Mengaktifkan penyelarasan budaya di perusahaan virtual
Perusahaan Virtual atau Virtual Office adalah sebuah “ruang kerja” yang berlokasi di duniainternet, di mana seorang individu dapat menyesesaikan tugas-tugas yang diperlukan untukmelakukan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki “fisik” lokasi usaha. Kantor virtualmerupakan sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang bekerjasecara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu kantor virtual memungkinkanpemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja dari lokasi di manapun dengan menggunakanteknologi computer seperti PC, laptop, ponsel, dan akses internet.
Covid-19 telah memaksa dunia untuk melakukan perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, raksasa teknologi seperti Facebook dan Google baru-baru ini mengumumkan pekerjaan jarak jauh yang diperpanjang setidaknya sampai musim panas 2021, dengan banyak perusahaan lain mengikutinya, dengan begitu sebagian besar perusahaan tidak lagi memandang pekerjaan jarak jauh sebagai waktu yang sementara. Ini telah membuat kita menyadari untuk tidak mungkin bagi bisnis kembali ke cara kerja lama, berarti saat ini kita memberi penghargaan kepada mereka yang beradaptasi dan dapat berhasil mengintegrasikan tempat kerja virtual baru ke dalam model bisnis mereka.
Penghematan biaya pekerjaan jarak jauh, sementara substansial, tidak datang tanpa implikasi yang signifikan untuk budaya organisasi. Pekerjaan virtual yang tidak terbatas membawa sejumlah besar kelemahan, termasuk efek yang terdokumentasi dengan baik dari kelelahan Zoom dan peningkatan penggunaan layar. Juga sangat sulit untuk mempertahankan budaya organisasi yang kuat ketika kolega tidak pernah bertemu secara langsung. Efek ini diperkuat untuk karyawan baru, karena banyak dari mereka tidak akan pernah bertemu manajer mereka atau bahkan menginjakkan kaki di kantor fisik.