Strategi Peningkatan Demand Kredit
Kredit merupakan pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian beserta bunganya (kontraprestasi) dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan biasanya dilakukan dengan cara mengangsur. Salah satu lembaga yang memberikan kredit adalah bank. Tentu saja, kredit sebagai salah satu pelayanan yang ditawarkan oleh bank memiliki dampak yang cukup besar terhadap kinerja bank. Salah satu masalah yang dialami bank saat ini, yaitu pertumbuhan kredit rendah akibat permintaan (demand) kredit yang sedikit. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menuturkan bahwa faktor rendahnya pertumbuhan kredit karena sisi permintaan (demand) masih lesu. Bank sudah siapkan dana dan promosi bunga murah tapi debitur belum berani mengambil kredit baru, Rabu (28/2/2018). (Kunthi Fahmar Sandy, 2018, https://ekbis.sindonews.com/read/1285937/33/pertumbuhan-kredit-rendah-akibat-permintaan-masih-lesu-1519836722, 1 Maret 2018). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa demand terhadap kredit mengalami penurunan. Padahal, aktivitas kredit dapat berpengaruh terhadap pendapatan bank dan dapat memberikan tambahan dana untuk pembayaran bunga deposito dan biaya operasional. Di sisi lain, dengan supply banyak yang tidak terpakai untuk kredit juga menaikkan jumlah idle cash. Idle cash yang tidak digunakan akibat demand kredit yang rendah akan merugikan bank jika pembayaran bunga deposito lebih besar daripada pendapatan bank. Data lain yang menunjukkan permasalahan kredit, yaitu kutipan yang menunjukkan tentang kinerja 2018 hingga akhir tahun 2018 milik Danamon Simpan Pinjam mencatatkan total outstanding kredit sebesar Rp. 2,28 triliun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp6,98 triliun. Penurunan ini disebabkan karena fokus internal kepada perbaikan kualitas kredit dan pemberian kredit baru yang lebih selektif. (PT Bank Danamon Indonesia Tbk., 2018, https://www.danamon.co.id/-/media/ALL-CONTENT-ABOUT-DANAMON/LAPORAN-KEUANGAN/LAPORAN-TAHUNAN/2018/DANAMON—WEBVERSION-INDONESIA_rev.pdf, Hal. 105 Laporan Tahunan 2018 PT Bank Danamon Indonesia Tbk).
Strategi yang dapat dilakukan oleh bank untuk menaikkan demand kredit yaitu menjalin hubungan dengan agen properti, dealer kendaraan, perusahaan besar dan perusahaan fintech. Hal ini dapat menaikkan demand kredit karena subjek-subjek tersebut memiliki kecenderungan yang besar untuk melakukan transaksi dengan kredit. Mereka juga dapat membantu mendorong promosi kredit bank jika bank juga memberikan penawaran yang lebih baik dibandingkan bank lain. Di sisi lain, penurunan suku bunga kredit belum tentu akan menaikkan demand kredit. Hal tersebut terlansir di dalam (https://amp.kontan.co.id/news/suku-bunga-bi-turun-lagi-begini-pendapat-bankir) . Menurut Jahja Setiaatmadja (Direktur Utama Bank Central Asia) pertumbuhan kredit sangat bergantung pada permintaan barang jasa, jika hal ini terjadi maka ada kemungkinan untuk mendorong kredit. “Kalau bunga saja yang turun belum tentu kredit bisa naik, kalau tidak ada kebutuhannya,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/8). Terjalinnya hubungan bank dengan agen properti, dealer kendaraan, perusahaan besar, dan perusahaan fintech dapat menumbuhkan keinginan masyarakat untuk lebih memilih salah satu bank dibandingkan dengan bank yang lain karena hubungan yang telah terjalin antara bank dengan agen dan perusahaan-perusahaan tersebut. Bisa dikatakan, agen-agen dan perusahaan-perusahaan akan lebih mempromosikan salah satu bank yang memiliki penawaran terbaik dalam bidang kredit. Jadi, bank bisa memberikan promosi kredit yang menarik sehingga masyarakat memilih menggunakan jasanya dibandingkan yang lain. Lalu, alasan kami memilih agen properti, dealer kendaraan dan perusahaan besar adalah adanya kemungkinan yang besar dalam pemakaian kredit dari penjualan yang dilakukan dan kemungkinan persetujuan yang dilakukan oleh bank untuk memberikan kredit akan lebih besar karena kebanyakan pelanggan properti, kendaraan ataupun perusahaan sendiri akan lebih memenuhi syarat dibandingkan perseorangan langsung dan UMKM.Terjalinnya hubungan dengan perusahaan fintech dapat membantu bank untuk menyebarluaskan jangkauannya dengan biaya yang relatif lebih rendah (https://m.detik.com/finance/fintech/d-4674364/fintech-disebut-jadi-saingan-bank-konvensional-benarkah). Selain itu, kemudahan sistem pembayaran dalam fintech dapat membantu meningkatkan demand kredit karena sistem pembayaran yan lebih mudah jika dibandingkan dengan penggunaan kredit langsung ke bank. Bank tidak perlu membuka cabang untuk kota-kota kecil karena fintech dapat membantu keterbatasan bank untuk memberikan akses hingga ke pelosok daerah. Apalagi, fintech hanya memerlukan teknologi dan jaringan internet untuk menjangkau masyarakat di daerah tersebut. Dengan kata lain, fintech merupakan perpanjangan tangan dari bank konvensional di daerah. Keuntungan lainnya dari menjalin hubungan dengan fintech adalah mudahnya pelaksanaan promosi. Promosi juga dilakukan secara berkala sehingga masyarakat tetap dapat melakukan kegiatan konsumsi atas barang dan jasa secara terus menerus. Hal ini selain dapat meningkatkan demand barang dan jasa juga meningkatkan demand kredit, karena bank hanya perlu menjalin kerjasama dengan fintech tersebut untuk menyalurkan kredit. Pengguna juga tidak perlu mengurus dan membuat kartu kredit yang membutuhkan proses yang lebih lama daripada menggunakan kredit fintech yang telah bekerjasama dengan bank tersebut. Tentu dengan dipermudahnya sistem kredit melalui fintech akan dapat membuat demand masyarakat akan kredit lebih meningkat.
Salah satu permasalahan yang dapat dialami oleh bank adalah pertumbuhan kredit yang rendah akibat permintaan (demand) yang kecil. Demand kredit yang rendah dapat menyebabkan adanya gangguan proses sirkulasi keuangan bank. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan yang diberikan oleh Bhima Yudhistira dan data laporan tahun 2018 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.. Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara memperluas jaringan bank terhadap agen properti, dealer kendaraan, perusahaan besar, dan perusahaan fintech karena mereka dapat memberikan bantuan yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap kenaikan demand kredit.
Penulis: Amanda Geraldie Octavia (2301937482); FebbyArifin (2301937601)