Business and Organization in GIG Economy
GIG Economy merupakan kondisi perekonomian di mana terjadi pergeseran status para pekerja perusahaan, yang umumnya merupakan tenaga kerja permanen menjadi karyawan kontrak sementara, independent workers, maupun karyawan tidak tetap. Istilah ini mulai marak saat terjadinya krisis yang melanda, Sistem GIG economy ini merujuk pada istilah maraknya pekerja freelance, atau staf yang direkrut untuk proyek-proyek jangka pendek, atau pada saat dibutuhkan saja. Secara tidak sadar, Gig Economy sudah berkembang di Indonesia, namun kebanyakan saat ini hanya berpusat pada industri transportasi online, ataupun pekerja dengan skill atau keahlian tertentu, seperti, GOJEK, GRAB, bahkan SHOPEE. System ini juga sangat terkenal pada saat ini, apalagi perubahan zaman yang akan memasuki era 4.0.
Ada juga dampak dari GIG Economy, dampak positif dari adanya GIG Economy anatara lain, sebagai berikut.:
- Dampak dari adanya GIG Economy ini sangat luas, baik bagi para pekerja maupun perusahaan. Salah satu dampak positif GIG Economy adalah bisa mengambil banyak proyek sekaligus dalam satu waktu, banyak orang memutuskan untuk melakukan atau mengambil banyak pekerjaan demi memenuhi Selain itu sebagian orang juga cenderung melakukan pergantian karier berkali-kali, terutama generasi milenial. Alasan memilih mengikuti system GIG Economy juga beragam, mulai dari meningkatkan karier, skill, hingga bosan di tempat kerja. Dengan demikian, gig economy ini dianggap memberikan dampak positif bagi sebagian orang karena bisa mendukung alasan-alasan tersebut.Selain itu,dipandang dari sisi positif lainnya GIG Economy juga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menemukan pekerja-pekerja terbaik karena perputarannya yang sangat cepat.
- Adapun dampak negative dari adanya GIG Economy sendiri, dampak negativenya antara lain, sebagai berikut:
- Dampak negative dilihat dari sisi pekerja tetap adalah sulitnya memiliki jenjang karier yang baik. Perusahaan lebih memilih untuk mempekerjakan pekerja lepas. Oleh karena itu, kesempatan pekerja tetap untuk berkembang juga menjadi semakin sulit. Dampak lain dari GIG Economy lainnya adalah tentang fleksibilitas, fleksibilitas disini diartiikan sebagi damapk negative karena adanya kenyataannya banyak orang tidak bisa menemukan work life balance mereka dengan situasi kerja yang fleksibel. Dampak negative lainnya adalah eksploitasi, Banyak orang mengkhawatirkan eksploitasi akan terus berkembang seiring dengan melebarnya fenomena tersebut. Selain itu dampak negative dari GIG Economy adalah kurangnya perlindungan terhadap pekerja dan bayaran yang kurang layak. Pekerja tidak mendapat berbagai tunjangan, libur, hingga sick pay, dengan artian lain mereka tidak mendapat perhatian khusus dari perusahaan karena hanya dianggap sebagai pekerja kontrak. Dampak terkhir dari adanya GIG Economy bisa melukai perekonomian secara umum dalam jangka panjang. Dengan semakin banyaknya pekerja lepas, hal tersebut bisa meningkatkan angka pengangguran serta daya beli per orangnya.
Reference: