BINUS Business School

Kisah Naomi & Shanelle: Bangun Brand Fashion Sejak di Kampus

Ketika mendengar nama BINUS, sebagian besar orang langsung terbayang kampus teknologi dengan reputasi kuat di bidang IT. Namun ternyata, dari kampus yang sama juga lahir para entrepreneur muda berbakat di industri kreatif. Salah satunya Naomi Hilya dan Shanelle Callista Hendra, mahasiswa semester tujuh jurusan Fashion Design BINUS University, yang sudah berani meluncurkan fashion brand mereka sendiri bernama SANANE ketika masih berkuliah. Seperti apa perjalanan mereka?

Awal Mula Fashion Brand SANANE

Cerita SANANE dimulai dari sebuah tugas kuliah. Alih-alih sekadar menyelesaikan untuk nilai, keduanya justru menyeriusi ide tersebut dan menjadikannya sebuah brand siap pakai. 

“Awalnya untuk tugas sustainability, kita bikin clutch dari recycled denim,” cerita Naomi. “Di awal kita masih coba-coba, termasuk dengan produk sustainable. Tapi setelah tes pasar, ternyata yang lebih jalan justru ready to wear ini. Walaupun akhirnya SANANE berkembang menjadi merek yang ready to wear, kami tetap berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam setiap langkah ke depannya, termasuk nilai-nilai sustainability.” 

Bagi Naomi dan Shanelle, keputusan untuk memilih jalur Entrepreneurship Track jadi titik balik. Awalnya, mereka sempat mempertimbangkan magang di rumah mode atau jadi asisten desainer. Namun setelah merasakan kelas-kelas kewirausahaan, termasuk seminar dan bimbingan mingguan, mereka mantap untuk melangkah lebih jauh.

Dengan adanya mentoring intensif, mahasiswa bisa menguji ide bisnis sejak dini dan belajar menghadapi realita pasar. Bagi BINUS University, inilah bentuk nyata dukungan agar mahasiswa tak hanya jadi pekerja, tapi juga pencipta lapangan kerja.

Unik Karena Detail Payet dan Pemberdayaan Perempuan

SANANE hadir dengan identitas jelas, yaitu tank top kasual yang dipermanis dengan aplikasi payet berwarna-warni. Tren tank top memang sudah ramai di media sosial, tapi keduanya melihat celah khusus di Jakarta. 

“Kalau polosan aja kan boring, jadi kita tambahin elemen-elemen ini biar tetap casual, tapi ada sesuatu yang beda,” jelas Shanelle.

Selain koleksi payet, SANANE juga punya basic collection dengan desain multifungsi. Ada model cascade yang bisa dipakai sebagai dress atau atasan, serta koleksi dengan detail karet di bagian belakang agar lebih nyaman untuk berbagai bentuk tubuh. Warna-warna dasar seperti hitam dan putih jadi pilihan utama, sehingga koleksi ini fleksibel untuk di-mix and match.

Hal menarik lainnya, SANANE tidak hanya fokus pada desain. Justru, mereka juga menyoroti pemberdayaan. Produksinya melibatkan ibu-ibu rumah tangga yang bisa bekerja dari rumah tanpa meninggalkan peran utama mereka. Hal ini sejalan dengan semangat banyak fashion brand masa kini yang menekankan nilai keberlanjutan dan komunitas.

“Kita pengin ibu-ibu daerah bisa tetap punya penghasilan meskipun kerjanya dari rumah,” kata Naomi.

Belum Lulus, Sudah Produksi Massal

Kini, SANANE sudah mulai dikenal lewat Instagram dan TikTok, dengan pemesanan dilakukan via direct message. Mereka juga sedang mempersiapkan toko resmi di platform e-commerce tanah air agar bisa menjangkau pasar lebih luas. “Kadang orang masih nganggep fashion design itu cuma soal bikin baju cantik. Padahal kita juga belajar bagaimana menjual, memasarkan, sampai membangun brand,” jelas Shanelle.

Apa langkah SANANE selanjutnya? Keduanya tak mau berhenti di tank top saja. Mereka sudah menyiapkan rencana untuk mengeksplor bahan dan model lain, namun tetap dengan sentuhan khas yang mereka bangun sejak awal. “Yang penting brand ini selalu punya karakter, tapi fleksibel mengikuti kebutuhan pasar,” kata Naomi.

Sunday Space Market: Panggung Bergengsi

Kerja keras pada akhirnya membuahkan hasil. SANANE sukses menembus kurasi ketat Sunday Space Market, sebuah event fashion dan lifestyle populer di Jakarta. Ajang yang digelar di The Brickhall, Fatmawati pada 13-14 September 2025 ini bukan sekadar bazar biasa. Sebab, hanya brand terpilih dengan konsep dan kualitas kuat yang bisa ikut serta.

Bagi Naomi dan Shanelle, kesempatan ini jadi validasi bahwa karya mereka punya tempat di pasar. “Kita pengin lihat gimana respon orang terhadap motif-motif baru. Kalau banyak yang suka, bisa jadi kita launch koleksi berikutnya,” ujar mereka.

SANANE adalah satu dari sekian banyak contoh lahirnya entrepreneur muda dari lingkungan kampus. Dengan berbagai program enrichment dan track khusus entrepreneurship, BINUS membuka ruang bagi mahasiswanya untuk bereksperimen dan tumbuh sebagai pengusaha.

Naomi dan Shanelle membuktikan bahwa passion bisa bertemu dengan peluang, lalu melahirkan sesuatu yang lebih besar dari sekadar tugas kuliah. Dari sebuah ide sederhana, lahirlah SANANE, fashion brand yang kini berdiri di tengah sorotan event besar dan pasar Jakarta. ***

Whatsapp