Contoh Proses Cut-Off Point di PT. Pertamina Retail
Oleh : Yulifiyanto & Haryadi Sarjono
Pertamina Retail adalah anak Perusahaan dari PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang usaha retail produk Pertamina. Perusahaan didirikan pada tanggal 17 Juni 1997. Menurut Hasibuan (2007: 117), stakholder pada pada proses Cut-Off Point ini terdiri dari lima bagian, yaitu: investor (investors), pelanggan (customers & intermediaries), karyawan (employee), pemasok (suppliers) dan masyarakat (community).
- Investor
Stakeholder pertama yang mulai diidentikasi yaitu investor dengan berjumlah 1 orang. Data hasil wawancara dan kuesioner yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan kemudian dihitung dengan metode cut-off point. Hasil perhitunagn dengan metode ini pada pelanggan yaitu sebesar. Proses cut-off point kepuasan pelanggan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Proses cut-off point kepuasan investor.
No. | Keinginan dan Kebutuhan | Tingkat Kepentingan | ||||
TP | CP | SP | Score | Cut Off | ||
1. | Investor mendapatkan transparansi informasi | 1 | 3 | Tidak | ||
2. | Investor memperoleh pengembalian modal yang tepat | 1 | 3 | Tidak | ||
3. | Investor mendapatkan bunga yang dibagikan setiap tahun | 1 | 2 | Ya | ||
4. | Investor memiliki prospek masa depan dan resiko aset yang dimiliki | 1 | 3 | Tidak | ||
5. | Investor memperoleh rincian biaya-biaya operasi yang tepat | 1 | 3 | Tidak | ||
6. | Investor mendapatkan keuntungan yang tepat | 1 | 2 | Ya | ||
7. | Investor medapatkan rincian pendapatan penjualan | 1 | 3 | Tidak | ||
8. | Investor mendapatkan nilai saham yang bersih | 1 | 3 | Tidak |
Hasil perhitungan cut-off point kepuasan investor adalah:
Cut-off point =
Cut-off point = = 2,5
- Pelanggan
Stakeholder kedua yang mulai diidentikasi yaitu pelanggan dengan berjumlah 30 orang dari masing-masing perwakilan perusahaan yang menjadi pelanggan dari PT. Pertamina Retail. Data hasil wawancara dan kuesioner yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan kemudian dihitung dengan metode cut-off point. Hasil perhitunagn dengan metode ini pada pelanggan yaitu sebesar. Proses cut-off point kepuasan pelanggan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Proses cut-off point kepuasan pelanggan
No. | Keinginan dan Kebutuhan | Tingkat Kepentingan | ||||
TP | CP | SP | Score | Cut off | ||
1. | Pelanggan mendapatkan pelayanan yang baik | 4 | 26 | 86 | Tidak | |
2. | Pelanggan mendapatkan pelayanan yang kompeten | 7 | 23 | 83 | Ya | |
3. | Pelanggan mendapatkan kenyamanan | 3 | 27 | 87 | Tidak | |
4. | Keluhan pelanggan ditangani secara cepat oleh pihak SPBU | 3 | 27 | 87 | Tidak | |
5. | Pelanggan mendapatkan produk yang berkualitas | 6 | 24 | 84 | Ya | |
6. | Pelanggan mendapatkan nilai tambah pada setiap pembelian produk | 4 | 26 | 86 | Tidak | |
7. | Kecepatan proses pembelian voucher | 4 | 26 | 86 | Tidak | |
8. | Masa berlaku voucher yang dapat diperpanjang | 2 | 28 | 88 | Tidak | |
9. | Kemudahan transaksi voucher | 3 | 27 | 87 | Tidak |
Hasil perhitungan cut-off point kepuasan pelanggan adalah:
Cut-off point =
Cut-off point = = 85,5
- Karyawan
Stakeholder ketiga yang diidentifikasi yaitu karyawan dengan berjumlah 28 orang, yang merupakan Kepala SPBU dari tiap-tiap SPBU yang dikelola PT. Pertamina Retail di DKI Jakarta. Data hasil wawancara dan kuesioner yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan kemudian dihitung dengan metode cut-off point pada karyawan yaitu sebesar. Proses cut-off point kepuasan karyawan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Proses cut-off point kepuasan karyawan
No. | Keinginan dan Kebutuhan | Tingkat Kepentingan | ||||
TP | CP | SP | Score | Cut off | ||
1. | Karyawan mendapatkan kenyamanan kondisi lingkungan kerja yang mendukung | 5 | 23 | 79 | Tidak | |
2. | Karyawan mendapatkan arahan kerja yang mudah dipahami dari pimpinan | 6 | 22 | 78 | Tidak | |
3. | Karyawan diberikan penilaian dari pimpinan berdasarkan hasil pekerjaan yang telah dilakukan | 7 | 21 | 77 | Tidak | |
4. | Karyawan mendapatkan gaji yang adil | 5 | 23 | 79 | Tidak | |
5. | Karyawan mendapatkan kesesuaian pekerjaan dengan job description | 7 | 21 | 77 | Tidak | |
6. | Karyawan memiliki masa kerja yang tepat | 3 | 7 | 18 | 71 | Ya |
7. | Karyawan memperoleh kebijakan sesuai dengan ketentuan yang disepakati oleh perusahaan | 6 | 22 | 78 | Tidak | |
8. | Karyawan memiliki pimpinan yang tegas | 8 | 20 | 76 | Tidak | |
9. | Karyawan memiliki pimpinan yang cepat bertindak | 7 | 21 | 77 | Tidak | |
10. | Karyawan memiliki rekan kerja yang dapat berkomunikasi baik | 7 | 21 | 77 | Tidak | |
11. | Karyawan memiliki kesempatan untuk naik jabatan | 9 | 19 | 75 | Tidak | |
12. | Karyawan memiliki kesempatan dalam pengambilan keputusan | 3 | 10 | 15 | 68 | Ya |
13. | Karyawan memiliki fasilitas yang menunjang pembelajaran | 8 | 20 | 76 | Tidak |
Hasil perhitungan cut-off point kepuasan karyawan adalah:
Cut-off point =
Cut-off point = = 73,5
- Pemasok
Stakeholder keempat yang diidentifikasi yaitu pemasok dengan berjumlah 2 orang yang mewakili 2 perusahaan terkait. Data hasil wawancara dan kuesioner yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan kemudian dihitung dengan metode cut-off point pada pemasok yaitu sebesar. Proses cut-off point kepuasan pemasok dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Proses cut-off point kepuasan pemasok
No. | Keinginan dan Kebutuhan | Tingkat Kepentingan | ||||
TP | CP | SP | Score | Cut off | ||
1. | Pemasok mendapatkan informasi permintaan secara akurat | 2 | 6 | Tidak | ||
2. | Pemasok mendapatkan kenyamanan dalam mencukupi pesanan | 1 | 1 | 5 | Ya | |
3. | Pemasok mendapatkan pembayaran tepat waktu | 1 | 1 | 5 | Ya | |
4. | Pemasok telah terikat dengan kontrak sehingga memberikan kepastian | 2 | 4 | Ya | ||
5. | Pemasok mendapatkan pembayaran sesuai tagihan | 2 | 6 | Tidak | ||
6. | Tidak terjadi perubahan dalam spesifikasi pesanan | 2 | 6 | Tidak |
Hasil perhitungan cut-off point kepuasan pemasok adalah:
Cut-off point =
Cut-off point = = 5
- Masyarakat
Stakeholder kelima yang diidentifikasi yaitu masyarakat dengan berjumlah 25 orang, dengan diambil 5 orang sampel dari masing-masing kotamadya di DKI Jakarta. Data hasil wawancara dan kuesioner yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan kemudian dihitung dengan metode cut-off point. Hasil perhitungan dengan metode cut-off point. Hasil perhitungan dengan metode cut-off point pada masyarakat yaitu sebesar. Proses cut-off point kepuasan masyarakat dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Proses cut-off point Kepuasan Masyarakat
No. | Keinginan dan Kebutuhan | Tingkat Kepentingan | ||||
TP | CP | SP | Score | Cut off | ||
1. | Organisasi perusahaan bersifat terbuka / transparan | 2 | 8 | 15 | 63 | Ya |
2. | Organisasi perusahaan bersifat jujur | 4 | 21 | 71 | Tidak | |
3. | PT melakukan kegiatan CSR pada masyarakat | 5 | 20 | 70 | Tidak | |
4. | Masyarakat memiliki kesempatan bekerja | 3 | 22 | 72 | Tidak | |
5. | PT bertanggung jawab pada setiap produk yang dijual pada masyarakat | 4 | 21 | 71 | Tidak | |
6. | Masyarakat memperoleh donasi sosial | 1 | 7 | 17 | 66 | Ya |
Hasil perhitungan cut-off point kepuasan masyarakat adalah:
Cut-off point =
Cut-off point = = 67,5
Daftar Pustaka
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2010). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama
Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. (2009). Manajemen Control System 12th edition, Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala, Jilid 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Hasibuan SP. Malayu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta
Laricha, Lithrone; Agusman, Delvis & Agrida, Sanvy. (2012). Perancangan Pengukuran Kinerja pada PT Jaya Celcon Prima dengan Metode Performance Prism dan Scoring OMAX (Objective Matrix). Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer, Vol. 01 No. 04, Okt-Des 2012.
http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/kidtind/article/view/1776
Najmi, Manoochehr; Etebari, Mohammad & Emami, Samin (2012) “A Framework to Review Performance Prism”, International Journal of Operations & Production Management, Vol. 32 Iss: 10, pp.1124 – 1146.
http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/01443571211274486
Nurcahyanie, Y.N. (2008). Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS) (Studi Kasus: Program Studi Teknik Industri Universitas PGRI Adi Buana Surabaya). WAHANA, 51 (2): 44-53.
Parmenter, David, (2010), Key Performance Indicators, 2nd edition, John Wiley & Sons Inc, New Jersey.
Quitt, Anna. (2010). Measuring supply management’s budget effects: Introduction of return on spend as an indicator of supply management’s financial effectiveness. Gabler Edition Wissenschaft., Einkauf, Logistik und Supply Chain Management. Wiesbaden: Gabler Verlag.
Robbins, Stephen P. (2006). Prilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.