Ada beberapa referensi dari beberapa tokoh yang membahas tentang dampak ekspor impor.

1.      Teori Keunggulan Mutlak / Absolut Avantage (Adam Smith)

  • Keuntungan perdagangan internasional akan didapatkan jika biaya produksi barang dengan harga yang lebih murah dari harga negara lain.
  • Contoh nya adalah indoneia memproduksi kain lebi murah dari Belanda dan Belanda memproduksi Televisi lebih murah dari Indonesia , sehingga terjadilah perdagangan international.

2.      Teori Keunggulan Komparatif / Comparative Advantage (David Ricardo)

  • Meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak, perdagangan internasional antar negara masih dapat saling menguntungkan. Dengan catatan negara tersebut melakukan spesialisasi produksi pada barang yang memiliki biaya relative lebih kecil dibanding negara lain.

3.      Teori dari Padangan Kaum Merkantilisme

  • Merkantilisme adalah kaum masyarakat yang memiliki ideologi kapitalisme komersial yang merupakan ciri-ciri ekonomi pasar. Merkntilisme berpendapat bahwa salah satu cara membuat negara kaya adalah dengan melakukan ekspor sebanyak-banyaknya dan memperkecil impor.

4.      Teori Permintaan Timbal Balik / Reciprocal Demand ( John Stuart Mill)

  • Teori ini adalah untuk melanjutkan teori dari teori komparatif Ricardo dimana mencari titik keseimbangan antara pertukaran barang antar dua negara dengan perbandingan pertukaran atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negri.
  • J.S Millis menyimpulkan bahwa perdagangan interasional dapat bermanfaat bagi kedua belah negara jika terdapat perbedaan dalam rasio produksi dan konsumsi antar dua negara tersebut. Selain itu , jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang ekspor harus lebih kecil dibandingkan untuk memproduksi barang impor. Maka negara optimis akan diberikan manfaat dari perdagangan internasional yang di lakukan.

Dari referensi teori beberapa tokoh-tokoh tersebut dapat kita hubungkan bahwa kegiatan perdagangan iternasional atau ekspor impor seimbang antara positif dan negatif nya , tergantung dari negara itu sendiri yang mengelolanya. Jika suatu negara lebih banyak mengimpor dibandingkan mengekspor, negara itu akan terancam bangkrut. Maka dari itu kita harus menyeimbangkan antara mengekspor dan mengimpor suatu barang agar hubungan antar negara dan perekonomian di negara tersebut sama sama di untungkan.