Supply Chain Information Integration (Part 2)
Menurut Huo, Han, & Prajogo (2016) Supply Chain Information Integration (SCII) terdiri dari dua dimensi internal dan external information integration.
1 External Information Integration
External Information Integration mengacu pada sejauh mana produsen sering berbagi informasi secara strategis dengan mitra rantai pasokannya untuk mengelola proses antar-organisasi melalui media seperti internet, telepon atau komunikasi tatap muka (Cai et al., 2010). Tujuan dari jenis integrasi informasi ini adalah untuk meningkatkan informasi dari mitra rantai pasokan untuk membuat keputusan strategis tentang operasi perusahaan dan untuk bekerja sama lebih baik dengan mitra (Huo, Han, & Prajogo, 2016).
External Information Integration mengacu pada sejauh mana perusahaan dapat bermitra dengan anggota rantai pasokan utama di luar perusahaan fokus untuk menyusun strategi, praktik, prosedur, dan perilaku antar organisasi menjadi proses yang kolaboratif, tersinkronisasi, dan dapat dikelola (Chen dan Paulraj, 2004; Stank et al., 2001 dalam Yu et al., 2018). Berdasarkan perspektif perpanjangan RBV (Resources Base View), integrasi informasi eksternal mengacu pada sejauh mana hubungan elektronik dikembangkan untuk komunikasi dan berbagi informasi di seluruh proses antar-organisasi (Xu et al., 2014; Wong et al., 2013). Integrasi eksternal mencakup aliansi strategis dengan pemasok dan pelanggan (Yu et al., 2018). Integrasi informasi eksternal dapat dibagi menjadi dua dimensi, yaitu, integrasi informasi pelanggan dan integrasi informasi pemasok (Yu et al., 2018).
2 Internal Information Integration
Internal Information Integration mengacu pada sejauh mana produsen membangun sistem informasi yang sangat terintegrasi dalam perusahaan untuk memfasilitasi berbagi informasi antara semua fungsi untuk mengelola proses intra-organisasi (Rai et al., 2006). Dengan cara ini, internal information integration menjamin bahwa setiap fungsi internal memiliki akses ke data operasional dan bahwa fungsi-fungsi ini diintegrasikan oleh database (Huo, Han, & Prajogo, 2016).
Integrasi internal mengacu pada sejauh mana perusahaan dapat menyusun praktik, prosedur, dan perilaku organisasi menjadi proses kolaboratif, tersinkronisasi, dan dapat dikelola untuk memenuhi persyaratan pelanggan (Yu et al., 2018). Berdasarkan sudut pandang bundling sumber daya, integrasi informasi internal terutama melibatkan integrasi sistem informasi melalui penggunaan ERP dan platform lainnya berbagi pencarian waktu nyata persediaan dan informasi operasi di seluruh fungsi intra-organisasi (Roh dan Hong, 2015; Wang et al., 2016).
Referensi
Huo, B., Han, Z., & Prajogo, D. (2016). Antecedents and consequences of supply chain information integration: a resource-based view. Supply Chain Management: An International Journal, 21(6), 661-677.
Rai, A., Patnayakuni, R. and Nainika, S. (2006). Firm performance impacts of digitally enabled supply chain integration capabilities. MIS Quarterly, Vol. 30 No. 2, pp. 225-246.
Roh, J.J. and Hong, P. (2015). Taxonomy of ERP integrations and performance outcomes: an exploratory study of manufacturing firms. Production Planning & Control, Vol. 26 No. 8, pp. 1-20.
Wang, Z., Huo, B., Qi, Y. and Zhao, X. (2016). A resource-based view on enablers of supplier integration: evidence from China. Industrial Management & Data System, Vol. 116 No. 3, pp. 416-444.
Wong, C.W.Y., Wong, C.Y. and Boon-itt, S. (2013). The combined effects of internal and external supply chain integration on product innovation. International Journal of Production Economics, Vol. 146 No. 2, pp. 566-574.
Xu, D., Huo, B. and Sun, L. (2014). Relationships between intra-organizational resources, supply chain integration and business performance. Industrial Management & Data Systems, Vol. 114 No. 8, pp. 1186-1206.
Yu, K., Luo, B. N., Feng, X., & Liu, J. (2018). Supply chain information integration, flexibility, and operational performance: An archival search and content analysis. The International Journal of Logistics Management, 29(1), 340-364.