Konsep Bisnis Waralaba Berdasarkan Teori Pertukaran

Oleh : Dr. Lim Sanny

Teori pertukaran yang dikonsepkan oleh Homans (1958) yang menyatakan bahwa interaksi adalah sebuah bentuk pertukaran yang melibatkan minimal dua individu yang saling bertukar kegiatan berwujud (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible). Teori pertukaran dibagi menjadi teori pertukaran sosial (social exchange) dan teori pertukaran ekonomi (economic exchange). Teori Pertukaran Sosial adalah tindakan sukarela individu yang dimotivasi untuk mendapatkan imbalan yang diharapkan oleh pihak lain. Berbeda dengan pertukaran ekonomi yang diikat dengan kontrak yang jelas, maka pada pertukaran sosial terdapat kewajiban yang tidak tertulis atas dasar kepercayaan kepada pihak lain. Menurut teori ini satu pihak melakukan pertukaran sosial karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, sehingga membutuhkan bantuan pihak lain. Melalui pertukaran sosial para pihak bertukar sumberdaya yang sulit untuk didapat melalui pertukaran ekonomi. Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis teori pertukaran sosial adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan. Terdapat dua konsep penting dalam proses pertukaran sosial yaitu kepercayaan dan ketergantungan kekuasaan. Kepercayaan yang berkenaan dengan ekspektasi positif terhadap keinginan orang lain dalam situasi yang dapat berisiko merupakan kunci utama pertukaran sosial dan menyangkut kelangsungan ikatan emosional antara pihak yang berinteraksi. Kepercayaan merupakan hal penting yang harus dimiliki dalam perilaku terwaralaba untuk dapat membina hubungan yang baik dengan pewaralaba, dan merupakan salah satu dimensi dari kualitas hubungan relasional.

Ketergantungan terjadi apabila satu pihak membutuhkan sumberdaya dari pihak lain, maka pihak pertama menjadi tergantung terhadap pihak kedua, dengan konsekuensinya pihak kedua mempunyai empat alasan utama mengapa pertukaran sosial menjadi bagian integral dari sistem waralaba  yaitu pertama tidak seluruh ketentuan perjanjian keterikatan dapat dirinci dalam kontrak sehingga kontrak umumnya hanya memuat isu utama kerjasama dan membuat pernyataan terbuka terhadap masalah-masalah kecil lainnya, sehingga waralaba dapat disebut kontrak relasional. Disini terdapat ketidakpastian dalam proses pertukaran yang berjalan, dimana ketidakpastian tersebut merupakan karakteristik utama dari pertukaran sosial, dimana hubungan kerjasama dalam waralaba merupakan proses yang berkelanjutan.

Dibandingkan dengan kesepakatan arm’s length contract (yang merupakan kesepakatan transaksi melalui mekanisme pasar), kerjasama dalam waralaba mempunyai perspektif waktu yang lebih lama, yang merupakan ciri dari pertukaran sosial. Kemudian, tindakan kooperatif dalam aliansi seringkali bersifat timbal balik (reciprocal) dan tergantung kepada perilaku positif pihak lain, dimana bentuk timbal balik ini merupakan elemen penting dalam pertukaran sosial. Selain itu, hubungan dan kepercayaan merupakan elemen kritikal dalam sistem waralaba, juga merupakan elemen kritikal pertukaran sosial. Meskipun kepercayaan dan hubungan sulit untuk diukur dalam bentuk nilai ekonomi, tapi keduanya merupakan kunci kesuksesan waralaba. Teori pertukaran sosial telah banyak diaplikasikan dalam konteks individu, organisasi, antar organisasi termasuk landasan strategi waralaba.