Performance Prism (part 2)

3. Strategies (Strategi)

Setelah penentuan perspektif stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi. Pertanyaan kunci yang mendasari perspektif ini adalah strategi apa yang harus diadopsi oleh perusahaan untuk meyakinkan bahwa kebutuhan dan keinginan stakeholder telah terpenuhi (sambil meyakinkan pula bahwa kebutuhan perusahaan akan kontribusi dari stakeholder juga terpenuhi).

Strategi diusulkan untuk memastikan agar organisasi dapat mengantarkan nilai-nilai kepada stakeholder. Dalam hal ini stratgei sangat diperlukan untuk mengukur kinerja organisasi sebab dapat dijadikan sebagai monitor (acuan) sudah sejauh mana tujuan organisasi telah dicapai, sehingga pihak manajemen bisa mengambil langkah cepat dan tepat dalam membuat keputusan untuk menyempurnakan kinerja organisasi. Seperti yang diungkapkan Hansen dan Mowen (2009: 367) “strategi adalah penspesifikasian hubungan yang diinginkan manajemen di anatara beberapa perspektif”. Selain itu, strategi juga memiliki arti penting bagi sebuah perusahaan karena strategi mendefinisikan faktor-faktor kunci keberhasilan, yang akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk mencapainya jika faktor-faktor tersebut diukur dan dihargai (Anthony, 2009: 169)

4. Process (Proses)

Proses dibuat setelah strategi yang diperlukan untuk memenuhi keinginan stakeholder telah ditentukan sehingga dapat mencapai strategi tersebut. Berkaitan dengan proses yang harus dilakukan oleh organisasi, untuk mencapai strategi yang telah ditetapkan dalm konteks perusahaan, maka aspek proses ini dapat berupa: pengembangan suatu produk atau layanan tertentu, aktivitas yang berupa usaha untuk memenuhi permintaan, aktivitas perencanaan, pengendalian, pengorganisasian dan evaluasi. Aspek proses berkaitan dengan aktivitas yang sifatnya lebih operasional, yang harus dilakukan untuk mengantarkan nilai kepada stakeholder

5. Capabilities (Kapabilitas)

Langkah selanjutnya setelah menentukan proses adalah menentukan kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan proses yang ada. Kemampuan organisasi ini merupakan pondasi paling dasar yang harus dimilik oleh organisasi untuk dapat bersaing dengan organisasi lainnya. Kapabilitas dapat dimaksudkan sebagai kombinasi dari orang-orang, prkatik-praktik, tekonologi dan infrastruktur perusahaan yang secara kolektif mempresentasikan kemampuan organisasi untuk menciptakan nilai dari stakeholder melalui bagian khusus dari operasinya (Neely, et al., 2002) dalam text book Quitt (2010). Kapabilitas berkaitan dengan kualitas sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, yang dibutuhkan dalam usaha untuk mengantarkan nilai kepada stakeholder. Kapabilitas berkenaan dengan sumber daya manusia, peraturan, prosedur.

Daftar Pustaka

Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. (2009). Manajemen Control System 12th edition, Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala, Jilid 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Cahyawati, Amanda Nur; Pratiko & Soenoko, Rudy. 2013. Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Menggunakan Metode Performance Prism. Jemis Vol. 1 No.1. http://jemis.ub.ac.id/index.php/jemis/article/view/113

Dania, Wike Agustin Prima; Santoso, Imam & Sari, Rheysa Permata. (2012). Analisis Pengukuran Kinerja Korporasi Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di PT Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan). Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 1. Universitas Brawijaya.

Hansen, Don R, Maryanne M. Mowen. (2009). Manajerial Accounting:Akuntansi Manajemen, 8th. Jakarta, Indonesia: Salemba Empat

Laricha, Lithrone; Agusman, Delvis & Agrida, Sanvy. (2012). Perancangan Pengukuran Kinerja pada PT Jaya Celcon Prima dengan Metode Performance Prism dan Scoring OMAX (Objective Matrix). Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer, Vol. 01 No. 04, Okt-Des 2012.

http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/kidtind/article/view/1776

Najmi, Manoochehr; Etebari, Mohammad & Emami, Samin (2012) “A Framework to Review Performance Prism”, International Journal of Operations & Production Management, Vol. 32 Iss: 10, pp.1124 – 1146. http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/01443571211274486

Nurcahyanie, Y.N. (2008). Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode

Quitt, Anna. (2010). Measuring supply management’s budget effects : introduction of return on spend as an indicator of supply management’s financial effectiveness. Gabler Edition Wissenschaft., Einkauf, Logistik und Supply Chain Management. Wiesbaden : Gabler Verlag.