METODE SIX SIGMA (Part 3)

2.      Tahap Measure

Menurut Yunita dan Adi (2019:2), measure adalah tahap pengukuran permasalahan yang telah didefinisikan pada tahap define. Measure dilakukan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi proses yang sedang berlangsung berdasarkan data yang didapatkan.

a. Defect Per Million Opportunity (DPMO) & Level Sigma

Menurut Salomon (2015:157-158), Defect Per Million Opportunity atau disingkat DPMO merupakan suatu perhitungan untuk mengukur dan kapabilitas sigma saat ini. Adapun DPMO yang perlu diketahui adalah unit (U) yang menyatakan jumlah suatu produk. Defect (D) yang menyatakan jumlah produk cacat yang terjadi. Opportunity (OP) menyatakan karakteristik yang berpotensi cacat.

Menurut Montgomery (2007) yang dikutip di jurnal Salomon (2015), menyatakan langkah yang perlu dilakukan dalam perhitungan DPMO adalah sebagai berikut:

1. Defect Per Unit (DPU) – Perhitungan nilai DPU dapat dilihat di bawah ini, yaitu:

2. Total Opportunities (TOP) – Perhitungan nilai TOP dapat dilihat di bawah ini, yaitu:

TOP = U × OP

3. Defect Per Opportunities (DPO) – Perhitungan nilai DPO dapat dilihat di bawah ini:

4. Defect Per Million Opportunities (DPMO) – Perhitungan nilai DPMO dapat dilihat di bawah ini:

DPMO = DPO × 1.000.000

5. Level Sigma / Tingkat Sigma:

Perhitungan konversi nilai sigma dari Defect Per Million Opportunities (DPMO) menjadi nilai sigma dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dengan rumus perhitungan konversi Defect Per Million Opportunities (DPMO) sebagai berikut:

DPMO = NORMSINV((1.000.000-DPMO)/1.000.000)+1,5

Menurut Gasperz dan Fontana (2018) berikut adalah tabel pencapaian level sigma sebagai berikut:

Tabel Pencapaian Level Six Sigma

Tingkat Pencapaian Sigma DPMO (Defect Per Million Opportunities) Persentase dari Nilai Penjualan
1 sigma 691.462 (sangat tidak kompetitif) Tidak dapat dihitung
2 sigma 308.538 (rata-rata industri Indonesia) Tidak dapat dihitung
3 sigma 66.807 25-40% dari penjualan
4 sigma 6.210 (rata-rata industri USA) 15-25% dari penjualan
5 sigma 233 (rata-rata industri Jepang) 5-15% penjualan
6 sigma 3,4 (industri kelas dunia) <1% dari penjualan

Sumber: Gasperz dan Fontana (2018)

Danang Prihandoko, ST, MM