Pintu Ekspor Otomotif Terbuka ke Australia, Produsen Mobil Masih Bisu

Setelah berunding selama sembilan tahun, Indonesia-Australia akhirnya mengeskalasi level hubungan bilateral, dengan penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara (IA-CEPA) pada 4 Maret 2019. IA-CEPA memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia, antara lain dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia menjadi nol persen. Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menyebut, kesepakatan ini berpotensi meningkatkan ekspor produk otomotif, khususnya mobil listrik dan hybrid. Dalam sepuluh tahun terakhir, industri otomotif di Australia menutup pabriknya karena Australia dianggap tak menguntungkan buat produsen mobil. Untuk memenuhi kebutuhan kendaraan roda empat, selama ini Australia mengandalkan impor dari beberapa negara seperti Thailand, Jepang, China, dan India. “Dengan demikian, potensi pasar otomotif di Australia sebesar 1,1 juta sudah terbuka bagi produsen Indonesia,” tutur Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Selasa (12/3). Setelah berunding selama sembilan tahun, Indonesia-Australia akhirnya mengeskalasi level hubungan bilateral, dengan penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara (IA-CEPA) pada 4 Maret 2019.

 

IA-CEPA memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia, antara lain dihapuskannya bea masuk impor seluruh pos tarif Australia menjadi nol persen. Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menyebut, kesepakatan ini berpotensi meningkatkan ekspor produk otomotif, khususnya mobil listrik dan hybrid. Dalam sepuluh tahun terakhir, industri otomotif di Australia menutup pabriknya karena Australia dianggap tak menguntungkan buat produsen mobil. Untuk memenuhi kebutuhan kendaraan roda empat, selama ini Australia mengandalkan impor dari beberapa negara seperti Thailand, Jepang, China, dan India. “Dengan demikian, potensi pasar otomotif di Australia sebesar 1,1 juta sudah terbuka bagi produsen Indonesia,” tutur Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Selasa (12/3). Sementara Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sampai berita ini tayang, belum merespons. Sementara Nissan Motor Indonesia (NMI) mengaku belum memiliki informasi yang bisa disampaikan terkait hal tersebut saat ini.

 

Lalu PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), yang juga sudah pernah menjamah pasar Australia lewat produknya APV, belum juga mau memberikan konfirmasinya.

MEL-SCH