Critical Mass

By: Lim Sanny

Critical mass menggambarkan bahwa dalam konsep konsumsi kolaboratif sebuah platform harus mampu memberikan beragam pilihan yang cukup demi merangkul konsumen potensial mereka (Störby & Strömbladh, 2015). Sehingga sebuah platform diharapkan memiliki fitur yang beragam serta memiliki ketersediaan unit produk/layanan yang cukup agar dapat bertahan dalam jangka panjang . Dengan kata lain, jika platform tersebut tidak dapat memberikan pilihan yang cukup, maka konsumen kemungkinan besar tidak dapat menemukan apa yang mereka cari. Pada intinya critical mass berhubungan erat dengan aspek ketersediaan (availability), sehingga hubungan antara permintaan dan penawaran harus mampu dipenuhi oleh platform tersebut agar konsumen agar konsumen tidak berpaling ke kompetitor (Botsman & Rogers, 2010: 102). Dalam jangka panjang, ketidakmampuan platform konsumsi kolaboratif dalam memenuhi permintaan konsumen mengakibatkan platform tersebut dihindari oleh konsumen dan pada akhrinya tidak dapat bertahan lama. Namun, jika platform tersebut mampu memenuhi aspek critical mass, berarti konsumen memiliki begitu banyak pilihan sehingga kebutuhan setiap orang akan terpenuhi dan platform dapat berpotensi menjadi makmur.

Aspek lain dari masalah kritis menyangkut social proof. Bukti sosial (social proof) mengacu pada bagaimana orang dipengaruhi untuk bertindak dengan cara tertentu oleh teman sebayanya. Ketika sebuah platform konsumsi kolaboratif mencapai critical mass, maka akan berhasil menarik sejumlah pengguna setia. Konsumen awal ini kemudian akan mempengaruhi orang lain untuk mencoba. Dengan cara ini, platform bisa tumbuh dan diterima secara sosial. Botsman dan Rogers (2010: 107) sangat menekankan pentingnya bukti sosial terhadap konsumsi kolaboratif. Hal ini disebabkan konsumsi kolaboratif telah memaksa penggunanya untuk mematahkan kebiasaan lama, sesuatu yang orang bisa sangat enggan melakukannya. Keberhasilan platform berbasis konsumsi kolaboratif sangat bergantung pada kemampuan platform tersebut untuk memenuhi critical mass penggunananya. Karena tanpa critical mass, pengguna pun hampir tidak dapat menemukan produk ataupun jasa yang diinginkan. Untuk mengetahui apakah platform berbasis konsumsi kolaboratif dapat mencapai critical mass dapat melalui analisis terhadap konsumen potensial dari platform tersebut (Glind, 2013: 25).