Menanggulangi Budaya Kerja Berlebihan: Strategi untuk Karyawan dan Pemimpin
Masalah yang berkembang:
Pandemi COVID-19 telah memperparah masalah yang sudah ada sebelumnya: budaya kerja berlebihan (overwork). Profesor Malissa Clark, kepala Healthy Work Lab di University of Georgia, berpendapat bahwa batasan antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi semakin bias dalam proses kerja pasca-pandemi (Clark, 2024). Karyawan terus-menerus terhubung dengan pekerjaan mereka melalui email, pesan instan, dan alat komunikasi lainnya, yang menyebabkan peningkatan stres, kelelahan, dan masalah kesehatan mental.
Langkah untuk Organisasi:
Penilaian Kultur Kerja Berlebihan:
Langkah pertama adalah menilai sejauh mana budaya kerja berlebihan tertanam dalam organisasi Anda. Anda dapat menggunakan kerangka penilaian kebutuhan untuk mengidentifikasi area yang perlu diubah, menilai tingkat dukungan (atau resistensi) terhadap inisiatif perubahan, dan memungkinkan pemahaman menyeluruh tentang kebutuhan pelatihan di berbagai tingkat analisis. Penilaian ini harus ditangani oleh profesional berpengalaman, seperti spesialis perubahan manajemen. Penting untuk membangun hubungan dengan manajer puncak dalam organisasi untuk memastikan penerimaan hasil penilaian. Penilaian harus menargetkan tiga tingkatan:
- Tingkat organisasi: Apakah kepemimpinan secara tidak sadar mendorong kerja berlebihan? Apakah ada struktur organisasi yang memicu kecenderungan ini?
- Tingkat pekerjaan: Apakah desain pekerjaan secara tidak sengaja mendorong karyawan untuk bekerja melebihi jam kerja?
- Tingkat individu: Bagaimana organisasi Anda saat ini mengenali dan memberi penghargaan kepada karyawan? Apakah kriteria tersebut memperkuat budaya kerja berlebihan?
Dengan menilai ketiga tingkatan ini, Anda dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sejauh mana masalah ini ada dan faktor apa yang mendorongnya.
Rencanakan Perubahan Bertahap:
Setelah menilai situasi, jangan langsung mencoba menerapkan perubahan besar-besaran. Perubahan budaya adalah proses jangka panjang yang membutuhkan langkah-langkah bertahap (Forbes, 2022). Gunakan data yang diperoleh dari penilaian untuk menentukan area mana yang menjadi target perubahan awal. Beberapa area yang mungkin bisa menjadi fokus awal adalah:
- Mengubah pedoman komunikasi email: Ini bisa mencakup menetapkan batasan waktu untuk mengirim dan menanggapi email di luar jam kerja atau pada akhir pekan.
- Mengatur jam kerja yang lebih fleksibel: Memberikan karyawan kebebasan untuk mengatur jam kerja mereka sendiri dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi stres.
- Menetapkan ekspektasi yang jelas: Tetapkan batasan yang jelas tentang jam kerja dan kapan karyawan diharapkan untuk menanggapi komunikasi terkait pekerjaan.
- Menghindari “penghargaan” pada kesibukan: Jangan menjadikan bekerja terus-menerus sebagai tanda dedikasi. Evaluasi dan penghargaan karyawan harus didasarkan pada hasil kerja, bukan jam kerja.
Eksperimen dan Pelajari:
Setelah Anda memiliki rencana, mulailah dengan eksperimen skala kecil yang berfokus pada area target Anda. Libatkan karyawan dalam proses ini untuk membangun kepercayaan dan mendapatkan dukungan. Penting untuk mengukur dampak dari setiap eksperimen dan menyesuaikan rencana Anda berdasarkan hasil yang diperoleh.
Langkah untuk Karyawan:
- Tetapkan Batasan:
Anda dapat membantu mencegah budaya kerja berlebihan dengan menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Matikan notifikasi email dan pesan kerja di luar jam kerja dan selama liburan. Biarkan rekan kerja Anda mengetahui bahwa Anda tidak akan menanggapi komunikasi terkait pekerjaan di luar jam kerja.
- Komunikasikan Kebutuhan Anda:
Bicarakan dengan atasan Anda tentang beban kerja Anda dan jika perlu, negosiasikan penyesuaian jadwal atau ekspektasi. Jika Anda merasa kewalahan, jangan takut untuk meminta bantuan.
- Prioritaskan Keseimbangan Hidup dan Kerja:
Jadwalkan waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan yang Anda sukai. Ambil cuti dan gunakan waktu tersebut untuk bersantai dan mengisi ulang energi. Menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi penting untuk kesehatan mental dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan.
Kesimpulan:
Budaya kerja berlebihan dapat merugikan karyawan dan organisasi. Karyawan yang terus-menerus bekerja berisiko mengalami kelelahan, stres, dan masalah kesehatan lainnya. Organisasi dengan budaya kerja yang tidak sehat dapat mengalami tingkat turnover yang tinggi, penurunan produktivitas, dan meningkatnya biaya. Dengan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi budaya kerja berlebihan, organisasi dan karyawan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Referensi :
Clark, M. (2024, March 18). How to Fix Your Company’s Culture of Overwork. Harvard Business Review. https://hbr.org/2024/03/how-to-fix-your-companys-culture-of-overwork
Forbes. (2022, October 9). How Business Leaders Can Remove A Culture Of Overwork. Forbes. https://www.forbes.com/sites/forbesbusinesscouncil/2022/10/19/how-business-leaders-can-remove-a-culture-of-overwork/?sh=85f01081e612
Comments :