Kurs terhadap perekonomian Indonesia
a) Naiknya kurs Dollar Amerika Serikat mempengaruhi perekonomian ekspo-impor di Indonesia. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan karena kenaikan kurs Dollar Amerika Serikat hingga Rp.15.000,00 (lima belas ribu rupiah) karena kondisi tersebut harga barang yang di ekspor oleh Indonesia mengalami penurunan harga, sedangkan harga impor barang yang diimpor ke Indonesia mengalami peningkatan harga sehingga Indonesia mengalami kerugian dalam perekonomiannya. Hal ini ditandai dengan penurunan ekspor Indonesia pada bulan Juni 2018 menurun 19,80% atau U$ 13,00 milliar disbanding ekspor pada bulan Mei 2018 sedangkan, badan pusat statistik (BPS) mencatat impor pada bulan Maret mengalami peningkatan 2,13% dari bulan ke bulan.
(sumber BPS.co.id dan Detik.com)
b) Kenaikan kurs Dollar Amerika Serikat sangat mempengaruhi transaksi ekspor karea adanya pembayaran yang rendah dari pembeli di luar negeri pada saat rendahnya pembayaran dari pembeli luar negeri, hal ini berarti akan terdapat uang masuk ke Indonesia dalam mata uang asing yang selanjutnya akan ditukar kedalam mata uang asing sebegai modal utuk membeli bahan baku kembali menjadi lebih sedikit. Sebaliknya pad sisi impor dimana transaksi pembelian barang dan jasa dari luar negeri menggunakan mata uang asing yang sebelum dibayarkan, harus menggunakan harus menggunakan mata uang asing yang terlebih dahulu ditukarkan dengan rupiah. Dengan adanya kenaikan Dollar maka saat ditukarkan dengan rupiah maka orang tersebut akan mengalami kerugian, tetapi dibalik semua itu dengan adanya kenaikan Dollar maka semakin memacu pengusaha dalam negeri untuk memanfaatkan dan menggunakan bahan baku tersebut untuk diekspor dari Indonesia ke luar negeri.
c) Bukti dari topic tersebut adalah dikutip dari fokus.tempo.co “berdasarkan kurs tengah bank Indonesia pada perdagangan siang ini, kamis, 6 september, 2018 rupiah berada di posisi 18.891 menguat dibanding kemarin yang sempat mendekati 15.000,00 per Dollar Amerika Serikat”.
Lalu dikutip lagi oleh fokus.tempo.co “kenaikan harga juga dilakukan produsen obat. Ketua komite perdagangan dan industri bahan baku farmasi gabungan pengusaha farmasi Vincent Harijonto mengatakan “produsen obat tak sanggup lagi menahan harga jika kurs rupiah menembus 15.000,00 per Dollar Amerika.”
Dikutip lagi dari fokus tempo.co “kenaikan harga juga terjadi pada kendaraan roda 4. Harga minibus mitsubitshi xpander misalnya naik 2.000.000”
Dikutip dari kompas.com “menurut Agung kenaikan harga daging dan telur ayam ini imbas melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Pelemahan rupiah ini berimbas pada harga pakan ternak ayam yang hingga kini masi di impor.”
d) Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pencarian yang telah kami lakukan adalah penaikkan kurs uang asing terutama Dollar Amerika sangat mempengaruhi harga barang ekspor impor. Dengan naiknya kurs Dollar Indonesia mengimpor barang dari Amerika mengalami kerugian karena, nilai Dollar lebih tinggi daripada rupiah. Kenaikan harga Dollar yang melemahkan nilai Rupiah berimbas kepada para produsen yang harus menaikkan harga sembako. Karena it, kenaikan harga pasar mempengaruhi minat masyarakat dalam membeli bahan-bahan sembako terbukti dari pencarian diatas.
Selain itu, harga Dollar juga mempengaruhi harga otomotif, dan harga bat-obatan. Berdasarkan sumber yang kami cari pengusaha farmasi Vincent Harijanto mengatakan bahwa tak akan sanggup lagi menahan harga jika kurs Rupiah menembus 15.000,00 per Dollar. Dari penjelasan ini dapat dikatakan kenaikan kurs Dollar Amerika Serikat sangat berpengaruh terhadap Rupiah dan perekonomian Indonesia.
Comments :