Perlambatan Penyaluran Kredit Perbankan dalam Berbagai Sektor
Perbankan merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito yang kemudian diedarkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam peranannya, bank mengembangkan kegiatannya jika masyarakat menaruh kepercayaan untuk menempatkan uangnya dalam produk-produk perbankan tersebut yang nantinya akan disalurkan kembali uangnya ke masyarakat dalam bentuk kredit. Semakin tinggi penawaran kredit dari bank yang disalurkan ke masyarakat, maka kemungkinan timbulnya kredit bermasalah semakin besar. Jika kredit yang disalurkan mengalami masalah atau bahkan mengalami kemacetan, maka akan berdampak pada berkurangnya sebagian besar pendapatan bank.
Dilansir dari http://infobanknews.com/penyaluran-kredit-perbankan-melambat/, penyaluran kredit perbankan terlihat melambat pada Agustus 2019 pada sektor Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi, Kredit Konsumsi, dan Kredit Properti. Untuk penyaluran di sektor Kredit Modal Kerja (KMK) melambat karena terjadinya perlambatan usaha kerja di sektor peternakan, pertanian, kehutanan, dan perikanan; industri pengolahan; pertambangan dan penggalian; serta konstruksi. Selain itu, perlambatan penyaluran kredit disektor konstruksi serta perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) juga melambat masing-masing menjadi 20,5% dan 6,9%.
Untuk perlambatan penyaluran di sektor Kredit Investasi, disebabkan karena kemampuan dan ketertarikan investasi masyarakat dalam membuka atau mengembangkan usaha mengalami penurunan. Penurunan kemampuan dan ketertarikan masyarakat dalam berinvestasi dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah gejolak ekonomi global yang sedang mengalami fluktuasi, sehingga masyarakat menghindari untuk melakukan investasi, dan lebih cenderung menyimpan uangnya.
Sedangkan untuk perlambatan penyaluran kredit di sektor Kredit Konsumsi, disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Kredit Multiguna, dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, mengungkapkan lambatnya laju kredit konsumsi, terutama KKB, tak lepas dari penjualan kendaraan bermotor yang belum sepenuhnya pulih pada enam bulan pertama tahun 2019. Penurunan penjualan terutama terjadi di luar Jawa, mengingat aktivitas bisnis di Jawa masih relatif stabil.
Untuk perlambatan penyaluran Kredit Properti, dapat disebabkan karena menurunnya ketertarikan masyarakat untuk berinvestasi di sektor properti, karena sifatnya yang tidak likuid dan rawan kehilangan value di saat-saat kritis tertentu seperti perang, bencana bumi, dan lain-lain, sehingga kini masyarakat kurang tertarik berinvestasi di bidang properti.
Melihat situasi perlambatan penyaluran kredit ini, solusi yang paling mungkin dapat dilakukan adalah menurunkan bunga kredit untuk menarik orang melakukan transaksi kredit, serta mendorong masyarakat untuk melakukan konsumsi dengan menaruh tarif uang muka yang kecil sehingga penyaluran dana oleh bank tetap dapat berlanjut.
Banyak kendala dan resiko yang dihadapi dalam kegiatan penyaluran kredit kepada masyarakat. Upaya meminimalkan risiko timbulnya kredit yang bermasalah dapat dilaksanakan dengan asas manajemen kredit dan prinsip kehati-hatian. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh bank dalam menekan atau mengurangi resiko pemberian kreditnya, antara lain: penilaian terhadap permohonan kredit, pemantauan penggunaan kredit dan jaminan kredit. Adapun cara penyelesaian kredit yang bermasalah yaitu dengan rescheduling, reconditioning, restructuring, dan liquidation. Dengan demikian, pernyaluran kredit oleh bank kepada masyarakat dapat terus berjalan.
Penulis: Alberth Ferdinand Kristanto (2301937450); Cornelia Jessica Victoria (2301945276)