(Gerbang utama Keimyung University)

Cerita dari Daegu, Korea Selatan.

Di semester delapan melalui sebuah kesempatan yang tiba-tiba, aku berangkat ke Daegu, Korea Selatan untuk satu semester program pertukaran pelajar di bawah program AIMS (Asian International Mobility Scholarship for Student) ke Keimyung University. Bisa dibilang ini adalah program beasiswa yang juga ada karena BINUS adalah partner university.

Selama dua bulan berjalan ini, jadi AIMS Student bikin aku selalu mendapat kegiatan yang bersifat spesial hanya untuk AIMS Students. International Office di sini, memang mengadakan program atau acara yang terbuka untuk semua mahasiswa pertukaran pelajar. Tapi, yang bikin beda adalah ada program yang betul-betul dikhususkan untuk kita. Seperti kelas bahasa, field trip sebanyak dua kali, business trip (kunjungan ke perusahaan di Korea), acara kumpul-kumpul dengan AIMS Students yang sebetulnya isinya banyak tentang sharing budaya dan makan aja. Hal-hal yang gak jauh dari fun dan tentunya selalu berhasil bikin sudut pandang baru dan informasi baru datang ke kepala.

Pelajaran di kelas disediakan dalam opsi bahasa yang berbeda. Ada Korea dan English. Untuk dua mata kuliah yang bersifat Business Related, tentu aku ambil yang dalam Bahasa Inggris. Karena jujur, gak berani ambil risiko, Bahasa Koreaku, masih di basic level. Tapi, untuk kelas Bahasa Korea di luar AIMS, kelas yang berjalan di kelas disampaikan 97% dalam Bahasa Korea.

(Ruang kelas di Keimyung University untuk mata kuliah Organizational Behavior – Business Administration Faculty)

Aku juga berkesempatan untuk bekerja di sini. Setiap Sabtu pagi, Keimyung University punya kelas Bahasa Inggris dan budaya Internasional untuk anak-anak sekolah dasar dan anak-anak sekolah menengah pertama. Dari sekian banyak yang mendaftar dan dengan latar negara masing-masing (ngomong-ngomong, mahasiswa pertukaran pelajar yang mendominasi itu dari Eropa, Jepang, dan China) hanya 6 orang mahasiswa Internasional yang diterima dan aku sangat berbangga dengan itu karena bisa jadi perwakilan dari Indonesia. Hal itu pun aku jadikan kesempatan untuk sharing langsung tentang Indonesia dengan anak-anak. Oh iya, para guru di program ini juga digaji cukup besar (buat aku) di setiap pertemuannya dan belum termasuk makan siang dan jajan yang kita dapat di setiap hari kerja. Mungkin itu juga yang jadi alasan kenapa peminatnya tinggi.

Dari program ini, koneksiku meluas. Aku jadi punya temen dari Hungaria, Amerika Serikat, Filipina, Spanyol, Perancis, Jerman, masih banyak lagi dan yang paling pasti adalah temen dari Korea yang membuat aku sering melatih kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Korea aku. Bahkan, roommate aku orang Jepang dan kita ngobrol pakai Bahasa Korea di kamar.

(Ini kami, tiga perwakilan BINUS University untuk AIMS program dan teman-teman AIMS lainnya dari Filipina)

Baca ulang, sedikit cerita yang bisa kubagi di atas beneran bikin aku semakin sadar. Kalau bukan karena BINUS punya partnership dengan Keimyung University melalui program AIMS, semua yang tertulis di atas mungkin cuma akan jadi angan kelabu di dalam otak sepanjang masa.

Jadi, terima kasih BINUS untuk perannya dalam perwujudan semua ini!!

Sheny Khairunnisa, International Business Management Student, BINUS University