Strategi Aliansi berdasarkan Teori Agensi

Oleh : Dr. Lim Sanny

Dalam teori agensi dikatakan bahwa agen direkrut oleh prinsipal, dimana keduanya terikat dalam perjanjian kerjasama yang berisi tentang hak dan kewajiban dari prinsipal dan agen dengan tujuan mengikat agen untuk melakukan kegiatan atas nama prinsipal, serta mendelegasikan otoritas kepada agen untuk melakukan keputusan tertentu. Teori agensi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu teori positivist agensi dan teori prinsipal agen, dimana keduanya menggunakan unit analisis yang sama yaitu kontrak antara prinsipal dan agen. Perbedaannya pada teori positivist agensi fokus pada hubungan antara pemilik dan manajer secara umum dalam organisasi publik. Sedangkan teori prinsipal agen dapat digunakan lebih luas dalam hubungan prinsipal agen, seperti hubungan antara pemberi kerja dengan pekerja, penjual dengan pembeli. Besar kecilnya masalah agensi terletak pada kemampuan prinsipal dalam memonitor kegiatan agen. Masalah ini timbul karena adanya adverse selection, dimana prinsipal tidak mempunyai informasi yang sempurna pada saat merekrut agen. Masalah lainnya adalah moral hazard yang mengakibatkan adanya perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak yang memicu terjadinya perbedaan antara kinerja yang diharapkan dengan kinerja aktual, dimana hal ini terjadi apabila agen mendapatkan kebebasan dari prinsipal.

Adanya perbedaan tujuan dari kedua belah pihak yang merupakan permasalahan utama dalam strategi aliansi, dimana kedua beliah pihak ingin memaksimalkan keuntungan melalui kerjasama yang dilakukan, sedangkan bagi agen hal yang menjadi perhatian utama adalah memaksimalkan kompensasi yang diperoleh. Hal ini menimbulkan terjadinya shirk cost, yaitu biaya yang timbul karena agen tidak bekerja sesuai  dengan yang diharapkan. Kompensasi yang tetap dapat membuat agen cenderung menunggu, tidak bersikap reaktif dan proaktif terhadap permintaan konsumen. Untuk mengatasi hal ini maka kompensasi berdasarkan biaya provisi yang timbul karena hak kepemilikan yang dapat mengurangi resiko moral hazard karena kompensasi benar-benar tergantung pada kinerja agen. Teori agensi juga menjelaskan bahwa dalam strategi aliansi terjadi pengurangan biaya pengawasan sehingga pilihan strategi aliansi merupakan pilihan yang tepat bagi perusahaan kecil dan perusahaan besar yang ingin mengembangkan bisnisnya secara cepat dan relatif lebih aman.