Penutupan Kantor Cabang Bank di Indonesia

Bank merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat karena bank berperan penting dalam menggerakkan roda perekonomianUntuk menjangkau masyarakat, bank melakukan banyak cara, salah satunya adalah membuka kantor cabangNamunseiring dengan berkembangnya zaman, bank-bank di Indonesia mulai mengubah pola dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, salah satunya adalah terkait dengan masalah kantor cabang tersebut. Jika dulu banyak bank yang berlomba-lomba untuk memperluas jangkauannya dengan cara membuka kantor cabangkini kondisinya malah berbalikAkhir-akhir ini, bank-bank di beberapa daerah mulai satu per satu menutup kantor cabangnyaterutamadi  daerah kota-kota besar di Indonesia. 

Penyebab utama dari penutupan kantor cabang ini adalah digitalisasi. Digitalisasi sendiri merupakan perubahan budaya masyarakat yang awalnya menggunakan alat konvensional untuk melaksanakan berbagai jenis aktivitas menjadi lebih modern dengan menggunakan teknologiDigitalisasi sudah memengaruhi kehidupan sosial dan perilaku masyarakatterutama dalam hal bertransaksiMenurut Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudajakini 80 persen dari transaksi perbankan sudah menggunakan ponselHal tersebut sangat wajar mengingat munculnya teknologi mobile banking yang penggunaannya berbasis ponsel memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai jenis transaksi perbankanBahkan di berbagai kantor cabangpetugas bank lebih banyak membantu memberikan solusi kepada nasabah terkait masalah akses digital dibandingkan dengan masalah-masalah konvensional yang biasanya dihadapi nasabah sebelumnyaseperti mencetak mutasi rekening di buku tabungan yang sekarang bisa dilakukan di aplikasi mobile banking.  

Tentunya hal ini berdampak besar pada kantor-kantor cabang bank di Indonesia. Bank kini mulai menutup beberapa kantor cabangnya. Pernyataan ini diperkuat oleh Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute Sukarela Batunanggar bahwa ada sekitar 1.000 kantor cabang yang tutup dalam 3 tahun terakhir. Seperti salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA contohnyaDirektur Bank Central Asia (BCA) Santoso mengakuiperubahan ekosistem di lingkungan memang cukup banyak memengaruhi BCA. Jika dulu BCA membuka cabang hingga 40 kantor cabang per tahunsaat ini hanya tersisa kurang dari 20 kantor cabang saja per tahun. Ini membuktikan bahwa nasabah lebih jarang mendatangi kantor cabang untuk melakukan transaksi sehingga banyak bank yang mulai mengurangi jumlah kantor cabangnya. Namun hal ini belum berlaku untuk kota kecil atau terpelosok yang belum terjangkau oleh teknologi dan juga pada nasabah lanjut usia yang tidak memahami penggunaan teknologiseperti salah satu daerah di Banyuwangi yaitu desa KedungrejoMuncardimana sebagian besar nasabahnya berprofesi sebagai nelayan ikan dan belum terkena dampak teknologi secara langsung sehingga masih membutuhkan peran dari kantor cabang di daerah tersebut. Penutupan kantor cabang di kota besar dapat membuat pembukaan kantor cabang di daerah terpencil seperti ini lebih terfokusterutama dalam hal alokasi biaya 

Selain itudampak positif dari banyaknya penutupan kantor cabang adalah terjangkaunya nasabah secara lebih efisienTerdapat banyaknya kantor cabang yang mengalami penurunan fungsional akibat pengurangan jumlah nasabah yang lebih memilih akses digital daripada mendatangi kantor cabang secara langsung. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sukarela dalam acara Decision Maker di Gedung Bursa Efek Indonesia yang menyatakan bahwa “Selera konsumen berubah yang tadinya orang ke cabang, face to face, sekarang transaksi banyak digital.” Menurut Sukarela layanan tatap muka perbankan mulai ditinggalkan sejak 3 tahun sehingga membuat perusahaan perbankan harus menutup beberapa kantor cabang demi menghemat beban operasional dan efisiensi biaya yang disebabkan oleh hal ini. Dan pada akhirnya bank pun dapat lebih menghemat dan mengalokasikan biayanya sehingga lebih efektif dan efisien. 

Penutupan kantor cabang ini tentunya juga memiliki dampak negatif. Salah satu dampak terbesarnya adalah berkurangnya jumlah karyawanJumlah karyawan diperkirakan akan terus menurun setiap tahunnya. Peran karyawan yang berada di bagian operasional kantor cabang cenderung akan menurun sehingga tingkat pengangguran dapat meningkat 

Berdasarkan fenomena penutupan kantor cabang bank sebagaimana telah disebutkan di atasdapat disimpulkan bahwa fenomena ini disebabkan oleh perkembangan digitalisasi di masyarakatPenutupan kantor cabang ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bank dalam beroperasiNamunfenomena ini juga menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat itu sendiriyaitu berkurangnya jumlah karyawan bank di Indonesia. 

Penulis: Fransiska Setyawati (2301937620); Tasya Novaliana Utomo (2301937942)

 

 

 

 

Dr. Hendry Hartono SE., MM.