Mengapa Swasembada Energi Penting?

Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat esensial untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Hampir semua aktivitas dasar, seperti memasak, menerangi ruangan, dan mengoperasikan perangkat elektronik, tidak dapat dipisahkan dari penggunaan energi. Energi juga digunakan untuk dapat menjalankan kendaraan dan mesin-mesin pabrik, sehingga mereka dapat melakukan kegiatan produksi dan dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian di suatu negara.

Indonesia merupakan negara yang besar, tentulah permintaan dari sektor energi kita juga besar, Masalahnya, selama ini Indonesia kerap kali melakukan impor energi dari negara lain. Menurut laman web kementerian ESDM, dikatakan bahwa Indonesia sejak 2008 sudah resmi menjadi net importir. Hal ini sangat merugikan Indonesia, terbukti bahwa setiap tahunya, menurut menteri ESDM yaitu Bahlil Lahadalia, Indonesia perlu menyediakan anggaran kurang lebih 450 Triliun untuk melakukan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Migas.

Maka dari itu, Indonesia perlu untuk mengurangi impor energi fosil tersebut, agar tidak terus-menerus menggerus dan membebani APBN negara kita, Juga apabila kita terlalu bergantung pada impor, mau tidak mau kita harus mengikuti harga minyak dunia dan menjadikan Indonesia terlalu bergantung, dan tidak berdikari. lantas bagaimana caranya agar impor Minyak dan gas kita berkurang, tetapi kita tetap dapat memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri? Dan juga bagaimana kita dapat menjamin ketahanan energi nasional?

Potensi Besar Energi Terbarukan di Indonesia

Selama ini Indonesia masih lebih bergantung pada sumber energi yang berbasis fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan gas, sumber energi semacam ini bukan hanya terbatas supply nya tetapi juga tidak sustainable. Padahal sebetulnya Indonesia memiliki potensi yang sangat besar disektor energi terbarukan atau renewable energy. Lantas apa itu renewable energy?

Menurut United Nation, “Renewable energy is energy derived from natural sources that are replenished at a higher rate than they are consumed” – dari pengertian tersebut kita dapat memahami bahwa energi terbarukan tetap berasal dari alam, namun terdapat perbedaan yang dijelaskan di sana bahwa sumber energi tersebut haruslah dapat diperbaharui lebih cepat dari penggunaannya, kalimat itu juga dapat berarti bahwa sumber energi harus terus tersedia dan tidak habis walaupun digunakan berulang-ulang.

Dari pengertian di atas, kita dapat melihat bahwa sebetulnya Indonesia dapat dikatakan melimpah di dalam hal sumber daya energi terbarukan tersebut. Lantas apa saja sumber energi yang kita punya di Indonesia? Dan seberapa besar potensinya?

(Source: https://sunenergy.id/blog/apa-saja-keuntungan-menggunakan-panel-surya)

(Source: https://sunenergy.id/blog/apa-saja-keuntungan-menggunakan-panel-surya)

  • Tenaga surya

Yang pertama adalah energi surya, pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi baru terbarukan masih sangat perlu ditingkatkan lagi di Indonesia. Padahal kita berada di posisi yang sangat strategis secara geografis, negara kita dilewati oleh garis katulistiwa, yang artinya Indonesia memiliki keistimewaan dibanding negara-negara lainnya, yaitu kita beriklim tropis dan Indonesia akan mendapat sinar matahari secara terus-menerus  sepanjang tahun.

Cahaya matahari yang kita dapat di Indonesia, dapat dikonfersi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya / fotovoltaik. Tapi sayangnya kita belum menggunakan potensi tersebut dengan sepenuhnya. Dalam ajang Indonesia Solar Summit 2023 pada Rabu (26/7), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi surya lebih dari 3.200 Giga Watt (GW). Namun, pemanfaatannya hingga saat ini baru mencapai sekitar 200 Mega Watt (MW). Ini berarti kita masih memiliki ruang yang besar untuk dapat mengembangkan energi di sektor ini kedepannya.

  • Tenaga angin

Untuk memperoleh energi listrik yang dihasilkan dari angin, kita memerlukan turbin berukuran besar, yang mana kemudian turbin ini digerakan oleh angin sehingga menghasilkan energi kinetik yang kemudian dikonversi menjadi listrik. Indonesia sudah memiliki pembangkit listrik yang menggunakan  tenaga angin, hal ini dibuktikan dengan beberapa PLTB (Pembangkit listrik tenaga bayu) yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, yaitu PLTB Sidrap di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, dan PLTB Tanah Laut di Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Ketiga PLTB ini berkontribusi dalam pemanfaatan energi angin sebagai sumber listrik yang berkelanjutan di Indonesia. Indonesia memiliki potensi energi angin yang mencapai 60,6 GW. Wilayah yang dianggap paling potensial untuk pengembangan energi ini terutama terletak di bagian timur Indonesia, seperti Papua, Maluku, dan Sulawesi Selatan, yang memiliki kondisi angin yang mendukung untuk pembangkitan listrik tenaga bayu.

  • Panas bumi

Bukan hanya secara geografis Indonesia diuntungkan, tetapi juga secara geologis kita diuntungkan. Indonesia berada pada posisi yang strategis, karena kita berada pada pertemuan tiga  lempeng tektonik yang besar, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng Pasifik, ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung api aktif, selain itu kita, memiliki potensi panas bumi yang sangat besar.

Panas bumi atau geothermal ini memanfaatkan energy thermal / panas yang berasal dari bumi bagian dalam, yang kemudian panas diekstraksi dari reservoir panas bumi menggunakan sumur atau metode lainnya. Indonesia merupakan negara dengan dengan cadangan panas bumi yang besar, bahkan dikatakan bahwa 40 persen cadangan panas bumi dunia berada di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi panas bumi yang mencapai 24.000 megawatt (MW). Namun, hingga saat ini, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang telah terpasang baru sekitar 2.373 MW, yang berarti pemanfaatannya masih kurang dari potensi maksimal yang tersedia.

(Source: https://solum.id/cleantech/serba-serbi-pembangkit-listrik-tenaga-air-plta/)

  • Tenaga air

Sumber energy tenaga air / hidro sebetulnya sudah lumayan marak di Indoneisa, tetapi kita belum memaksimalkan potensi yang ada. Dengan memanfaatkan tekanan gaya grafitasi dari air, kita dapat memperoleh energy listrik dari air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, kemudian melalui turbin, dapat menciptakan energi kinetic, Yang biasanya didapat dari reservoir atau sungai. Di Indonesia sendiri, mengutip dari Tempo, kita memiliki 162 unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dari total tersebut, PLTA Cirata merupakan PLTA terbesar, yang terletak di lokasi strategis yang menjadi pertemuan tiga jalur utama transportasi, yakni Jakarta, Bandung, dan Cirebon, serta berada di wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Juni 2024, kapasitas energi terbarukan yang telah terealisasi mencapai 13.781 megawatt (MW). Sumber energi terbesar berasal dari tenaga air, yang menyumbang 6.697 MW.

  • Bioenergy

Bioenergy dihasilkan dari material alami yang dapat ditemukan secara natural, sering juga disebut sebagai biomassa. Sebetulnya cakupan dari biomasa ini sangat luas dan bisa berbagai jenis, yang termasuk biomasa yaitu seperti limbah organik, kayu, arang dan juga dari tanaman atau buah dari tanaman. Biomassa ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan listrik, dikutip dari kementrian ESDM Indonesia memiliki potensi biomassa sebagai sumber bioenergi yang sangat besar, dengan kapasitas setara 56,97 GW listrik. Pada tahun 2060, Indonesia berencana membangun lebih dari 700 GW pembangkit energi terbarukan, di mana sekitar 60 GW akan berasal dari pembangkit listrik berbasis bioenergi.

Indonesia juga sedang mengusahakan penggunaan biosolar, berupa campuran minyak nabati sawit pada minyak solar, saat ini presentase penggunaan minyak sawit pada solar sudah mencapai 40 persen, atau biasa disebut B40. Dengan menggunakan bahan bakar Bio solar ini dapat membawa dampak positif, karena ada pengurangan penggunaan bahan bakar fosil yang mana, bahan bakar fosil menghasilkan lebih banyak emisi karbon dari pada biosolar. Selain itu jikalau kita berhasil memproduksi biosolar dengan jumlah yang besar dengan memanfaatkan sawit dalam negri, maka kita dapat menekan impor bbm, dan sehingga kita dapat menyelamatkan banyak devisa negara.

Solusi untuk Mewujudkan Swasembada Energi

Kita sudah mengerti sekarang bagaimana sebetulnya potensi besar yang dimiliki oleh negara kita dalam hal energi terbarukan yang dapat kita menfaatkan sebagai penunjang untuk mencapai swasembada energi apabila kita berhasil memaksimalakan potensi dari masing-masing sumber energi tersebut. Walau demikian, dalam perjalanannya tentu banyak penghalang seperti regulasi, minimnya minat investor dalam berinvestasi di sektor energi terbarukan dan lain-lain. Maka menurut penulis, perlu adanya keseriusan pemerintah dalam mendukung transisi energi konvensional, ke energi terbarukan, misalnya dengan memberikan insentif kepada pihak swasta yang mau ikut berinvestasi di sektor ini, karena tanpa adanya sinergi antara sektor swasta, akan lebih sulit bagi pemerintah untuk sendirian mendorong penggunaan EBT ini, setidaknya akan lebih lama dalam mencapai swasembada energi. Apalagi Indonesia sudah berkomitmen untuk mencapai Net zero emissions pada tahun 2060, maka perlu sinergi dari semua pihak, agar Indonesia dapat mewujudkan energi bersih dan bisa berswasembada energi.

Referensi:

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (n.d.). Pemerintah optimistis swasembada energi dapat terwujud. Diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/pemerintah-optimistis-swasembada-energi-dapat-terwujud

Kompas.id. (2024, Oktober 21). Tantangan swasembada energi era Prabowo: Apa saja? Diakses dari https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2024/10/21/tantangan-swasembada-energi-era-prabowo-apa-saja

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (n.d.). Listrik: Kebutuhan pokok yang harus dijaga volume, kualitas, dan kesinambungannya. Diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/listrik-kebutuhan-pokok-yang-harus-dijaga-volume-kualitas-dan-kesinambungannya

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (n.d.). Impor BBM: Kok masih merasa kaya migas. Diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/impor-bbm-kok-masih-merasa-kaya-migas

United Nations. (n.d.). What is renewable energy? Diakses dari https://www.un.org/en/climatechange/what-is-renewable-energy

Kompas.id. (2023, November 6). Potensi melimpah panas bumi yang belum dipanaskan. Diakses dari https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/11/06/potensi-melimpah-panas-bumi-yang-belum-dipanaskan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (n.d.). Punya potensi pasar besar, penggiat PLTS di Indonesia diminta tak keluar gelanggang. Diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/punya-potensi-pasar-besar-penggiat-plts-di-indonesia-diminta-tak-keluar-gelanggang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (n.d.). PLTB Sidrap: Pembangkit listrik angin terbesar di Indonesia. Diakses dari https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/direktorat-jenderal-ebtke/pltb-sidrap-pembangkit-listrik-angin-terbesar-di-indonesia

Tempo.co. (n.d.). 10 PLTA terbesar di Indonesia, mana yang pertama? Diakses dari https://www.tempo.co/ekonomi/10-plta-terbesar-di-indonesia-mana-yang-pertama–137637

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (n.d.). Jelang implementasi B40 di 2025, Wamen ESDM pantau kesiapan kilang Pertamina. Diakses dari https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/jelang-implementasi-b40-di-2025-wamen-esdm-pantau-kesiapan-kilang-pertamina