Penyelarasan Kompetensi IT Project Manager dengan Kebutuhan Bisnis Perusahaan Berbasis Proyek (Part 1)
Oleh: Dr. Mohammad Ichsan, Dipl.-Ing., M.T
Faculty Member Management Dept., BINUS Business School Undergraduate Program
Sejalan dengan waktu dan perkembangan teknologi, pengelolaan proyek semakin dinamis dan cenderung semakin kompleks (Haas, 2009). Di dalam bukunya, ia mengutip hasil survey Standish Group yang dituangkan dalam Chaos Report. Dalam laporan tersebut, Standish Group dalam surveynya di tahun 2006 menyatakan bahwa, 65% Proyek Teknologi Informasi di Amerika Serikat dinyatakan gagal, baik dalam bentuk terlambat (46% – delay) atau pengeluaran proyek yang lebih dari anggarannya (19% – over budget) keduanya terakumulasi menjadi 46% serta kegagalan lainnya 19% (seperti tidak tercapainya tujuan proyek).
Chaos Report bukan merupakan laporan heboh yang pertama kalinya dikeluarkan oleh Standish Group yang menginformasikan kondisi pengelolaan proyek Teknologi Informasi (IT Projects). Laporan ini pertama kali dikeluarkan di tahun 1994 dan laporan Chaos Report 2015 yang dipublikasikan secara terbuka seperti yang dituangkan di dalam Tabel 1. di bawah.
Tabel 1. Modern Resolution for all Projects
(Sumber : Standish Chaos Report 2015)[1]
[1] Yang dimaksud dengan modern resolution adalah pengelolaan proyek dengan kriteria tepat waktu (on time), sesuai anggaran (on budget) dan dengan hasil yang memuaskan. Tabel ini menggambarkan proyek pengembangan software dari tahun 2011 – 2015 dan menjadi acuan terhadap laporan Chaos Report 2015 secara keseluruhan.
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terlalu terlihat perubahan yang signifikan dari rentang waktu 2011 sampai 2015. Hal ini tentunya membuat organisasi proyek pada khususnya dan organisasi bisnis pada umumnya mengalami kesulitan dalam mengelola proyeknya dengan efektif dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana proyek.
Di 20 tahun kebelakang, para ahli Manajemen Proyek – baik di dalam maupun di luar negeri – telah melakukan beberapa studi mengenai faktor2 yang mempengaruhi keberhasilan proyek (Critical Success Factor). Menariknya perjalanan riset tersebut yang dimulai tahun 1980-an mengerucut ke beberapa focus signifikansi yang lebih kecil yang salah satunya adalah kompetensi manajemen proyek dari personil proyek termasuk manajer proyek (Pinto & Slevin, 1987; Pinto & Prescott, 1988; Delisle & Thomas, 2002; Hyvari, 2006). Hal ini juga sesuai dengan laporan Standish (2015) yang menyiratkan pentingnya personil proyek yang kompeten dengan memberikan nilai 10 dan menempatkan faktor personil yang terampil di urutan ke 5 setelah executive sponsorhip, emotional maturity, user involvement dan optimization.