Strategi Lima Berlian untuk Transformasi Pelabuhan Batam

Digitalisasi adalah mutlak apabila pelabuhan Batu Ampar ingin diposisikan sebagai pelabuhan pintar.

Dengan proyeksi pada 2030, arus peti kemas yang melewati Selat Malaka mencapai 100 juta TEUs, masih adakah peluang bagi Batam mengembangkan transhipment port?

Batam diam-diam menyiapkan pelabuhan Batu Ampar menjadi International Transhipment Port (ITP). Pulau ini memiliki keuntungan geografis, ruang yang tersedia untuk konstruksi terminal, aksesibilitas, serta konsensus di antara Perusahaan pelayaran dan operator pelabuhan.

Dalam konteks pelayaran, transhipmentmembantu proses pemindahan peti kemas atau muatan dari satu kapal ke kapal lain selama perjalanannya dari titik asal ke tujuan akhir. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti perlunya pergantian kapal karena keterbatasan kapasitas, perubahan rute pelayaran, atau alasan logistik. Operasi penggantian kargo semacam ini lazim terjadi ketika jarak antara titik asal dan tujuan akhir sangat jauh atau ketika terdapat tantangan logistik dalam mengirimkan peti kemas secara langsung.

Meningkatkan operasi transhipment menjadi lebih penting karena meningkatnya globalisasi perdagangan karena kapal akan berlayar mengikuti jalur perdagangan. Pelabuhan-pelabuhan tertentu di seluruh dunia berfungsi sebagai pusat penting dalam rantai pasok, memfasilitasi pergerakan barang antara berbagai rute pelayaran dan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kecil ke pusat perdagangan utama. Pada saat yang sama, alat pelacak peti kemas sangat penting dalam operasi pemindahan untuk visibilitas dan kontrol pergerakan kargo yang lebih baik.

Dari sepuluh besar transhipment hub dunia, sembilan di antaranya adalah pelabuhan di Asia dan tiga di antaranya berada di Selat Malaka. Hal ini menunjukkan bahwa pusat perdagangan dunia berada di kawasan Asia dan Asia Tenggara. Di Kawasan Asia Timur dan Tenggara saat ini diketahui, potensi ITP masih didominasi oleh pelabuhan di Shanghai 47,3 juta TEUs, Singapura 32,3 juta TEUs, Tanjung Pelepas 10,6 juta TEUs, dan Port Klang 8,4 juta TEUs. Tiga pelabuhan ITP terakhir sama-sama berada di jalur tersibuk di dunia, Selat Malaka, yang dilintasi sekitar 90.000 kapal per tahunnya.

Agar berhasil memulai operasi ITP, Batam harus dapat mengakomodasi operasi alur laut dalam, menawarkan panjang dermaga, crane dan alat yang memadai, memastikan konektivitas hinterland, mempercepat proses administrasi bea cukai, serta menerapkan praktik keberlanjutan.

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada 2023 sebesar 7,04 persen, yang berhasil mengungguli tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen. Dari sisi nilai ekspor, hingga Juni 2024 Batam menyumbang 87,55 persen dari total ekspor provinsi Kepulauan Riau sebesar 1.357,29 dollar AS.

Berbagai komoditas ekspor dari dukungan 30 kawasan industri di Batam yang terdiri dari utamanya mesin/alat listrik, pesawat mekanik, dan minyak hewan/nabati. Semua ini dikirim dari Batam ke negara tujuan antara lain Singapura, Malaysia, China, Denmark, dan India.

Lima Berlian

Strategi pengembangan pelabuhan Batu Ampar dapat ditelaah dari kerangka Model Lima Berlian yang digagas Hambrick dan Fredrickson (2001). Dikatakan ”lima berlian” karena visualisasinya terdiri atas lima elemen yang membentuk struktur berlian secara utuh.

Pertama adalah Arena, yang mengidentifikasi gelanggang mana yang digunakan sebagai tempat usaha dijalankan? Arena memberikan gambaran spesifik tentang ranah bisnis yang berjalan, seperti area geografis, kategori produk, segmen pasar, teknologi inti yang digunakan, dan tahapan-tahapan yang memberikan nilai tambah. Kedua adalah Wahana, yang merupakan kendaraan bagi bisnis untuk bertumbuh dan berkembang. Dalam manajemen strategis pilihannya adalah tumbuh secara organik dengan kekuatan mandiri atau melalui pertumbuhan non-organik, seperti melakukan merger, akuisisi, aliansi strategis, waralaba, integrasi vertikal, dan alih daya.

Yang ketiga dan sangat krusial dalam memenangi persaingan adalah Pembeda.Elemen ini menekankan bagaimana caranya memenangi persaingan bisnis. Dunia persaingan menekankan pembeda sebagai faktor kunci kemenangan. Intinya, dalam menawarkan pembeda, sifat produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan harus unik dan ”berani tampil beda”. Selanjutnya, elemen keempat berupa tahapan yang menekankan seberapa cepat dan langkah apa yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kemungkinan keberhasilan sebuah bisnis. Dalam praktik, elemen ini dapat berupa langkah-langkah operasional untuk meraih sasaran bisnis yang biasanya dibagi menjadi beberapa periode pelaksanaan.

Sebagai elemen kelima dan menjadi pusat model ini adalah logika ekonomi yang menjustifikasi hasil secara finansial. Raihan hasil ini berupa manajemen biaya melalui pemenuhan skala ekonomi atau kebijakan harga premium melalui fitur produk dan layanan dengan berbagai keunikan. Dalam konteks pelabuhan, semakin banyak kargo yang dibawa, maka biaya satuan akan semakin kecil.

Pengembangan

Ditilik dari Arena, pelabuhan Batu Ampar sebagai ITP memanfaatkan lintasan jalur perdagangan dunia, Selat Malaka. Batu Ampar berada persis di jalur utama pelayaran dunia, dikelilingi oleh pelabuhan pengumpul utama global dengan pergerakan volume peti kemas mencapai 66 juta TEUs pada 2022.

Memang beberapa terminal peti kemas di negeri jiran juga beroperasi di jalur yang sama, tetapi Batam dapat mengidentifikasi gelanggang bisnis lain yang belum ditawarkan oleh para pelabuhan di negeri jiran ini melalui adopsi teknologi digital, antara lain penerapan B-TOS (Batam Terminal Operating System) sehingga menjadikannya sebagai Pelabuhan modern.

Pelabuhan Batu Ampar dapat menawarkan dedicated berthberupa pengelolaan pelabuhan melalui sistem landlord dengan ciri utama pengusahaan terminal melibatkan pihak lain (misalnya perusahaan pelayaran) melalui konsesi atau kerja sama. Operator pelabuhan akan mengundang perusahaan pelayaran global untuk berinvestasi dan mengelola dermaga/terminal.

Untuk pertumbuhan bisnis, Batam memilih pendekatan non-organik melalui kemitraan dengan pelabuhan kelas dunia, boleh jadi dari China karena pelabuhan Batu Ampar ditetapkan melayani direct calllangsung ke pelabuhan di China. Kerja sama ini diperluas melalui aliansi dengan perusahaan pelayanan dari ”Negeri Tirai Bambu” ini, dalam rangka transformasi pelabuhan Batu Ampar.

Sebagai pembeda, lokasi pelabuhan Batu Ampar memiliki keunggulan daya saing secara alamiah dan strategis, yaitu terletak tepat di jalur utama pelayaran internasional. Pelabuhan ini berada pada titik kulminasi terbaik yang dapat menghubungkan spoke portutama di Indonesia dengan jalur pelayaran internasional dan berada di wilayah bebas pajak, perdagangan bebas, serta pelabuhan bebas Batam, Bintan, dan Tanjung Balai Karimun.

Kemudian, akan dikembangkan Batam Anchorage Area, bunkering servicesdi perairan Batam, dan agregator logistik dengan membangun ekosistem logistik terpadu untuk menunjang berbagai kawasan industri di pulau Batam. Transformasi digital di Pelabuhan Batu Ampar dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan penyedia teknologi untuk mengintegrasikan seluruh layanan logistik dalam satu aplikasi.

Selain itu, transformasi ini diwujudkan melalui kerja sama pembangunan, pengoperasian, dan pengembangan Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar. BP Batam menggandeng PT Pengusahaan Daerah Industri (Persero) Batam guna mewujudkan pelabuhan Batu Ampar sebagai ITP, memanfaatkan lintasan jalur perdagangan dunia, Selat Malaka.

Dengan demikian, kolaborasi antarpemangku kepentingan pelabuhan menjadi sangat strategis. Kolaborasi ini akan menentukan kinerja operasional pelabuhan yang akhirnya dapat meningkatkan daya saing pelabuhan TPK Batu Ampar.

Pelabuhan Batu Ampar akan memiliki 11 Quay Crane, 2 HMC, 27 RTG, dan 56 terminal truk untuk mengakomodasi 2 juta TEUs peti kemas dengan total investasi Rp 3,8 triliun. Jika sebelumnya rata-rata waktu sandar kapal untuk membongkar 100-600 peti kemas membutuhkan 48-52 jam, kini hanya menjadi 9-22 jam. Akhirnya, semua inisiatif ini diharapkan akan bermuara pada peningkatan kinerja operasional dan finansial pelabuhan Batu Ampar.

Guna mendukung pertumbuhan ekonomi Batam melalui pengembangan pelabuhan Batu Ampar, maka perlu digaungkan prinsip dengan akronim ”ABCDE”. Pertama, pengembangan TPK Batu Ampar harus menerapkan pola pikir agility, yang artinya selalu tangkas berupaya menyesuaikan dengan perubahan dan dinamika lingkungan bisnis pelabuhan yang terjadi. Memang rutinitas bongkar muat di pelataran pelabuhan menyebabkan kegiatan pengelolaan pelabuhan menjadi kaku, apalagi sangat diikat oleh peraturan dan standar maritim. Kedua, business model innovation, dengan selalu memperbarui model bisnis sebagai ITP melalui perbaikan yang terus-menerus dan terobosan yang mengarah kepada produktivitas operasi pelabuhan peti kemas. Ketiga, collaboration berupa kerja sama yang solid dan saling menguntungkan, bukan saja dalam mendukung aspek administratif pelabuhan, tetapi dalam meningkatkan kelancaran arus bongkar muat barang. Keempat, digitalisasi adalah mutlak apabila pelabuhan Batu Ampar ingin diposisikan sebagai pelabuhan pintar (smart port) menyongsong tren Port 4.0. Kesiapan infrastruktur digital dengan dukungan teknologi akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bongkar muat barang dan proses bisnis pelabuhan.

Oleh MUHAMMAD HAMSAL

Mohammad Hamsal adalah Guru Besar Strategic Agility pada Program Doktor Ilmu Manajemen BINUS Business School dan pengurus Indonesia Strategic Management Society (ISMS).

Source: https://www.kompas.id/baca/opini/2024/09/25/strategi-lima-berlian-untuk-transformasi-pelabuhan-batam