VUCA

BAB I

 

Apakah kalian pernah mendengar apa itu VUCA? VUCA merupakan istilah yang hadir  dan  diadaptasi  dari  US Army  War  College.  VUCA merupakan  singkatan  dari volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity. Sebelum mengetahui kiat menjadi pemimpin yang mampu menghadapi masa VUCA, maka harus diketahui dulu kepanjangan dari VUCA itu sendiri. Huruf V dalam VUCA memiliki arti Volatility (Volatilitas) yang berarti ada kecendurangan perubahan dari masa ke masa lainnya, sehingga kondisi menjadi tidak stabil dan tidak selalu bisa beraturan. Hal ini menggambarkan tentang masa yang tidak bisa diketahu sehingga ada peluang untuk menemukan masa sulit dikemudian hari. Tidak hanya masa sulit saja, dikondisi Volatilitas juga memiliki peluang positif dimana bisa ditemukan dikemudian hari. Menurut HR Note Asia (2021) cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi ini adalah mampu menerjemahkan data menjadi informasi, komunikasi yang jelas, memastikan bahwa maksud dan tujuan dapat dimengerti. Huruf U berarti Uncertainty atau bisa disebut sebagai ketidakpastian, hal ini berpacu pada kurangnya informasi terkait prediksi di masa depan.  Huruf C mewakili kata Complexity atau kompleksitas yang bisa berarti sebagai kata “rumit”, yaitu masalah yang sulit untuk dihadapi. Yang terakhir merupakan  Huruf A yang mewakili Ambiguity atau Ambiguitas yang memiliki arti tidak tetap dan bisa jadi sumber stress banyak orang dimana menghadapi kondisi yang tidak terstruktur sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi setiap individu. Jadi kesimpulannya VUCA adalah kondisi yang membutuhkan banyak pertanyaan, dan persiapan sehingga untuk menjadi pemimpin yang baik dalam sebuah perusahaan diperlukan pikiran yang analitis, terbuka, dan mampu menghadapi tantangan yang ada. Menurut HR Note Asia (2021) cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan mendapatkan perspektif baru dan bersikap fleksibel. Dalam sebuah perusahaan, pemimpin perusahaan tidak bisa berpikir bahwa dirinya sudah mengetahui segala-galanya. Pola pikir tersebut merupakan pola pikir yang salah, karena dalam perusahaan sifat Agile atau kemampuan untuk beradaptasi merupakan sifat penting yang harus dimiliki. Serta terus menerus untuk belajar menyesuaikan diri (serta perusahaan) terhadap kondisi dan keadaan terkini.

 

Selain itu adapun Cynefin Framework yang digunakan pemimpin perusahaan untuk membuat sebuah keputusan penting dikarenakan dalam menjalankan sebuah organisasi tidak jarang pemimpin sulit untuk mengambil keputusan.

 

Apa itu Cynefin Framework?

 

Cynefin Framework merupakan suatu alat bantu kerangka berpikir saat kondisi untuk mengambil keputusan, kerangka ini terdiri dari kerangka sebab akibat hingga disusun dan dibentuk agar bisa menemukan sebuah solusi atau penyelesaian (jalan keluar). Kerangka tersebut terdiri dari elemen sederhana, rumit, kompleks, dan kacau.

 

Jenis situasi menurut  Cynefin Framework :

 

Dalam Cynefin framework menyatakan bahwa pengambilan keputusan tidak memiliki satu bentuk yang universal. Setiap keputusan perlu disandarkan pada situasi yang tengah berlangsung. Terdapat empat tipe situasi yang dijabarkan di dalam Cynefin framework. Dijelaskan dalam Cynefin Framework bahwa dalam mengambil keputusan tidak perlu cara yang umum atau universal namun setiap keputusannya ditemukan dalam situasi yang sedang berlangsung, keempat situasi tersebut adalah Simple, Complicated, Complex, Chaos.

 

Simple

 

Simple merupakan kondisi dimana adanya hubungan sebab akibat dan terlihat jelas letak permasalahannya sehingga dapat diketahui solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Dikarenakan sudah terbiasa menghadapi permasalahan-permasalahan yang sejenis atau serupa sehingga perusahaan mampu untuk menemukan dan menentukan strategi penyelesaiannya masalah yang dicari. Permasalahan yang masuk dalam kategori ini biasanya hanya membutuhkan waktu sebentar untuk diselesaikan dikarenakan tergolong masih mudah untuk di identifikasikan dan diselesaikan.

 

Contoh nyatanya adalah saat pegawai atau karyawan melakukan kesalahan yang berdampak dirinya mendapatkan Surat Peringatan, di perusahaan telah ditetapkan bahwa

3x mendapatkan Surat Peringatan maka resikonya adalah dikeluarkan. Oleh karena itu saat

menghadapi masalah ini sangat mudah untuk mengambil keputusan yaitu memberhentikan karyawan yang telah mendapatkan 3x Surat Peringatan.

 

Complicated

 

Situasi Complicated merupakan situasi dimana situasi atau kondisi keadaan tersebut belum memiliki kejelasan sehingga perlu diketahui lebih dulu  penyebab dan sumber dari permasalahannya. Tidak terlewat juga harus dipelajari dulu informasi terkait permasalahan yang dihadapi. Selain itu juga diperlukan beberapa contoh kasus untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi untuk menemukan informasi cukup dan mampu menghubungkan antara satu penyebab dengan penyebab lainnya.

 

Complex

 

Situasi Complex merupakan situasi yang menyebabkan tidak ditemukannya kejelasan  atau  pencerahan  dari  solusi  masalah  tersebut.  Sumber  informasinya sangat terbatas. Selain itu solusi atau penyelesaiannya biasanya tidak bisa diambil dari kasus atau kejadian pada orang lain.

 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam hidup kita akan selalu menemukan kondisi atau keadaan yang tidak menentu sehingga untuk menghadapi kondisi-kondisi tidak  terduga  tersebut  kita  harus  mempersiapkan  diri  dengan  membuat  strategi  dan

 

perencanaan. Begitu juga dengan pemimpin perusahaan harus mengembangkan diri, secara mental untuk mampu menyusun strategi dan perencanaan yang tepat.

 

Susan Giles dalam Forbes (2018), pakar di bidang inovasi, menyatakan bahwa ketidakpastian itu sendiri merupakan ciri dari kompleksitas oleh karena itu jika seorang pemimpin hanya mengendalikan sehingga untuk seorang pemimpin diperlukan keahlian teknis dan kekuatan mental seperti kharisma, visi misi, serta fokus dan efisiensi melalui inisiatif. Sedangkan kaitannya dengan Agile Management adalah dimana para pemimpin mampu memiliki kepribadian dan mental serta mempersiapkan dan menangani kondisi VUCA tersebut

 

 

 

BAB II

 

Three Critical Levers adalah strategi dalam bidang Human Resource yang fungsinya adalah digunakan dalam membangun hal yang benar (The Right Thing), kualitas perusahaan yang  baik  (The Thing Right),  dan yang terakhir  adalah  tujuannya untuk membangun optimasi aliran perusahaan yang  baik (Optimizing Flow).  Three Critical Levers bisa disebut sebagai tiga pengungkit yang digunakan untuk bisa mencapai strategi anda penekanan tersebut ada dalam perencanaannya yang dilakukan agar menemukan jalan yang strategis. Oleh karena itu Three Critical Levers memiliki kerangka strategi untuk membantu para perusahaan dapat mencapai tujuannya dan mampu menyaring strategi perusahaan. Disamping itu dalam prakteknya juga memerlukan empat (4) framework dalam empat (4) komponen yaitu yang pertama adalah Visi, Positioning, Sasaran atau

Target, dan Isi dari perencaannya Three Critical Levers itu sendiri.

 

Visi

 

 

Visi  berbicara  tentang  tujuan  yang  dimiliki  dalam  mencapai  perencanaan

 

perusahaan. Disamping itu visi juga berbicara tentang bagaimana aspirasi yang dimiliki sehingga kuat untuk mencapai visi usaha. Visi sangat penting untuk menjadi aspek dari Three Critical Levers karena visi merupakan target atau tujuan akhir dari sebuah perencanaan bagaimana jalannya akan mengarah. Perusahaan yang berjalan tanpa arah akan sulit untuk menghadapi tantangan.

 

Positioning

 

Positioning adalah penempatan yang berbicara tentang bagaimana dan dimana merek bermain dan bagaimana cara memenangkannya di pasar yang penuh dengan saingan dan kompetitor. Positioning ini juga berbicara tentang bagaimana customer atau klien kita bisa lebih memilih usaha kita dibandingkan dengan perusahaan milik orang lain.

 

Sasaran

 

Sasaran merupakan tujuan atau target jelas dari sebuah perusahaan biasa juga disebut sebagai milestone atau titik-titik penting kemajuan sebuah perusahaan berkembang. Perlu dan penting sekali untuk dipikirkan seperti apa tujuan bisnis untuk dua belas (12) hingga tiga puluh enam (36) bulan ke depan karena itu akan menjadi sasaran dari perusahaan

 

Three Critical Levers berikaitan dengan tiga prioritas yang harus digunakan perusahaan demi mencapai tujuan usahanya dan tim dari perusahaan diharapkan mampu mengikuti setiap tata kerja dari ketiga pengungkit ini, namun sebelum menentukan Three Critical Levers ada baiknya untuk menentukan terlebih dahulu definisi tujuan yang ingin dicapai.

 

Untuk masing-masing dari tiga (3) pengungkit ini, terdapat ruas-ruas yang dapat dibedah ulang, contohnya seperti ;

 

Deskripsi

 

Deskripsi merupakan suatu isi dan penjelasan terkait dari setiap bingkai pada tuas pengungkit dan memiliki kaitan yang erat dengan perusahaan termasuk kepentingan strategis dari setiap perusahaan.

 

Taktik

 

Taktik merupakan cara bagaimana organisasi perusahaan menyusun perencanaan sering sekali sangat direkomendasikan untuk menyusun taktik sampai ke bagian menyusun anggaran dan perencanaan serta mengubah bagaimana perencanaan bisa dieksekusi hingga kepada tindakan.

 

Metrik dan Tonggak

 

Metrik dan Tonggak merupakan cara yang digunakan untuk melihat bagaimana anda akan mengukur kinerja usaha. Seringkali digunakan sebagai pengukur atau patokan dalam menjalankan perusahaan, setiap perusahaan memiliki patokan metrik yang berbeda- beda. Disamping itu Metrik biasanya juga akan digunakan sebagai bahan evaluasi perusahaan untuk menilai seberapa berkembangnya kinerja atau usaha yang dilakukan para pegawainya.

 

Oleh karena itu dalam membentuk Three Critical Levers atau Tiga Tuas Pengungkit untuk perusahaan yang baik maka perusahaan wajib memiliki komitmen dan tim juga akan memilih pilihan yang paling strategis tentang dimana, kapan, eksekusi rencana akan dijalankan dan bagaimana cara mendapatkan sasarannya. Hal-hal tersebut sangat penting untuk dilihat dan diukur dalam menjalankan perusahaan kedepannya. Meskipun tidak mudah menggunakan Three Critical Levers atau Tiga Tuas Pengungkit ini namun akan sangat baik jika perusahaan mau meluangkan waktu untuk membentuk rencana yang melibatkan ketiga tuas pengungkit ini sebagai upaya atau usaha dalam memajukan usaha.

 

 

 

 

 

Building The Value

 

Selain  itu  dalam  menjalankan  Three  Critical  Levers  atau  Tiga  Tuas

Pengungkit, adapun dibentuknya nilai dalam prosesnya yaitu

 

Eksekusi

 

Eksekusi yaitu membangun produk yang menarik bagi pelanggan dan memberikan nilai lebih dengan cara yang layak secara ekonomi sehingga mampu memberikan manfaat juga.

 

Eksplorasi

 

Eksplorasi merupakan kiat atau cara untuk mencari dan memberikan nilai melalui pembedaan atau diferensiasi dan inovasi produk atau model bisnis perusahaan.

 

 

 

 

Secara tradisional, Building The Right Thing atau membangun produk yang tepat adalah dengan membangun produk dengan   proses yang melibatkan pengembangan lebih mengarah kepada ide atau konsep, serta ikut memvalidasi bahwa konsep tersebut menarik dan baik bagi masyarakat atau target audiens melalui kelompok-kelompok atau penelitian lain, yang dijalankan untuk menjalankan tes untuk memastikan produk berfungsi seperti yang diinginkan atau tidak dan kemudian mulai berani untuk meluncurkan produk ke dunia. Bisa dikaitkan juga cara tradisional ini berkaitan dengan pengembangan produk tradisional: “konsep uang tunai”. Sedangkan prosesnya berurutan seperti

 

–    Tahapan pembentukan ide atau konsep

–    Proses pengembangan produk

–    Tahap Percobaan atau tes produk

–    Tahap peluncuran produk

 

Exploitation   :   Pengembangan   produk   tradisional   (posisi   produk,   pemasaran, peluncuran produk yang ditargetkan)

 

Bisa dikategorikan sebagai hal-hal dibawah ini

 

–    Pelanggan dianggap

–    Fokus pada persetujuan produk

–    Penekanannya adalah pada pembelajaran dan penemuan

–    Produk terbukti

–    Belajar selama proses

 

Exploration : Pengembangan Pelanggan

 

Cara atau tahapan eksplorasi ini bisa dilakukan dan dipraktekkan bersama-sama dengan eksploitasi dengan cara mendapatkan terlebih dahulu informasi tentang pelanggan lebih awal sebelum meluncurkan produk. Selain itu perusahaan juga bisa lebih condong kepada fokus ke pelanggan dan mencari tahu terlebih dahulu apa yang dinginkan sebelum menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk membangun sebuah.

 

 

 

 

 

Dalam hal pengembangan pelanggan dapat dilihat proses tahapan awal bermula dari  membentuk  Pivot,  Customer  Discovery,  Business  Model,  Customer  Validation,

 

Customer Creation, dan yang terakhir adalah Scalling. Sedangkan gagasan utama dari eksplorasi serta eksploitasi adalah bagian yang tidak terpisahkan yaitu :

 

–    Jalankan dengan tujuan

–    Merangkul ketidakpastian

–    Menyebarkan struktur operasi ganda (eksploitasi + eksplorasi) sebagai strategi.

 

Masih berbicara tentang Eksplorasi: pengembangan pelanggan, Penemuan pelanggan:

adalah dengan cara mendengarkan pelanggan potensial dan temukan masalahnya

 

–     Validasi pelanggan: merupakan tahapan dimana masyarakat mengkonfirmasi tentang value atau nilai yang dimiliki.

–    Setelah divalidasi “solusi masalah” pelanggan sehingga mampu menemukan solusinya

menarik dan terbaik versi Model Pengembangan Produk Tradisional

–    Kreasi pelanggan: tergantung pada pasar (yang sudah ada, baru, disegmentasi ulang)

–    Penskalaan Kesesuaian Produk-Pasar

Mengidentifikasi pelanggan

–    Mengkonfirmasi solusi dalam memecahkan masalah

–    pasar yang mendukung produk atau jasa

 

Model yang menggabungkan “pembelajaran yang divalidasi” di seluruh siklus pengembangan produk merupakan Siklus “Bangun – Ukur – Pelajari” : Sejumlah hipotesis dibuat sepanjang siklus pengembangan produk serta pembelajaran berkelanjutan membantu menyesuaikan desain produk berdasarkan umpan balik atau feedback dari pelanggan. . . .  .

 

BAB III

 

Kesimpulan dari VUCA adalah VUCA merupakan adalah kondisi yang membutuhkan banyak pertanyaan, dan persiapan sehingga untuk menjadi pemimpin yang baik dalam sebuah perusahaan diperlukan pikiran yang analitis, terbuka, dan mampu menghadapi tantangan yang ada. Menurut HR Note Asia (2021) cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan mendapatkan perspektif baru dan bersikap fleksibel. Dalam sebuah perusahaan, pemimpin perusahaan tidak bisa berpikir bahwa dirinya sudah mengetahui segala-galanya. Pola pikir tersebut merupakan pola pikir yang salah, karena dalam perusahaan sifat Agile atau kemampuan untuk beradaptasi merupakan sifat penting yang harus dimiliki. Serta terus menerus untuk belajar menyesuaikan diri (serta perusahaan) terhadap kondisi dan keadaan terkini.

 

Selain itu adapun Cynefin Framework yang merupakan suatu alat bantu kerangka berpikir saat kondisi untuk mengambil keputusan, kerangka ini terdiri dari kerangka sebab akibat hingga disusun dan dibentuk agar bisa menemukan sebuah solusi atau penyelesaian (jalan keluar). Kerangka tersebut terdiri dari elemen sederhana, rumit, kompleks, dan

kacau.

 

Dalam Cynefin framework menyatakan bahwa pengambilan keputusan tidak memiliki satu bentuk yang universal. Setiap keputusan perlu disandarkan pada situasi yang tengah berlangsung. Terdapat empat tipe situasi yang dijabarkan di dalam Cynefin framework. Dijelaskan dalam Cynefin Framework bahwa dalam mengambil keputusan tidak perlu cara yang umum atau universal namun setiap keputusannya ditemukan dalam situasi yang sedang berlangsung, keempat situasi tersebut adalah Simple, Complicated, Complex, Chaos.

 

Sedangkan Three Critical Levers adalah strategi dalam bidang Human Resource yang fungsinya adalah digunakan dalam membangun hal yang benar (The Right Thing), kualitas perusahaan yang baik (The Thing Right), dan yang terakhir adalah tujuannya untuk membangun optimasi aliran perusahaan yang baik (Optimizing Flow). Three Critical Levers bisa disebut sebagai tiga pengungkit yang digunakan untuk bisa mencapai strategi anda penekanan tersebut ada dalam perencanaannya yang dilakukan agar menemukan jalan yang strategis. Oleh karena itu Three Critical Levers memiliki kerangka strategi untuk membantu para perusahaan dapat mencapai tujuannya dan mampu menyaring strategi perusahaan. Disamping itu dalam prakteknya juga memerlukan empat (4) framework dalam empat (4) komponen yaitu yang pertama adalah Visi, Positioning, Sasaran atau Target, dan Isi dari perencaannya Three Critical Levers itu sendiri.

 

Jika dipandang dari sudut penerapannya maka VUCA akan diibaratkan sebagai kondisi atau situasinya dan Cynefin Framework merupakan alat untuk mempersiapkan kondisi tersebut, dengan rangkaian perencanaan yang dimiliki dalam kerangka Cynefin Framework   semakin   membantu   perusahaan   dan   memudahkan   perusahaan   untuk

 

menerapkan strategi usaha serta taktik usaha, dan dalam penerapannya juga Cynefin Framework memiliki komponen-komponen yang mampu membantu perusahaan yaitu membangun value produk dan perusahaan, melakukan hal yang benar dimata perusahaan, melakukan optimasi aliran perusahaan yang baik. Disamping itu empat elemen lainnya seperti simple, complicated, sasaran, dan isi perencanaan juga merupakan bagian dari Three Critical Levers yang sangat baik digunakan dan akan membantu perusahaan bekerja maju. Selain itu didalam Three Critical Levers terdapat dua tahapan berbeda yaitu Eksplorasi dan Eksplotasi yang berbicara tentang Exploitation : Pengembangan produk tradisional (posisi produk, pemasaran, peluncuran produk yang ditargetkan) serta Pengembangan Pelanggan yang dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan kinerja pegawai kepada masyarakat.

 

Sehingga berikut adalah cara untuk menghadapi VUCA yaitu dengan mempelajari Agile Learning, beradaptasi dengan kondisi yang tidak menentu dan bisa diprediksi, berpikir dengan menyusun strategi yang tepat, mengeksekusi rencana, dan memiliki kemampuan design thinking.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Hesselberg, J. (2019). Unlocking Agility. Boston: Pearson Education.

 

Irwan, A. (2019). Ini Dia 4 Strategi Menghadapi Vuca, Sudah Tahu? Diambil kembali dari

Sprinthink: https://www.sprinthink.id/ini-dia-4-strategi-menghadapi-vuca-sudah-tahu/

 

Kusumawardhani, D. (2021). VUCA: Strategi Pemimpin dan Peran HR dalam Menghadapinya.

Diambil kembali dari HR Note Asia: https://id.hrnote.asia/orgdevelopment/menghadapi- situasi-vuca-210323/

 

Miller,  J.  (2017).  THREE  LEVERS:  Focus  Your  Strategy  On  Three  Priorities.  Branding

Strategies.

 

Priharto, S. (2021). VUCA Adalah: Berikut Pengertian dan Hubungannya Bagi Bisnis Anda.

Diambil kembali dari Accurate Online: https://accurate.id/bisnis-ukm/vuca-adalah/

 

Christina Alexandra – 2101697244/MG Herlina