Ekspor Kayu asli Indonesia di mata Internasional

Indonesia terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah, salah 1 dari sumber daya alam tersebut adalah sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai barang mentah , atau bahan membuat barang jadi. Adapun salah 1 barang mentah yang biasa menjadi andalan Indonesia dalam mengembangkan komoditas ekspornya adalah kayu. Diantara karet, korpa, kopi, teh, serta bahan pangan dan mentah lain, kayu asal Indonesia dinilai sangat berkualitas di mata masyarakat luar negeri.

Secara geografis Indonesia memiliki iklim hutan hujan tropis, dimana ciri dari tropikal hutan hujan yang terbentang sepanjang tanah air memiliki iklim yang lembab dan cenderung memiliki sinar matahari yang baik, dengan variasi berbagai jenis tanaman dan fauna yang ada. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah atas kenampakan geografis yang sangat memadai, dikelilingi lebih dari 1000 pulau ( gugusan pulau dan pulau kecil ) serta lebih dari 1000an hutan yang tersebar di seluruh belantara baik di kaki gunung maupun hanya di alam bebas saja.

Dari adanya hutan yang banyak masih aktif di Indonesia , pemerintah mencanangkan untuk memberdayakan dan membatasi penggunaan sumber daya alam yang ada untuk kelangsungan kebaikan hidup masyarkat , dimana perhitungan yang memadai harus dilakukan agar tidak menyebabkan kelangkaan serta ikut berkontribusi memenuhi kebutuhan yang ada di luar negeri dan di luar negeri dalam masa mendatang.

Sumber masa era 90an dan awal 2000an , Indonesia dengan areal hutannya yang begitu luas di belantara nusantara membuat Indonesia sebagai salah 1  paru-paru dunia , dimana kehijauan Indonesia menjadi sangat asri dan memabantu negara negara lain merasakan kejernihan lingkup udara yang ada di Indonesia, pada masa sekarang kembali yang dikhawatirkan pemerintah adalah sistem penghijauan dan efek rumah kaca yang semakin tinggi di Indonesia membuat banyaknya eksploitasi sumber daya alam dimana Indonesia sudah mulai banyak kehilangan sistem kehijauan dan kejernihan udara yang berada di Indonesia dari lingkup asri hutan yang ada. Inilah yang menjadi kepedulian pemerintah disela ingin meningkatkan devisa ekspor tetapi juga harus memperhatikan sisi dari sumber daya alam Indonesia yang tidka boleh sembarang di eksploitasi .

Dalam peringkat ekspor kayu terbersar di dunia, pada tahun 2016 yang lalu, Indonesia menempati peringkat 13 dalam ekspor kayu di dunia. Dalam nilai itu Indonesia berkontribusi sebesar 1,5% dari angka yaitu US$1,7Milliar untuk total ekspor kayu yaitu sebesar US$124Milliar. Hal ini dinilai dari nilai total ekspor mabel Indonesia ke seluruh dunia yang mayoritas adalah negara eropa dan negara tanah arab. Meskipun mengalami peningkatan yang pesat, Indonesia masih  kalah jumlah dengan negara tetangga yaitu vietnam sebesar  US$4milliar , sementara Malaysia sebesar US$2,4Milliar, dari hasil yang diperoleh Indonesia hanya mengekspor kayu sebagai bahan mentah dan belum terlalu banyak dalam bahan yang sudah jadi atau siap di gunakan publik secara luas, misal mabel, furniture, perlatan properti rumah tangga dll.

Dominasi dari ekspor kayu bahan jadi dan bahan mentah dipimpin oleh China dengan nilai US$ 60Milliar per tahun, hal ini dikarenakan sumber daya alam yang nilainya lebih banyak serta nilai jual barang ekspor mereka lebih tinggi dibanding dengan kebanyakan yang ada di Indonesia, tenaga kerja massal yang lebih murah serta subsidi ekspor pemerintah yang kuat menyebabkan para pihak swasta lebih mudah untuk bersaing dalam bidang harga maupun kualitas, dimana pihak eropa mengedepankan kualitas dengan harga yang lebih mahal , China mengedepankan harga yang lebih terjangkau untuk masyarkat dan ditentukan secara massal dari sejak perjanjian jual beli tersebut terjadi antar importir dan eksportir, sehingga secara langsung kebanyakan eksportir dari China secara tidak langsung ikut menyepakati harga pasar yang sudah akan tertera di pasaran import mereka.

Produk yang dilabel dari China juga dimiliki bahan dasarnya dari Indonesia, bahkan negara Indonesia juga menyuplai banyak bahan mentah ke negara China untuk keperluan bahan industri besar maupun industri rumah tangga, hanya saja pengolahan bahan baku disana sedikit lebih maju dengan apa yang ada di Indonesia. Mendagri Indonesia , menargetkan untuk bisa menembus angka US$5Milliar per tahun untuk total ekspor kayu yang ada di Indonesia, dan mulai memfokuskan pada prodak bahan jadi dan bahan ekspor yang langsung bisa digunakan oleh pasaran masyarakat secara umum , sehingga bisa memiliki nilai jual umum yang lebih tinggi daripada asalnya.

Atas peninjauan saya terhadap nilai dan kualitas ekspor kayu di Indonesia, Indonesia memiliki nilai sumber daya alam yang begitu melimpah, akan tetapi kerjasama untuk pengembangan olah sumber daya alam yang baik harus mulai digiatkan dan didorong dari sekarang ,sehingga walaupun ekspor bahan baku juga tetap berjalan tetapi ditambah dengan seimbangnya ekspor bahan jadi yang ada terhadap pasaran yang ada di luar negri.

Negara yang maju sudah tidak lagi mengandalkan ekspor bahan pangan sebagai devisa ekspor utama, melainkan pendapatan ekspor utama mereka didapat dari penjualan barang ekspor yang telah di legalisasi pemerintah atas standar internasional yang ketat dalam bidang manufaktur, elektronik, mesin berat dll. Ekspor bahan pangan dan bahan mentah adalah sesuatu yang baik, tetapi bahan mentah dan bahan setengah jadi tidak lagi menjadi andalan yang tinggi untuk meningkatkan nilai ekspor suatu negara maju,melainkan menggeser ke nilai barang yang lebih tinggi dan hanya dimiliki oleh 1 pasaran tertentu, sehingga produk tersebut layaknnya memiliki kualitas asli yang hanya bisa diproduksi dari 1 negara ( Indonesia di masa depan ) dan bisa jauh meningkatkan neraca ekspor di masa mendatang. Hal ini yang dirasa mampu meningkatkan nilai ekspor dan pemasaran terbaru terkait dengan hal peningkatan nilai ekspor masa kini. (LUI-SCH)