Alur Material Dalam Operasional Pergudangan
Ditulis ulang: Dony Saputra MM, MKom
Bartholdi dan Hackman (2014), menyatakan bahwa proses operasional pergudangan, adalah menyimpan, menyusun ulang dan memperpendek lead time, membawa fungsi pergudangan menjadi sangat rumit dan kompleks. Proses alur material dalam pergudangan dapat dideskripsikan menjadi enam aktivitas utama yaitu receiving, put away, storage, picking,packing dan shipping. Namun seiring kondisi yang menjadi rumit, memberikan penambahan aktivitas dalam alur material seperti, re-packing dan produksi perakitan kembali yang disebut Ancillary Activities.
- Receiving
Merupakan penerimaan order dari pengirim, quality control, inspeksi barang dan memberikan lokasi penyimpanan tugas dan bahkan pelabelan (Paul dan Lestari, 2015). Untuk bisa menangani barang masuk, Dermaga harus tersedia untuk truk masuk atau kendaraan lain juga sebagai ruang lantai yang tersedia untuk kegiatan receiving.(Bartholdi dan Hackman, 2014)
- Put Away
Barang dipindahkan sesuai lokasi, namun penempatan barang harus dicatat maupun direkam akan jumlah dan dimana letak barang dipindahkan. Pada put away, tingkat tertinggi dalam unit penanganan gudang telah ditangani..Untuk menyingkirkan karton, seringkali penanganannya secara manual atau dengan ban berjalan.(Bartholdi dan Hackman, 2014)
- Storage
Aktivitas utama pergudangan adalah aktivitas pergudangan itu sendiri, dimana area gudang digunakan untuk penyimpanan dan alur proses receiving baik pallet, maupun produk case, bulk dan broken case. Kemudian sebagai alur put away, picking dan pengecekan.(Bartholdi dan Hackman, 2014)
- Picking
Aktivitas perpindahan produk dari gudang ke konsumen.Picking merupakan aktivitas yang selalu ada dalam setiap desain gudang. Menurut Gu et al.,(2007) dalam Bartholdi dan Hackman (2014) menyatakan bahwa pengaturan proses order picking membutuhkan organisasi dalam
Sumber: Bartholdi dan Hackman, 2014 |
pengambilan produk, dan material yang digunakan. Order picking merupakan intensif buruh atau investasi intensif tergantung material yang digunakan.Intensif buruh pada proses picking berupa banyaknya travel time (waktu perpindahan) dalam proses picking, hal ini dapat dibantu dengan penyediaan mesin seperti conveyor belt. (Bartholdi dan Hackman, 2014)
- Ancillary Activities
Aktivitas tambahan terjadi seiring adanya tren pada rantai pasokan seperti aktivitas labeling, kitting, re-packing, repairs dan assembly.Hal ini berefek pada tata gudang yang membutuhkan kapasitas dan peralatan spesial.(Tompkins et al., 2010; dalam Bartholdi dan Hackman, 2014) ketika mendeterminasi objektif pada gudang, maka aktivitas tambahan harus diterapkan.
- Packing
Bartholdi dan Hackman (2014) Setelah proses picking dan aktivitas tambahan, maka dilanjutkan dalam pengemasan produk, dimana mencangkup proses penyortiran dan pengecekan pemenuhan pesanan yang membutuhkan peralatan special maupun kapasitas ruang. Proses packing berbeda tergantung penanganan produk, misal pada pemuatan packing unit barang maka keseluruhan unit akan ditempatkan dalam satuan palet untuk proses pengiriman.
- Shipping
Aktivitas keberangkatan dalam alur material.Berupa alokasi gerbang untuk kedatangan truk atau kendaraan apapun yang digunakan untuk mengirim ke konsumen.Inspeksi ,palletizing, dan pemuatan barang kedalam angkutan untuk pengiriman. (Paul dan Lestari, 2015).
Daftar Pustaka:
Bartholdi, J. J., & Hackman, S. T. (2014). Warehouse & Distribution Science. Atlanta: Georgia Institute of Technology.
Paul, Y., & Lestari, Y. D. (2015). Managing Stock In Warehouse: A Case Study Of A Retail Industry In Jakarta. Journal Of Business and Management, 4 (7), 830-843.
Comments :