UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Menurut Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, pada tahun 2025, UMKM di Indonesia mencapai sebanyak 65,5 juta yang membuat UMKM menyumbang sebanyak 61,9% terhadap Produk Domestik Bruto ( PDB ) dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja nasional. Walau begitu, berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, per 30 Januari 2025, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional hanya sekitar 15,7% dari total ekspor nasional. Berdasarkan angka itu saja bisa kita lihat seberapa rendah kontribusi UMKM walaupun memiliki peran yang sangat signifikan, namun masih terdapat kesenjangan dalam daya saing, akses pasar, kualitas produk, serta pemanfaatan teknologi dan digitalisasi.

Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam membantu dan mendorong UMKM untuk melakukan ekspor barang jual, salah satu contohnya yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang pada acara Trade Expo Indonesia 2025 tanggal 15-19 Oktober 2025. Dimana Dinas Perdagangan Kota Semarang membawa 15 UMKM unggulan Kota Semarang yang berpartisipasi dalam acara Trade Expo Indonesia 2025 dengan menampilkan beragam produk batik, tas, sepatu, cendera mata, furnitur khas Semarang.

 

Pada tanggal 17 Oktober 2025, kami melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi, Siti Arkunah sebagai perwakilan dari Dinas Perdagangan Kota Semarang. Berdasarkan wawancara yang kami lakukan dengan Ibu Siti Arkunah, Dinas Perdagangan Kota Semarang telah membantu beberapa UMKM yang dibawa dan dibina oleh pemerintah untuk melakukan ekspor. Beberapa diantaranya adalah Deqipaz dan Wastra Batik yang telah menandatangani MoU dengan New Zealand sebesar 19,365 USD, serta Surya Java Furnindo bersama Jerman sebesar 36,720 USD melalui acara Trade Expo Indonesia 2025 ini. Selain itu, pada acara Trade Expo Indonesia tahun lalu Dinas Perdagangan Kota Semarang juga berhasil membawa UMKM binaannya untuk melakukan ekspor ke Hongkong berupa produk minuman rempah-rempah.

 

Selain itu, 15 UMKM binaan Dinas Perdagangan Kota Semarang telah disiapkan oleh pemerintah untuk mengikuti Trade Expo Indonesia. Dari Dinas Perdagangan Kota Semarang sendiri telah melakukan pembinaan dalam segi pengembangan produk, perizinan, dan legalitas barang. Dinas Perdagangan Kota Semarang pun juga telah melaksanakan pelatihan untuk sertifikasi ekspor bagi UMKM yang dibina mereka sebelumnya dan disertakan oleh pemerintah untuk mengikuti kegiatan business matching pada Bali International Business Connect (BIBC) sehingga para UMKM binaan dapat bernegosiasi dan melakukan deal dengan calon pembeli di Trade Expo Indonesia.

Meskipun pemerintah sudah berusaha memberikan pelatihan untuk membantu UMKM mengatasi berbagai kendala. Namun berdasarkan observasi kami kemarin, kami melihat masih banyak UMKM yang belum memaksimalkan peluang digital. Beberapa dari mereka terlihat belum terlalu “melek digital”, terutama dalam hal pemasaran. Contohnya, masih ada yang belum aktif menggunakan sosial media seperti Instagram untuk melakukan promosi. Padahal platform seperti itu bisa menjadi cara efektif untuk menjangkau lebih banyak pembeli.

Ditulis oleh:

Kylla Kirsten Jonathan – 2602146090

Vanka Adinda Wahyudi – 2602119732

 

Referensi:

Institute.ojk.go.id. (2025, 9 September). UMKM Mendunia: Strategi Peningkatan Skala Bisnis Menembus Pasar Nasional dan Internasional. https://institute.ojk.go.id/ojk-institute/id/capacitybuilding/upcoming/4941/umkm-mendunia-strategi-peningkatan-skala-bisnis-menembus-pasar-nasional-dan-internasional.

Ekon.go.id. (2025, 30 Januari). Pemerintah Dorong UMKM Naik Kelas, Tingkatkan Kontribusi terhadap Ekspor Indonesia. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/6152/pemerintah-dorong-umkm-naik-kelas-tingkatkan-kontribusi-terhadap-ekspor-indonesia