BINUS Business School

Extrovert Economy: Bagaimana Kepribadian Mempengaruhi Pendapatan Seseorang

 

Dalam dunia kerja kompetitif, banyak faktor mempengaruhi pendapatan seseorang. Salah satu faktor yang kerap terlewatkan adalah kepribadian. Di antara berbagai tipe kepribadian, individu ekstrovert sering dianggap memiliki keunggulan dalam hal pendapatan dan kesuksesan karir. 

Istilah “Extrovert Economy” mencerminkan bagaimana kepribadian ekstrovert dapat mempengaruhi peluang ekonomi dan pendapatan seseorang. Seperti apa kepribadian ekstrovert dalam dunia kerja dan bagaimana hal tersebut dapat meningkatkan peluang ekonomi mereka? Simak penjelasan berikut.

Kepribadian Ekstrovert dan Dunia Kerja

Ekstrovert adalah individu yang cenderung energik, suka berinteraksi dengan orang lain, dan merasa nyaman berada di lingkungan sosial. Mereka biasanya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mudah membangun jaringan sosial. 

Kemampuan ini jelas berharga di tempat kerja, terutama di bidang yang memerlukan banyak interaksi dengan orang lain. Misalnya, penjualan, pemasaran, hubungan masyarakat, dan manajemen.

Penelitian menunjukkan bahwa mereka dengan kondisi finansial terbaik umumnya mempunyai penyesuaian diri yang baik, tidak terlalu neurotik, dan lebih ekstrovert. Mereka juga mau mengambil sebagian risiko, tetapi menghindari mengambil lebih banyak risiko.

Profil tersebut mendukung kesuksesan individu ekstrovert dalam pekerjaan, terutama yang membutuhkan banyak interaksi sosial. Mereka lebih mudah memperoleh promosi karena kemampuan membangun hubungan yang kuat dengan rekan kerja dan atasan. 

Selain itu, ekstrovert cenderung percaya diri dalam menghadapi situasi baru dan tantangan. Tentu saja ini merupakan kualitas penting yang harus dimiliki seseorang untuk mengejar peluang karir lebih baik.

Jaringan Sosial dan Kesempatan Karir

Keuntungan lain memiliki kepribadian ekstrovert adalah kemampuan membangun jaringan sosial yang luas. Jaringan sosial demikian dapat membuka berbagai pintu yang memperbesar peluang karir dan bisnis. 

Misalnya, memiliki koneksi di industri tertentu dapat membantu seseorang memperoleh informasi lowongan pekerjaan yang tidak diumumkan secara publik. Bahkan, jalur pertemanan atau koneksi seperti ini mempermudah seseorang mendapat rekomendasi kuat dari orang dalam perusahaan.

Dalam konteks “Extrovert Economy,” individu ekstrovert lebih sering terlibat dalam kegiatan networking, seperti menghadiri konferensi, seminar, dan acara sosial lainnya. Keterlibatan aktif ini tentu makin memperluas jaringan sosial, sekaligus meningkatkan visibilitas mereka di mata atasan dan kolega. 

Hal-hal demikian yang memperbesar kesempatan mereka memperoleh promosi, kenaikan gaji, hingga peluang karier menarik lainnya. Jadi, menjadi extrovert berpengaruh besar pada perjalanan karier seseorang, meski tetap harus didukung oleh kerja keras dan keterampilan yang mumpuni.

Komunikasi dan Negosiasi

Lantas, apa aspek kunci kepribadian ekstrovert yang dapat kita tiru?

Jawabannya ada pada kemampuan komunikasi yang baik. Dalam dunia bisnis, kemampuan menyampaikan ide dengan jelas dan persuasif jelas penting. Ekstrovert cenderung lebih nyaman berbicara di depan umum dan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Hal ini membuat mereka lebih efektif dalam presentasi dan negosiasi.

Dalam negosiasi gaji, misalnya, ekstrovert cenderung lebih yakin dan asertif dalam mengajukan permintaan kenaikan gaji atau tunjangan. Mereka mampu menegosiasikan kesepakatan yang menguntungkan bagi dirinya. Langkah ini juga didukung kemampuan mereka berkomunikasi secara efektif dan mempertahankan argumen dengan penuh percaya diri.

Tantangan Bagi Introvert

Pertanyaannya, apakah kesuksesan tidak berlaku bagi para introvert? Tentu saja tidak karena di balik sifat pendiam dan ketenangan orang introvert, tersimpan kemampuan yang sama luar biasanya.

Orang introvert memberikan kontribusi yang terukur terhadap diskusi. Sebelum mengambil keputusan mereka akan mempertimbangkan masak-masak dan terus beradaptasi secara bertahap. Mereka mempertahankan jaringan yang lebih kecil yang mampu mendukung 100% dalam banyak hal.

Hanya saja dalam konteks “Extrovert Economy,” individu introvert perlu bekerja lebih keras dalam menghadapi beberapa tantangan. Misalnya, mereka perlu melatih kemampuan komunikasi dan keterampilan networking agar dapat bersaing dengan rekan kerja ekstrovert. 

Di sisi lain, perusahaan juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang menghargai berbagai tipe kepribadian. Artinya, promosi dan peluang karier lain diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras karyawan, bukan karena kepribadiannya semata. Tentu ini menciptakan kesempatan yang setara bagi semua karyawan.

Extrovert Economy menunjukkan bagaimana kepribadian berperan signifikan dalam pendapatan dan kesuksesan karier. Meski begitu, semua individu sama-sama memiliki kesempatan untuk sukses sepanjang mau bekerja keras dan terus meningkatkan keterampilan diri untuk mengatasi berbagai tantangan dunia kerja.

Tertarik mempelajari lebih dalam berbagai isu ekonomi serta mengaplikasikannya dalam pengelolaan bisnis? Daftarkan diri di BINUS BUSINESS SCHOOL sekarang untuk mempelajari langsung dari para ahli dan profesional di bidangnya.

Whatsapp