BINUS UNIVERSITY Kembali Hasilkan 3 Doktor dalam Bidang Manajemen Riset

BINUS UNIVERSITY menuju A World Class University terus berupaya untuk mengembangkan dunia pendidikan dengan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap untuk bersaing di dunia global. Setelah berhasil meluluskan Doktor Robertus Tang Herman pada 11 Februari 2016 lalu, kini Doctor of Research in Management (DRM) BINUS UNIVERSITY kembali mengadakan sidang terbuka promosi Doktor dengan meluluskan 3 orang mahasiswanya. Kelulusan 3 orang Doktor ini mampu menunjukkan semakin siapnya BINUS UNIVERSITY untuk menjadi A World Class University pada 2020.

BINUS UNIVERSITY akhir-akhir ini juga telah meraih berbagai penghargaan seperti pengakuan sebagai Perguruan Tinggi Swasta Terbaik 2015 untuk 7 bidang dari Kopertis Wilayah III DKI Jakarta, dan juga sempat meraih penghargaan sebagai universitas bintang tiga dunia dan bintang lima dunia dari QS Star dalam employability, teaching, facilities, engagement dan access. Meski begitu, BINUS UNIVERSITY tak pernah merasa puas untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi Bangsa Indonesia.

Pada hari Jumat (26/02) yang bertempat di Aula Lantai 8, Kampus Anggrek BINUS UNIVERSITY, DRM – BINUS UNIVERSITY menyelenggarakan Sidang Ujian Promosi Terbuka Doktor bagi tiga mahasiswanya, yaitu Teguh Sriwidadi, Hartiwi Prabowo, dan Haryadi Sarjono. Sidang Ujian Promosi ketiga mahasiswa DRM ini dilakukan secara terpisah.

Sidang pertama dimulai dengan Teguh Sriwidadi dengan disertasi berjudul “Pengaruh Kepemimpinan dan Kapabilitas Dinamis Terhadap Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan Dimediasi Oleh Manajemen Pengetahuan Pada Perguruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta”. Penelitian ini dilakukan oleh Teguh dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan kapabilitas dinamis terhadap keunggulan kompetitif berkelanjutan yang dimediasi oleh manajemen pengetahuan khususnya pada perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta.

“Penelitian ini dilakukan karena presentase PTS yang jauh lebih tinggi sebesar 70% sedangkan dibandingkan dengan PTN hanya sebesar 30%, dimana pembinaan terhadap PTS masih sangat kurang dan beberapa PTS bahkan ditutup karena tidak memenuhi syarat,” jelas Teguh. Ia juga berharap bahwa dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan bagaimana cara memperoleh keunggulan kompetitif berkelanjutan khususnya bagi PTS.

Selama melakukan penelitian, Teguh mengaku tentunya ada saja kendala yang dihadapi. “Kendala yang saya hadapi lebih kepada pengambilan data, karena memang ruang lingkupnya yang luas, yaitu DKI Jakarta. Selain itu kendala juga ditemukan pada pengolahan data, karena kita memakai statistik yang lumayan rumit. Namun setelah dipelajari dengan tekun, akhirnya statistik tersebut akan menjadi terasa mudah,” ucapnya.

Setelah sidang Teguh Sriwidadi selesai, dilanjutkan lagi oleh Hartiwi Prabowo dengan disertasi berjudul “Pengaruh Citra dan Penggunaan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderator Terhadap Kualitas Relasional Untuk Meningkatkan Loyalitas Mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta”. Penelitian ini dilakukan oleh Hartiwi dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh citra terhadap loyalitas mahasiswa, dan penggunaan teknologi informasi oleh mahasiswa sebagai variabel moderator dalam memperkuat pengaruh citra terhadap kualitas relasional (kepercayaan, komitmen, dan kepuasan mahasiswa) untuk meningkatkan loyalitas mahasiswa.

Dalam proses melakukan penelitian ini, tentunya Hartiwi menghadapi berbagai kendala yang menyulitkan. “Tidak semua perguruan tinggi mau atau berkenan mahasiswanya diteliti sehingga ada batasannya. Perguruan tinggi yang diteliti adalah yang mempunyai akreditasi,” tutur Ibu Hartiwi.

Baginya dengan menyandang gelar doktor, dapat dijadikan sebagai sebuah permulaan yang mana ia ingin lebih mengembangkan keilmuannya. “Menjadi doktor itu bukanlah akhir, sebagai doktor adalah awal dari kehidupan saya untuk lebih berkembang lagi secara pendidikan,” jelasnya.

Dengan perasaan senang dan kerendahan hatinya, Ibu Hartiwi juga memberikan saran kepada mahasiswa mahasiswi junior. “Yang terpenting adalah manajemen waktu, karena meneliti sebenarnya bukanlah hal yang mudah.” kata Ibu Hartiwi.

“Kemudian saya percaya bahwa semua orang punya kesibukan entah itu kuliah dan sebagainya, yang penting manajemen waktunya harus dijaga serta komitmen untuk menyelesaikan, sehingga halangan apapun bisa diatasi.” tambahnya.

Sidang terbuka pun ditutup oleh Haryadi Sarjono dengan disertasi berjudul “Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Tata Kelola Organisasi dan Dampaknya Pada Keunggulan Bersaing di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kopertis Wilayah III – DKI Jakarta”. Penelitian ini dilakukan oleh Haryadi dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya antara orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap tata kelola organisasi dan dampaknya pada keunggulan bersaing, baik secara parsial maupun simultan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), kopertis wilayah III – DKI Jakarta. Dimana penelitian ini dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 39 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

“Saya sangat senang sekali, dan bersyukur kepada Tuhan saya bisa lulus di DRM ini. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai sebuah contoh supaya kita semua bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi,” ujar Haryadi.

Haryadi mengaku dalam melakukan penelitian ini, ia tidak menemukan adanya kendala. “Kendala relatif tidak ada. Saya berharap dengan gelar Doktor ini, kedepannya saya juga bisa menjadi profesor di BINUS UNIVERSITY,” jelasnya. (MEL)