Supervisory Playbook: Panduan Praktis dalam Memimpin Tim Kerja
“Companies keep people who keep them in business” Motto ini menjelaskan dengan terang benderang betapa transaksionalnya hubungan antara perusahaan dengan orang-orang yang bekerja untuknya. Dari perspaektif perusahaan, pegawai atau karyawan tak ubahnya sebagai suatu komoditas yang dibutuhkan untuk tetap eksis dan tumbuh berkembang. Sedangkan dari perspektif karyawan, perusahaan adalah pembeli utama yang berlangganan jasa pelayanan profesional yang mereka hasilkan. Sayangnya realita transaksional ini jarang disadari oleh para karyawan. Menurut logika bisnis, perusahaan akan mempertahankan orang-orang yang bermutu. Karena hanya orang-orang yang bermutu yang memberikan hasil yang lebih baik daripada konsekwensi biaya yang ditimbulkan. Cermatilah ilustrasi sederhana berikut ini: bila gaji orang-orang harus dinaikkan 10%-15% per tahun, maka pada tahun ke lima biaya gaji yang wajib dikeluarkan perusahaan akan menjadi 2 kali lipat. Dalam praktek bisnis, biaya yang meningkat bukanlah masalah. Bila hal itu diikuti dengan peningkatan hasil yang lebih tinggi lagi. Pertanyaannya adalah : setelah bekerja lima tahun untuk perusahaan, apakah seorang karyawan PASTI akan menghasilkan peningkatan produktivitas lebih dari 2 kali lipat ? Belum tentu, bukan? Sebagian besar produktivitas para karyawan tidak mengalami peningkatan. Bahkan banyak pula yang perlahan-lahan mengalami penurunan dengan pasti. Setelah mereka bekerja selama lima tahun, hanya sebagian kecil dari mereka yang mengalami peningkatan produktivitas. Mereka adalah orang-orang yang bermutu. Orang-orang yang mampu memberikan hasil yang lebih baik daripada biaya yang dikeluarkan. Orang-orang yang memberikan kontribusi terbaik untuk perusahaan tumbuh berkembang. Karena itulah perusahaan sangat membutuhkan orangorang yang bermutu untuk tetap berada di dalam organisasi. Bagaimana perusahaan mempertahankan orangorang bermutu tersebut ? Banyak kiat yang dilakukan, bukan? Salah satu di antaranya adalah dengan memberi mereka tanggungjawab dan ruang tumbuh yang lebih besar. Bahasa sederhananya adalah mempromosikan orang-orang bermutu tersebut ke dalam posisi manajerial. Mempercayakan kepada mereka, sejumlah orang untuk dikelola dan membantu mereka dalam mencapai hasil yang lebih baik lagi. Ini adalah ide yang baik. Tetapi apakah demikian hasilnya ? Seringkali tidak demikian. Seseorang individual performer yang hebat, belum tentu secara otomatis akan lebih bermutu dan lebih produktif sebagai supervisor atau manager. Bila seorang sales officer yang piawai dipromosikan menjadi sales supervisor, maka belum tentu secara otomatis akan jauh lebih produktif dalam posisi barunya. Bila seorang engineer yang handal dipromosi menjadi technical support manager, maka belum tentu secara otomatis akan jauh lebih bermutu dalam posisi barunya. Sekali lagi, banyak sekali orang-orang yang berbakat dan memiliki produktivitas yang tinggi ketika mereka melakukan pekerjaannya sendiri tetapi mengalami keburukankeburukan ketika harus bekerja bersama dan bekerja melalui orang-orang lain. Karena hal inilah perusahaan sering mengalami kerugian dua kali. Kerugian pertama karena kehilangan seorang individual performer yang kompeten. Dan kerugian kedua adalah mendapatkan seorang supervisor atau manager yang buruk. Buku “Supervisory Playbook” ini berisi panduan praktis bagi supervisor dan manager. Yang selama ini telah produktif, bermutu, dan sukses sebagai individual performer, tetapi belum mendapatkan ide yang pas dalam mengelola orang-orang mereka untuk mencapai hasil kolektif yang berlipat ganda. Buku “Supervisory Playbook” akan membantu Anda untuk lebih efektif dalam mendapatkan resultante terbaik antara target unit kerja yang harus Anda capai dengan kapabilitas orang-orang yang Anda miliki. Tantangan pertama yang dihadapi oleh para supervisor adalah mereka HARUS bekerja bersama orang-orang yang telah tersedia. Mereka tidak memiliki cukup kemewahan untuk merekrut orang-orang yang diinginkan dan “membuang” orang-orang yang dianggap buruk. Mereka harus menggunakan orang-orang yang tersedia untuk mencapai target yang sering kali tidak rendah. Buku ini memberikan Anda ide bagaimana memetakan kapabilitas orang-orang Anda dan bagaimana melakukan intervensi yang efektif agar orang-orang tersebut mengeluarkan dan memberikan yang terbaik dari apa yang mereka miliki untuk pencapaian target tersebut. Buku “Supervisory Playbook” bukan hanya untuk manajer dan supervisor semata. Tetapi diperuntukkan pula bagi siapa pun yang ingin meningkatkan kapabilitas mereka dalam mengelola orang-orang. Banyak atasan atau bos hanya bisa “menggunakan” orang saja. Umpamanya sopir, hanya bisa menyopir mobil, tetapi tidak bisa melakukan perawatan dan memperbaiki mobil. Buku ini memberi Anda panduan praktis untuk bagaimana melakukan perbaikan, pemeliharaan, dan penggunaan orang-orang secara optimal. Sehingga mereka selalu mengeluarkan yang terbaik dalam bekerja bersama Anda. Buku ”Supervisory Playbook” diracik dan diramu dari beragam pengalaman praktis para supervisor dan manager di Indonesia. Di mana para supervisor dan manager tersebut, melakukan permainan bisnis, menjalankan simulasi, memperagakan role-play, menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan berdiskusi secara kelompok dalam program-program pelatihan supervisory dan leadership yang saya pandu. Mereka berasal dari beragam perusahaan baik itu BUMN, swasta nasional, maupun multi nasional di Indonesia. Sehingga konsep, ide, dan pemikiran yang disajikan dalam buku ini menjadi lebih praktis dan relevan bagi Anda untuk digunakan dalam menghadapi realita pekerjaan sehari-hari. Secara sederhana buku ”Supervisory Playbook” dibagi 3 rangka utama yang terdiri dari 9 bab pembahasan. Rangka pertama berisi pengantar untuk membangun kesamaan pemahaman mengenai supervisory (Bab 1) dan people management (Bab 2). Rangka tengah memaparkan mengenai intervensiintervensi apa saja yang bisa supervisor dan manager lakukan agar orang-orang dapat lebih optimal berkontribusi. Rangka tengah ini terdiri dari Bab 3 (Giving Feedback), Bab 4 (Reinforcing Discipline Behavior), Bab 5 (Motivating People), Bab 6 (Developing People’s Skill), dan Bab 7 (Delegation). Sedangkan rangka penutup berisi panduan bagi supervisor dan manager untuk melipatgandakan pencapaian kolektif melalui team leadership dengan membangkitkan sinergi di antara orang-orang yand dikelola (Bab 8) dan (Bab 9) adalah rangkuman atas seluruh pembahasan mengenai people management. Harapan saya, buku “Supervisory Playbook” ini dapat memberikan manfaat bagi Anda semua. Bukan sebagai batas atas cakrawala, titik tertinggi yang membatasi perspektif pemahaman Anda. Tetapi sebagai batas bawah, yang menjadi landasan pijak sementara bagi Anda untuk lebih berhasil dalam mengeluarkan yang terbaik dari orang-orang yang Anda kelola. Selamat menikmati !
Saputra, N. (2020). Supervisory Playbook: Panduan Praktis dalam Memimpin Tim Kerja. Jakarta: LPP Balai Insan Cendikia