The Impact of Industry 4.0 on Disassembly Operations
Hai sahabat Binus Bekasi beken!!
Melanjutkan pembahasan digital supply chain sebelumnya, kali ini kita akan membahas materi mengenai dampak industri 4.0 terhadap operasi pembongkaran. Pembongkaran merupakan proses krusial dalam daur ulang produk, di mana komponen-komponen bernilai diekstraksi melalui serangkaian operasi yang sistematis. Dalam proses ini, dua jenis tindakan umumnya diterapkan: tindakan pelepasan, yang melibatkan pembongkaran tanpa merusak, dan tindakan destruktif, yang mengakibatkan kerusakan parsial pada komponen tertentu. Berdasarkan Paksoy (2021), tantangan utama dalam operasi pembongkaran terletak pada tingginya biaya yang terlibat, yang harus diimbangkan dengan nilai komponen yang berhasil dipulihkan. Analisis biaya-manfaat ini sering kali menentukan kelayakan ekonomi dari inisiatif daur ulang dan memengaruhi pengambilan keputusan di sepanjang proses pembongkaran.
Implementasi konsep Industri 4.0 telah secara signifikan mengurangi ketidakpastian yang terkait dengan operasi pembongkaran. Teknologi RFID dan sensor IoT kini memungkinkan pelacakan kondisi produk secara real-time, yang secara substansial mengoptimalkan proses pengambilan keputusan dalam operasi daur ulang. Penelitian oleh Rejeb (2021) menunjukkan bahwa teknologi ini memberikan visibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap status komponen, memungkinkan pilihan yang lebih terinformasi mengenai metode pembongkaran mana yang akan diterapkan. Aliran informasi yang ditingkatkan ini membantu operator menentukan kapan tindakan pelepasan lebih diutamakan daripada pendekatan destruktif, sehingga memaksimalkan pemulihan komponen sekaligus meminimalkan biaya operasional.
Lebih lanjut, integrasi analitik data besar dan algoritma pembelajaran mesin telah mempercepat proses diagnosis dan pemilihan komponen sebelum pembongkaran fisik dilakukan. Jayaraman (2018) menyoroti bagaimana teknologi ini memungkinkan analisis prediktif terhadap kondisi komponen, mengidentifikasi bagian mana yang kemungkinan mempertahankan nilai dan mana yang mungkin memerlukan pemrosesan alternatif. Algoritma canggih dapat menganalisis data pembongkaran historis untuk mengembangkan prosedur yang dioptimalkan untuk berbagai jenis dan kondisi produk, menciptakan sistem daur ulang yang semakin efisien. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi Industri 4.0, operasi pembongkaran bertransformasi dari proses yang secara tradisional padat karya dan penuh ketidakpastian menjadi sistem berbasis data dan sangat teroptimasi yang memaksimalkan pemulihan sumber daya sekaligus meminimalkan dampak lingkungan.
Referensi:
- Paksoy, T., Kochan, C. G., & Ali, S. S. (2021). Logistics 4.0: Digital Transformation of Supply Chain Management. CRC Press, Taylor & Francis Group.
- Rejeb, A., Simske, S. J., Keogh, J. G., Zailani, S., & Treiblmaier, H. (2021). Integrating blockchain technology into the circular economy: A systematic literature review. Journal of Cleaner Production, 294, 126284.
- Jayaraman, R., Ross, A. D., & Agarwal, A. (2018). Role of Big Data in Circular Economy. Production and Operations Management, 27(9), 1685–1699.
Comments :