NOSTALGIA MARKETING: TURNING CHILDREN OF YESTERDAY, TO BE THE SPENDERS OF TODAY (PART 2)

Oleh: Natalia, SE, MM (Faculty Member of Global Business Marketing)

Nostalgia and Millennial

Generasi millennial (terutama generasi Y) adalah generasi yang paling suka bernostalgia tentang bagaimana keadaan yang dulu. Millennial melewati revolusi teknologi yang cepat dalam hidup mereka. Mereka mengalami jaman kelahiran internet, kebangkitan social media, virtual reality dan artificial intelligent. Tetapi mereka juga merindukan saat-saat dimana mendengarkan lagu melalui CD atau video kaset, telfon menggunakan telfon umum koin atau lewat warung telefon.  Mereka adalah kelompok usia pertama yang tumbuh dengan teknologi, dan yang terakhir mengingat bagaimana jaman tanpa teknologi.

Nostalgia sendiri dapat dibedakan menjadi nostalgia generational dan nostalgia transgenerational. Nostalgia generational berkaitan dengan ingatan langsung atau pribadi seseorang, sedangkan nostalgia transgenerational merujuk kepada pengalaman individu atau ingatan orang lain yang diturunkan kepada orang tersebut (misalnya dari orang tua). Film-film remake adalah contoh nostalgia transgenerational. Setiap film memiliki target demografi tertentu. Pada tahun 1994, ketika Disney membuat film Lion King, target demografinya adalah anak-anak dan remaja berusia 5-17 tahun. Pada film remake di tahun 2019, 25 tahun kemudian, target demografi film tersebut adalah 30 tahun atau lebih tua, telah memiliki anak dan telah memiliki buying power. Sehingga ketika menonton Lion King 2019, orang tua akan menonton dengan anak-anaknya dan disisi lain target demografi tersebut telah memiliki buying power untuk menonton dan membeli merchandise yang ditawarkan.

Incorporate Nostalgia to Marketing Strategy

Bagi Entrepreneurs dan Marketers, ada peluang yang besar dengan memanfaatkan perasaan nostalgia. Terutama jika millennial adalah target pasar anda, mungkin bisa mempertimbangkan faktor nostalgia dalam strategi pemasarannya. Bagaimana cara menghubungkan bisnis anda dengan masa lalu?

Fauxtalgia

Hanya karena target pasar Anda tidak hidup dalam masa tertentu tidak berarti mereka tidak dapat merasa nostalgia karenanya. Masukkan fauxstalgia: kerinduan untuk waktu di masa lalu, meskipun mungkin tidak pernah mengalami waktu itu secara langsung. Suksesnya film seperti Bohemian Raphsody adalah contoh fauxtalgia dimana penonton film tersebut adalah orang dewasa muda yang merasa nostalgia terhadap musik yang mereka dengar dari orang tua mereka. Perasaan nostalgia dapat diturunkan lintas generasi dan telah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut.

Setelah Anda memahami konsep fauxstalgia, Anda dapat memanfaatkannya ketika membangun startup atau memasarkan produk Anda dengan menghubungkan pengalaman masa lalu dengan situasi saat ini. Contoh yang bagus adalah perusahaan game Niantic dengan Pokémon Go. Game mobile ini memecahkan lima Guinness World Records dan menjadi game mobile tercepat yang menghasilkan $100 juta dalam 20 hari pertama sejak game tersebut diluncurkan.

Newstalgia

Selain fauxstalgia, ada cara lain bagi wirausahawan untuk meningkatkan nostalgia dalam bisnis dan brand mereka: newstalgia, yang berarti membangun sesuatu agar terasa tua, bahkan jika produk atau layanan tersebut benar-benar baru.

Misalnya dengan membuat konsep store vintage; atau memutar lagu-lagu tahun 70-80an di café; hal ini menciptakan perasaan rindu terhadap masa lalu.

                        Blumchen Coffee                                                          Café Batavia

Dengan menggunakan nostalgia marketing dan menjadi kreatif dengan fauxtalgia dan newstalgia, Anda dapat menghubungkan ide-ide lama dengan keadaan saat ini terlepas dari segmen industri manapun. Saat kita bergerak maju ke dunia yang semakin digital, membangkitkan perasaan “feels like home”, kekeluargaan, keterlibatan dan kenyamaan akan menjadi semakin penting. In the end, we all get a little emotional about the past, don’t we?

 

Sources:

https://www.economics-sociology.eu/?587,en_the-impact-of-nostalgia-on-the-brand-equity-in-economy-with-post-communist-background

https://www.entrepreneur.com/article/326174

https://www.leadmetrics.co.uk/blog/nostalgia-marketing-good-old-days/

https://www.businesstimes.com.sg/brunch/a-pitch-for-the-past-how-and-why-nostalgia-marketing-works

https://www.mldspot.com/scoop/4-restoran-vintage-di-jakarta

https://www.qraved.com/amp/jakarta/cafe-batavia-kota

https://www.businessofapps.com/data/pokemon-go-statistics/

https://stephenfollows.com

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190718200133-33-86020/laris-20-ribu-tiket-ada-surprise-di-konser-westlife-jakarta

https://www.theverge.com/2019/7/12/20692109/stranger-things-3-netflix-nielsen-media-research-hit