Warehouse Layout
Oleh: Sambudi Hamali*, Aisyah Widya Nur Shadrina, Astika Alivia Pramesti, Fransisca Fortunata Handoyo
*)Faculty Member Management Binus Business School Undergraduate Program
1. Pengertian Warehouse
Menurut Heizer, Render, & Munson (2017), warehouse merupakan sebuah desain yang mencoba untuk meminimalkan biaya total dengan mengatasi pertukaran antara ruang dan penanganan material.
Menurut Richard (2014), sebuah warehouse harus dilihat sebagai tempat sementara untuk menyimpan persediaan dan sebagai buffer dalam rantai pasokan. Ini berfungsi, sebagai unit statis – dalam ketersediaan produk utama yang sesuai dengan permintaan konsumen dan dengan demikian memiliki tujuan utama yang memfasilitasi pergerakan barang dari pemasok ke pelanggan, memenuhi permintaan secara tepat waktu dan hemat biaya.
Menurut Khan, Dong, & Yu (2017), warehouse digunakan pada banyak tahap dalam rantai pasokan seperti warehouse bahan baku, warehouse WIP (work in process), warehouse barang jadi, warehouse distribusi, warehouse pemenuhan, dan lainnya.
Definisi warehouse menurut Reid & Sanders (2017) yaitu menyediakan tempat untuk menyimpan barang dalam waktu lama dengan penanganan minimal. Dalam rantai pasokan, warehouse memiliki tiga peran: konsolidasi transportasi, pencampuran atau pembuatan produk, dan jasa. Ada 2 jenis warehouse yaitu warehouse umum yang digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu lama dengan penanganan minimal. Satu lagi yaitu warehouse distribusi yang digunakan untuk memindahkan dan mencampur barang menjadi sebuah produk.
Menurut Jemelka, Chramcov, & Kříž (2017), dua parameter penting yang didasarkan pada setiap kinerja warehouse adalah ruang yang dibutuhkan untuk alokasi item dan waktu yang dibutuhkan untuk penanganannya.
2. Tipe Operasi Warehouse
Richard (2014) menjelaskan bahwa ada 10 tipe operasi warehouse, yaitu:
- Penyimpanan Bahan Baku
Gudang ini berguna untuk menyimpan bahan-bahan mentah yang akan digunakan dalam proses produksi suatu produk. Biasanya gudang ini bertempat tidak jauh dari titik ekstraksi atau manufaktur.
- Intermediate, Postponement, Customization or Sub-assembly Facilities
Tipe gudang ini digunakan untuk menyimpan produk sementara pada tahap yang berbeda dalam produksi. Pusat-pusat ini juga digunakan untuk menyesuaikan produk sebelum pengiriman akhir kepada pelanggan.
- Penyimpanan Barang Jadi
Gudang ini menyimpan produk-produk yang sudah selesai di manufaktur atau sudah siap dipakai oleh konsumen. Di gudang ini tentunya juga ada safety stock yang memungkinkan mereka untuk membangun stok dalam persiapan untuk peluncuran produk baru, mengharapkan peningkatan permintaan dan untuk menghadapi trend yang akan datang.
- Pusat Konsolidasi dan Gudang Transit
Pusat-pusat konsolidasi menerima produk dari sumber yang berbeda dan menggabungkannya untuk pengiriman selanjutnya ke pelanggan atau ke jalur produksi.
- Pusat Transhipment atau Break-Bulk
Pusat transhipment akan menerima barang dalam jumlah besar dari supplier yang nantinya akan dibagi-bagi menjadi bagian-bagian kecil untuk pengiriman selanjutnya ke berbagai lokasi.
- Pusat Cross-Dock
Pusat Cross-Dock dilihat masa depan untuk pergudangan. Tanggapan konsumen yang efisien dan respon cepat dalam ritel memerlukan operasi untuk dapat memindahkan barang dengan cepat melalui rantai pasokan. Cross docking mengharuskan pengiriman ke pusat-pusat ini untuk sudah diberi label dan siap untuk pengiriman selanjutnya. Di sini barang-barang diidentifikasi dan dikonsolidasikan dengan pengiriman lainnya, siap untuk pengiriman. Barang-barang harus disimpan di gudang untuk sesingkat mungkin. Penerimaan dan pengiriman hari yang sama adalah target.
- Pusat Penyortiran
Pusat-pusat penyortiran digunakan di perusahaan distribusi oleh surat, parsel dan palet. Barang-barang dikumpulkan dari seluruh bagian negara, dikirim ke hub atau pusat penyortiran, diurutkan berdasarkan kode pos atau zip code, dikonsolidasikan dan dikirimkan semalaman ke daerah distribusi masing-masing untuk pengiriman selanjutnya.
- Pusat Pemenuhan
Pusat ini telah di desain dan dilengkapi secara spesifik untuk menangani pemesanan dengan jumlah kecil dan volume yang besar. Pusat ini juga dapat sebagai pusat pemrosesan pengembalian untuk e-commerce karena e-commerce memiliki persentase pengembalian yang lebih besar daripada aktivitas ritel normal.
- Reverse Logistics Centres
Proses pada pusat reverse logistics termasuk pengembalian peralatan pengemasan transit yang dapat digunakan kembali seperti tong, palet, kotak tote dan nampan. Saat digunakan dalam industri makanan ditambahkan layanan tambahan termasuk mencuci dan sanitasi item sebelum mereka memasuki kembali rantai pasokan.
- Pergudangan Sektor Publik
Di luar dunia komersial ada juga operasi gudang yang mendukung sektor publik, angkatan bersenjata dan sektor ketiga. Meningkatnya jumlah bencana alam seperti gempa bumi, kekeringan dan tsunami mengakibatkan third-sector organization membuka gudang di lokasi-lokasi strategis di seluruh dunia. Hal ini dilakukan agar mereka bisa lebih dekat dengan lokasi kejadian dan juga lebih cepat tanggap.
Referensi
Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operations management: sustainability and supply chain management, 12/e. Harlow: Pearson Education.
Jemelka, M., Chramcov, B., Kříž, P., & Bata, T. (2017). ABC analyses with recursive method for warehouse. In Control, Decision and Information Technologies (CoDIT), 2017 4th International Conference on (pp. 0960-0963).
Khan, S. A. R., Dong, Q. L., & Yu, Z. (2017). Role of ABC Analysis in the Process of Efficient Order Fulfillment: Case Study. In Advanced Engineering Forum (Vol. 23, pp. 114-121).
Richards, G. (2014). Warehouse management: a complete guide to improving efficiency and minimizing costs in the modern warehouse. London: Kogan Page Publishers.
Reid, R. D., & Sanders, N. R. (2017). Operations management: an integrated approach. Hoboken: John Wiley & Sons.