YOLO! Siap Dana Pensiun Selagi Muda
Pensiun adalah masa yang pasti akan dilalui. Setiap orang pasti akan berhenti bekerja. Umumnya, di masa pensiun, orang menginginkan hidup yang tenang tanpa memikirkan banyak beban. Untuk bisa mencapai hal tersebut, tentu memerlukan banyak persiapan. Salah satu persiapan penting menghadapi usia senja adalah persiapan finansial.
Dalam Business Talk Show “The Rise of Creative Economy” Indonesia Business Outlook 2022 BINUS Business School, Agus Helly membagikan tips untuk mempersiapkan dana pensiun di usia muda. Alumni program Magister Management Blended Learning BINUS BUSINESS SCHOOL ini merupakan seorang certified financial planner, Islamic financial planner, sekaligus founder NGOPI PINTAR. Apa saja yang harus disiapkan generasi muda agar memiliki dana pensiun yang cukup?
Fakta dan realita tentang pensiun
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 78,27% penduduk lanjut usia pada 2020 ditopang oleh anggota rumah tangga yang masih bekerja. Ini menunjukkan bahwa generasi sandwich merupakan isu sosial yang masih belum terselesaikan di Indonesia.
Di samping itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia juga mencatat bahwa hingga akhir 2018, hanya 3,57% dari kurang lebih 130 juta pekerja di Indonesia yang mengikuti program dana pensiun. Itu artinya, hanya ada sekitar 4.63 juta pekerja yang memiliki dana pensiun. Bahkan setelah didata, mayoritas pensiunan pegawai negeri di Indonesia tidak siap secara finansial untuk menghadapi masa pensiunnya.
YOLO! Milenial dan persiapan pensiun
Sayangnya, generasi muda masih beranggapan bahwa waktu untuk mengumpulkan dana pensiun masih sangat panjang. Mereka kebanyakan menganut prinsip, “YOLO, you only live once!”. Akhirnya, uang yang mereka miliki pun habis untuk kebutuhan konsumtif.
Generasi milenial cenderung lebih senang menghabiskan uang mereka untuk mendapatkan pengalaman tertentu, entah itu traveling atau sekadar café hopping untuk mencicipi aneka minuman kekinian. Mereka merasa masih muda dan tidak perlu buru-buru menyiapkan pensiun. Akibatnya, mereka tidak punya persiapan yang cukup untuk menghadapi masa pensiun.
Padahal jika dilihat dari sudut pandang lain, prinsip YOLO bisa punya makna lain. Hidup hanya satu kali, maka harus dimanfaatkan dengan baik. Waktu berjalan sangat cepat, sebisa mungkin dipergunakan untuk mengerjakan hal-hal bermanfaat yang berguna untuk masa pensiun nanti.
Financial goals: mimpi dan harapan
Meski begitu, generasi milenial tentu sebenarnya punya mimpi dan harapan tertentu mengenai masa senja mereka. Ada yang ingin memiliki properti tertentu, punya bisnis sendiri, bahkan lepas dari kewajiban seperti melunasi cicilan atau utang.
Sebisa mungkin, mimpi tersebut dipikirkan masak-masak. Akan lebih baik lagi jika punya penghitungan detail mengenai dana pensiun yang dibutuhkan nanti. Jangan lupa juga untuk menghitung inflasi yang jelas tidak akan bisa dihindari. Cocokkan dengan investasi yang sudah berjalan saat ini. Bisakah strategi saat ini menutup dana pensiun?
Take action!
Semua rencana tidak akan ada artinya jika tidak dijalankan. Agus menyarankan generasi muda untuk segera take action dalam menyiapkan dana pensiun. Mereka bisa mulai dengan menyusun strategi untuk segera dijalankan, di antaranya:
- Menyiapkan dana abadi. Berinvestasi dengan imbal hasil yang sesuai dengan kebutuhan pensiun.
- Sisihkan pendapatan, bukan sisakan. Buat pos-pos pengeluaran sehingga tiap mendapatkan gaji bisa dialokasikan dengan baik.
- Disiplin dengan Dollar Cost Averaging atau DCA.
- Perhitungkan power of compound interest (time value of money).
Hal ini bisa dimulai dengan menyisihkan minimal 10% pendapatan secara rutin. Kemudian, kenali profil risiko. Hal ini akan membantu untuk menentukan instrumen investasi yang cocok. Entah itu reksadana, saham, peer to peer lending, atau bisa juga equity crowdfunding. Pelajari berbagai kemungkinan untuk mengetahui peluang yang lebih besar.
Menyiapkan dana pensiun bukanlah hal mustahil bagi generasi milenial maupun zilenial. Kuncinya terletak pada kedisiplinan diri. Selalu kelola pendapatan dengan bijak dan jangan tergiur dengan gaya hidup konsumtif. Sebab, masih banyak generasi muda yang cenderung menghabiskan uang mereka untuk kebutuhan yang sebenarnya tidak terlalu berkontribusi terhadap masa pensiun.
Jangan ragu untuk mencari tahu lebih banyak lagi seputar masa pensiun. Investasikan penghasilan pada hal-hal yang bermanfaat, termasuk untuk pendidikan.