nah, bayangkan kalau gorengan itu punya kulit luar crispy seperti merek restoran ayam goreng dari luar negeri. Itulah yang dilakukan Theofilus Rafhael Purnama, seorang mahasiswa BINUS Business School jurusan Business Creation. Dari ide kecil di kelas, ia berhasil mengubah sepotong tahu goreng menjadi brand dengan cita rasa unik bernama Goerih Tahu Crispy. Bagaimana kisahnya?

Awal Mula dari Kampus

Semua berawal dari ruang kelas di BINUS Business School (BBS), tepatnya jurusan S1 Business Creation. Di sana, Theo didorong untuk menciptakan bisnis nyata sebagai bagian dari pembelajaran. Sambil memutar otak, dia mencari usaha yang sederhana tapi potensial. Pilihannya jatuh pada gorengan, makanan rakyat yang nyaris nggak pernah sepi peminat.

Namun dari banyak jenis gorengan, Theo akhirnya mengerucutkan pilihannya ke satu: tahu. Dari situlah lahir brand GOERIH, yang kini lebih dikenal karena punya ciri khas tepung crispy yang beda dari gorengan serupa.

Kenapa Harus Tahu?

Theo punya alasan kuat kenapa bisnisnya fokus pada tahu. Selain murah meriah dan digemari semua kalangan, tahu juga mudah dipasarkan dengan harga terjangkau. Tantangan justru datang dari bagaimana membuat produk ini lebih unik daripada brand lainnya.

Jawaban Theo ada di racikan tepung crispy buatan sendiri. Resep inilah yang jadi keunggulan kompetitif Goerih Tahu Crispy. Sensasi kriuk-nya sering bikin orang teringat tahu aci atau bahkan ayam crispy, ditambah taburan bumbu dengan berbagai varian. Ada bumbu signature bernama “Goerih”, lalu varian pedas seperti Bojrot (dengan chili oil) dan Gojrot (rasa tahu gejrot dengan sentuhan daun wansui).

Dari Event ke Outlet

Setelah lulus kuliah, bisnis ini tidak berhenti di meja tugas. Theo terus melanjutkan usahanya, ikut banyak event, dan sempat membuka outlet di Rans Nusantara Hebat, proyek kuliner yang diinisiasi Raffi Ahmad dan Kaesang Pangarep.

Empat bulan pertama berjalan mulus, tapi lama-lama penjualan menurun hingga akhirnya pusat Rans Nusantara Hebat berhenti beroperasi. Dari situ, Theo belajar satu hal penting yang kemudian diutarakannya saat wawancara: “Jangan terlalu percaya sama public figure, tapi lebih percaya suatu produk sendiri, punya tempat sendiri, lalu kita bisa berkembang ke yang lain.”

Kini, Tahu Goerih banyak hadir di event-event sekolah dan kampus, juga mengincar pekerja kantoran yang suka camilan cepat saji tapi tetap nikmat.

Belajar dari Business Creation

Theo mengakui jurusan Business Creation di BBS sangat berpengaruh dalam membentuk mental dan cara berpikirnya sebagai entrepreneur. Teori dan praktik yang seimbang, plus bimbingan dosen yang berpengalaman, membuatnya lebih siap menghadapi dunia bisnis yang nyata.

Dosen-dosen seperti Pak Miko dan Pak Yossa Setiadi, kata Theo, sering memberi contoh-contoh konkret dan koneksi nyata, sehingga ilmunya langsung bisa diterapkan di lapangan. Dari situ, Theo belajar bahwa teori bisnis bisa menjadi pegangan penting ketika menjalankan usaha sehari-hari.

Tantangan dan Mimpi Besar

Meski sudah punya ciri khas, Goerih tetap menghadapi tantangan. Salah satunya, soal pasokan bahan baku. Saat ini, tahu yang dipakai masih dipasok dari pabrik, sehingga kualitas kadang tidak konsisten. Ke depan, Theo berencana membuat pabrik tahu sendiri agar bisa menjaga standar rasa sekaligus menambah nilai jual ketika mengembangkan franchise.

Setelah punya beberapa cabang yang stabil secara finansial, Goerih akan dikembangkan menjadi franchise yang bisa lebih luas jangkauannya.

Pesan untuk Generasi Bisnis Berikutnya

Untuk adik-adik di Business Creation atau siapa pun yang ingin memulai bisnis, Theo punya pesan sederhana: “Untuk bisnis, pertama coba dulu. Kalau punya bisnis, pertama lakuin dulu. Nggak harus mahal, bisa coba-coba yang murah, jangan malu. Ketika mencoba hal yang mudah, dari mencoba hal tersebut kita berani melakukan hal-hal yang lebih dari itu.”

Theo sendiri merintis Goerih dari nol, tanpa gerobak, sampai akhirnya punya gerobak sendiri dan terus berkembang. Dari proses itu dia belajar bahwa keberanian memulai jauh lebih penting daripada sekadar merencanakan.

Goerih adalah bukti bahwa ide sederhana, jika dieksekusi dengan konsisten dan penuh inovasi, bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Dari kampus hingga dunia nyata, Theo berhasil membawa tahu goreng naik kelas: tetap sederhana, tapi dengan sentuhan rasa yang tak bisa dilupakan.

Kamu juga ingin membuat bisnis sendiri yang sukses sebagaimana Theo? Yuk, belajar semua ilmu penting di dunia bisnis langsung dari ahlinya dengan ikutan program Business Creation di BINUS Business School! ***

Whatsapp