Perhitungan Data Aktual Metrik Level 1 PT. Yuansa Abadi Lestari (Bagian 2)
Oleh : Meiryta Yuliani & Haryadi Sarjono
Perhitungan data aktual metrik level 1 pada atribut kinerja SCOR Model PT. Yuansa Abadi Lestari (Perusahaan swasta yang memproduksi plastic, terletak di daerah Bogor)
- DSCA ( Downside Supply Chain Adaptibility ): pengurangan kuantitas pesanan berkelanjutan 30 hari sebelum pengiriman tanpa menimbulkan sediaan atau penalti biaya. (Not Available)
- VAR (Supply Chain Value at Risk ): jumlah peluang kejadian beresiko dikalikan dampak moneter dari kejadian tersebut untuk semua fungsi rantai suplai. Komponen VAR mencakup keterbatasan dari proses Source, Make, Deliver, Return.(Not Available)
- TCTS (Total Cost to Serve): jumlah biaya rantai suplai untuk mengirimkan produk produk dan jasa ke konsumen.
Total Biaya Melayani = Biaya Perencanaan + Biaya Pengadaan + Biaya Bahan Baku + Biaya Produksi + Biaya Manajemen Pesanan + Biaya Pengiriman + Biaya Pengembalian + COGS (Cost Of Good Sold)
Tabel 3 Perhitungan Total Cost to Serve
No. | Nama Biaya | Jumlah Biaya |
1. | Biaya Perencanaan | Rp 0 |
2. | Biaya Pengadaan | Rp 250.000 |
3. | Biaya Bahan Baku | Rp 123.958.450 |
4. | Biaya Produksi | Rp 15.786.353 |
5. | Biaya Manajemen Pesanan | Rp 0 |
6. | Biaya Pengiriman | Rp 3.568.000 |
7. | Biaya Pengembalian | Rp 0 |
8. | Cost of Good Sold | Rp 157.490.165 |
Total Cost to Serve | Rp 301.052.968 |
Sumber: Diolah Penelitui (2015)
COGS ( Cost of Good Sold )
COGS / Harga Pokok Penjualan = 157.490.165 (71.57%)
Laba Kotor = 220.047.630 – 157.490.165
= 62.557.465 (28.43%)
Tabel 4 Biaya Produksi
No. | Nama Biaya | Jumlah Biaya |
1. | Tenaga Kerja | Rp 6.883.079 |
2. | Over Head Produksi | Rp 5.533.523 |
3. | Listrik | Rp 3.369.751 |
Total Biaya Produksi | Rp 15.786.353 |
Sumber: Data Perusahaan (2015)
- CTCCT ( Cash to Cash Cycle Time ): waktu yang dibutuhkan bagi sebuah investasi untuk mengalir kembali ke perusahaan setelah dibelanjakan untuk bahan baku.
Jumlah hari sediaan + jumlah hari penjualan belum dibayar – jumlah hutang belum dibayar.
Tabel 5 Cash to Cash Cycle Time
No. | Jenis | Jumlah hari |
1. | Jumlah hari sediaan | 4 |
2. | Jumlah hari penjualan belum dibayar | 37 |
3. | Jumlah hari hutang belum dibayar | (-) 30 |
Cash to Cash Cycle Time | 11 hari |
Sumber: Diolah Peneliti (2015)
- ROF (Return on Supply Chain Fixed Asset): pengembalian yang diterima suatu organisasi dari modal yang diinvestasikan dalam aset aset tetap rantai suplai yang digunakan dalam proses Plan, Source, Make, Deliver, dan Return.
Perhitungan:
(Perhitungan Rantai Suplai – COGS – Biaya Manajemen Rantai Suplai) / Aset tetap rantai suplai
Tabel 6 Perhitungan ROF (Return on Supply Chain Fixed Asset)
No. | Nama | Jumlah |
1. | Perhitungan Rantai Suplai | Rp 301.052.968 |
2. | Cost Of Good Sold | (-) Rp 157.490.165 |
3. | Biaya Manajemen Rantai Suplai | (-) Rp 19.604.353 |
4. | Aset tetap rantai suplai | (:) Rp 1.787.800.000 |
Return on Supply Chain Fixed Asset (ROF) | 6.9 % |
Sumber: Diolah peneliti (2015)
Tabel 7 Aset Tetap Rantai Suplai
No . | Nama | Jumlah |
1. | Nilai Aset Tetap dari Source | Rp 616.000.000 |
2. | Nilai Aset Tetap dari Make | Rp 1.071.800.000 |
3. | Nilai Aset Tetap dari Deliver | Rp 100.000.000 |
4. | Nilai Aset Tetap dari Plan | Rp 0 |
5. | Nilai Aset Tetap dari Return | Rp 0 |
Aset Tetap Rantai Suplai | Rp 1.787.800.000 |
Sumber: Diolah peneliti (2015)
- Return on Working Capital (ROW): besarnya investasi relatif terhadap posisi modal kerja perusahaan versus penghasilan yang dihasilkan oleh sebuah rantai suplai.
Perhitungan:
(Penghasilan Rantai Suplai – COGS – Biaya Manajemen Rantai Suplai) / (Sediaan + Piutang – Hutang)
(220.047.630 – 157.490.165 – 19.604.353 ) /
(924.000.000 + 220.047.630 – 616.000.000 = 8.13 %
Daftar Pustaka
Georgise, F. B., Thoben, K. D., & Seifert, M. (2013). Implementing the SCOR Model Best Practices for Supply Chain Improvement in Developing Countries. International Journal of Service, Science and Technology vol 6, no. 4, 1.
Hidayat, S., & Astrellita, S. A. (2012). Using Supply Chain Operation Reference Model and Failure Mode Effect Analysis to Measure Delivery Performance of a Distribution System (Case Study : Lotte Mart Indonesia). Jurnal Al-azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, Vol. 1, No. 4.
Moazzam, M., Garnevska, E., & Marr, N. E. (2012). Benchmarking Agri-food Supply Chain Networks: A Conceptual Framework. Benchmarking Agri-food Supply Chain Networks: A Conceptual Framework, 1.
Paul , J. (2014). Transformasi Rantai Suplai dengan model SCOR. In J. Paul, Transformasi Rantai Suplai dengan Model SCOR. Jakarta: PPM. Manajemen.
Pratiwi, A., & Sarjono, H. (2014). Proposed Improvement of Performance Calculation of Supply Chain Management. Applied Mathematical Sciences, Vol. 8.
Salazar, F., Caro, M., & Cavazos, J. (2012). Final Review of the Application of the SCOR Model for Biodiesel Castor-Colombia Case. Final Review of the Application of the SCOR Model for Biodiesel Castor-Colombia Case, 1.