Business International Club – Discussion Week Program
Pada hari Jumat, 10 Maret 2017 lalu, BIC mengadakan DWP minggu yang pertama. DWP adalah singkatan dari Discussion Week Program. Acara ini akan diadakan setiap 2 minggu sekali, serta di setiap pertemuannya akan diundang pembicara-pembicara yang ahli dalam bidangnya untuk share kepada Binusian yang tujuannya adalah untuk meng-empower Binusian untuk mengeksplorasi diri sendiri dalam berbisnis. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya DWP ini, Binusian mendapat banyak ilmu pengetahuan baru yang tidak diajarkan didalam kelas dan dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan tersebut.
Grand opening DWP alias DWP minggu pertama ini berhasil mengundang seorang CEO dari property developer yang sedang naik daun. Beliau adalah seorang entrepreneur dan motivator termuda se-Asean. Di umurnya yang ke-21, ia sudah berhasil menjual property pertamanya dan meraih keuntungan sebesar 50 milyar. WOW!
Beliau adalah Bong Chandra. Pak Bong berbagi cerita kepada Binusian tentang bagaimana keluh kesahnya saat awal merintis Trinity Property Group. Mulai dari kesulitan mencari customer, kesulitan mencari tenaga kerja, hingga kekurangan modal pernah dialami Pak Bong.
Namun, semua hal tersebut dapat terlewati. Nah, pasti banyak yang bertanya tentang hal ini, “Bagaimana sih Pak Bong bisa melewati semua itu? Apa sih rahasia untuk jadi seperti Pak Bong?”. Berikut adalah tips and tricks dari Pak Bong yang bisa di ikuti kalau anda ingin sukses seperti Pak Bong:
- Menunda ke-fancy-an sekarang, untuk fancy yang lebih berkelas di masa depan.
Pak Bong bilang, anak remaja zaman sekarang itu menghabiskan hampir 80% penghasilannya buat “fancy”. Belajar dari cerita Pak Bong saat ia baru menjalani projek properti pertamanya, yaitu Ubud Village, Pak Bong di umurnya yang ke-21 tahun, sudah bisa meraih profit hingga 50 Milyar. Apa yang akan kita lakukan jika jadi Pak Bong di umur yang masih muda dengan uang sebesar 50 M? Beli mobil? DP rumah? Atau traveling ke Santorini?
Semua hal itu tidak dilakukan oleh Pak Bong, ia menunda ke-fancy-annya saat itu. Ia gunakan 50 M profit Ubud Village untuk investasi tanah yang sekarang dikenal dengan sebutan “Brooklyn”. Pak Bong berkata: “Menurut saya, fancy adalah ketika saya naik sepeda lalu mendatangi projek properti saya sendiri, foto, dan saya share foto itu di instagram saya. Itu arti fancy yang lebih berkelas.”
- Melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, sehingga bisa melihat peluang yang ada.
Saat Pak Bong mengerjakan projek SOHO (Small Office Home Office), Pak Bong menargetkan projek ini untuk para start-up muda seperti dokter gigi, konsultan, dan lain-lain, karena mereka membutuhkan kantor tapi sekaligus untuk tempat tinggal. Tentunya kita akan berpikir: “Kenapa tidak ruko saja?”, “Karena kalau ruko, kita tidak bisa atur siapa tetangga kita, bisa saja kita buka restoran bakmi, sebelahnya jualan peti mati…”.
Oleh karena itu tercetuslah SOHO, namun permasalahan muncul dari sisi marketing, Pak Bong menargetkan 20.000 orang datang berkunjung melihat projek SOHO. Pak Bong dan tim survei ke mall Living World tujuannya ingin membuat sebuah show unit. Tetapi, untuk membuat show unit di mall memerlukan banyak biaya dan kendala. Pak Bong perlu mengeluarkan 3M untuk 1 show unit yang dipajang hanya dalam waktu 1 minggu. Awalnya para investor bilang bahwa hal itu adalah hal yang boros, Pak Bong melihat dari sudut pandang yang berbeda. Menurut pak Bong, dengan 3M kita bisa mencapai target 20.000 pengunjung per minggu, lebih efektif daripada membuat show unit permanen. Dalam waktu 1,5 bulan SOHO sold out 900 unit dengan profit 1,2 Triliun.
Nah, Binusian, kita harus mencontoh Pak Bong yang melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda ya.
- Ide bisa didapat dari mana saja
Saat Pak Bong dan tim Trinity Property Group pergi ke Jepang, menginap di Takayama Resort. Disana mereka merasakan pengalaman mandi di onsen dengan view pegunungan, memakai baju yukata. Pak Bong bilang, “Enak banget ya kalau ada juga di Indonesia, jadi orang tidak perlu jauh-jauh datang ke Jepang”. Lalu tercetuslah Yukata Suites terletak disebelah Brooklyn. Yukata Suites ini menggunakan 3 prinsip yaitu, presisi, luxury of silence, dan therapy.
Dari Yukata Suites, Binusian dapat belajar kalau ide bisa datang darimana saja dan kapan saja, tergantung kita cepat tanggap dengan peluang yang ada atau tidak.
- Tiga Kunci ala Pak Bong
- Original Purpose (Vision)
Purpose tidak selalu pada profit orientated. Contohnya adalah Mark Zuckerberg yang awalnya mendirikan Facebook sebagai media komunikasi, namun sekarang sudah menjadi salah satu orang kaya di usia muda.
- 3 Level Depth (Role)
“Bermain di level turunan ke berapa?”
Menurut pak Bong, Trinity Property Group menargetkan akan IPO (Initial Public Offering). Jika sudah IPO, maka Trinity Property Group sudah bermain di level turunan ketiga, level terdalam.
- Blitzkrieg (Execution)
Artinya perang kilat. Ada 3 taktik dalam mengeksesusi sebuah projek atau pekerjaan, yaitu “Speed, Shock, Superiority”. Kita harus cepat mengerjakan hal tersebut, memberikan suatu kejutan, dan menunjukan bahwa kita lebih superior daripada yang lain. Pak Bong menerapkan superiority dengan cara memasang iklan di Jembatan Penyebrangan Umum di Tol agar membangun persepsi kepada orang yang lewat bahwa Trinity Property Group yang paling superior.
Demikianlah acara perdana DWP telah diselesaikan dengan baik, terima kasih banyak kepada tim IAMBIC yang sudah mensukseskan berlangsungnya acara ini, dan juga pada para peserta yang telah memeriahkan acara ini, semoga kedepannya nanti acara DWP ini bisa menghasilkan inspirator-inspirator berikutnya (BIC).
Comments :