Business of Future : Industry 4.0
Oleh : Willy Natan (management program student)
Era informasi dan teknologi yang semakin canggih mengiringi pertumbuhan bisnis rintisan berbasis teknologi atau yang biasa dikenal sebagai techno-startup, seperti GO-JEK pada industri transportasi dan Tokopedia.com, platform komersial online banyak bermunculan saat ini tidak hanya di Indonesia tetapi diseluruh dunia saat ini.
Pergeseran dari bisnis konvensional menuju elektronik binis saat ini ditandai dengan fenomena bisnis online dan e-commerce oleh berbagai perusahaan barang yang semakin melejit dan bermunculan. Beberapa dampak besar dari pegeseran ini dapat dirasakan dari : Pergerakan barang (Goods) yang cepat tanpa batasan geografis, arus informasi semakin cepat, automisasi proses bisnis melalui berbagai teknologi, dan efektivitas dan efisiensi bisnis.
Akan tetapi proses pergeseran bisnis saat ini hanya sebatas transformasi digital semata dan masih tersisa banyak potensi elektronik bisnis yang dapat dikembangkan. Lalu bagaimana elektronik bisnis mencapai pontesi terbesarnya ?
Sekarang ini kita hanya merasakan dampak dari perubahaan bisnis yang menuju revolusi sebenarnya yang ditandai oleh beberapa karateristik yang telah disebutkan sebelumnya sehingga muncul pertanyaan sesungguhnya, yakni “Bagaimana seharusnya bisnis dilakukan ?”.
Di Jerman, saat ini muncul sebuah istilah yang disebut dengan Industry 4.0. Pemerintah Jerman saat ini akan menginvestasikan sekitar €40 billion setiap tahun hingga pada tahun 2020. Investasi ini diyakini akan memberikan perubahan besar pada teknologi manufaktur, yang akan meliputi Cyber-physical systems, Internet of things, dan Cloud computing.
Industry 4.0 akan menciptakan elektronik bisnis sesungguhnya dengan mengwujudkan “smart factory” dimana proses dan hampir keseluruhan kerangka kerja perusahaan akan melibatkan teknologi robotik.
Sistem yang dipertimbangan dari revolusi industri ini meliputi : (1) Penggunaan mesin, perangkat, sensor, dan manusia yang saling terkoneksi dan berkomunikasi; (2) Sistem menghasilkan salinan data digital dan fisik melalui sensor untuk mengelolah informasi; (3) Kemampuan support pada kegiatan pengambilan keputusan dan problem solving oleh mesin yang dirasa terlalu sulit dan berbahaya untuk manusia; (4) Pengambilan keputusan secara desentralisasi oleh sistem otomatis yang dapat bertindak sendiri pada keputusan sederhana.
Dan dengan adanya sistem pada industri baru ini, diharapkan permasalahan klasik seperti kesalah teknis manusia, kelancaran dan arus komunikasi, integrasi mesin dan manusia, biaya tenaga manusia, dan masalah dari keamanan data tidak lagi terjadi ketika sistem ini di-adopsi.
Paparan-paparan mengenai manfaat dari model Industri 4.0 menaruh perhatian pada proses dan produksi industri kedepannya. Sebagai contohnya pengendalian supply chain akan lebih siap dan terkontrol oleh input data pengantaran dibawah kendali komputer dan robot yang pada akhirnya menghasilkan kerja yang lebih reliable dan konsisten.
Sumber :
- http://sciencebusiness.net/events/2015/the-future-of-manufacturing-industry-40/
- https://www.forbes.com/sites/bernardmarr/2016/06/20/what-everyone-must-know-about- industry-4-0/#71cf15dc795f
- http://www.sentiolab.com/business40robotsarecoming