Strategi Ritel Starbucks
By: Grace Angelina (Student of Global Business Marketing)
Siapa yang tidak kenal dengan Starbucks? Perusahaan kopi asal Amerika yang namanya telah mendunia. Dengan misi “to inspire and nurture the human spirit – one person, one cup and one neighborhood at a time”, Starbucks tidak hanya menawarkan kualitas produk yang tinggi tetapi juga mementingkan kesenangan para pelanggan melalui pelayanan dan atmosfer tempat yang nyaman. Starbucks sangat menjaga kepuasan para pelanggannya.
Starbucks menawarkan sebuah konsep kepada pelanggan dengan merubah pengalaman meminum kopi lalu menggabungkannya dengan berbagai jenis kopi yang berkualitas. Starbuck berfokus pada komitmen yaitu menyajikan produk-produk kreatif yang berbasis kopi unggulan dan makanan yang disajikan cocok untuk mendukung produk minuman kopinya seperti pastry, cake dan lain-lain.
Bagaimana cara Starbucks menerapkan merchandise plans dalam aktivitas retail-nya?
- Manufacturer / Selecting and Interacting
Kualitas kopi yang dipakai Starbucks harus memenuhi standar yang berkualitas tinggi. Kopi mereka berasal dari pertanian organik. Starbucks membeli pertanian tersebut dan membantu memulihkan dan menjaga kesehatan tanah, mengurangi penggunaan pestisida dan membangun pertanian yang beragam secara biologis. Starbucks juga bertanggung jawab dalam menyediakan kondisi yang memadai (pemberian upah minimum dan pelatihan-pelatihan) kepada para petani.
Starbucks memang tidak hanya menawarkan minuman dan makanan. Mereka juga menjual kopi dan teh kemasan bagi para pelanggannya, termasuk barang-barang suvenir seperti mug, termos, dan tumbler. Desain unik dan menarik ditambah adanya logo Starbucks yang memberikan prestise. Mug dan tumbler dari Starbucks banyak dicari sebagai suvenir untuk hadiah / koleksi pribadi.
Karena sifat barang persediaan cepet rusak, Starbucks menggunakan sistem inventory (sistem P dan sistem EOQ) untuk persediaan pada tingkat toko. Sistem yang mereka laksanakan terlah berhasil membantu mengurangi limbah dan penyusutan yang tidak perlu dalam persediaan yang ada. Barang-barang yang ada pun dapat dilacak menggunakan pemrograman komputer.
- Forecast
Starbucks menggunakan strategi pertumbuhan (growth) baik secara internal / eksternal. Internal yaitu terus mengembangkan produk terutama kopi. Eksternal yaitu membuka cabang-cabang di berbagai negara. Dalam memanage cabangnya, Starbucks menggunakan strategi transional, dimana mengkombinasikan koordinasi global untuk meraih efisensi dengan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan spesifik, seperti menu “coffe of the week” yang sama diseluruh dunia.
Bagaimana cara Starbucks menerapkan pricing strategy dalam aktivitas retail-nya?
Karena konsumen maupun lingkungan pemasaran selalu berubah, Starbucks menggunakan strategi demand-oriented pricing agar lebih memahami keinginan dan harapan para konsumennya. Starbucks juga menerapkan value based pricing untuk memaksimalkan keuntungan. Starbucks mempertahankan kurva permintaan yang cukup inelastis, karena hanya daerah tertentu yang ditargetkan untuk setiap kenaikan harga, dan harga bervariasi di seluruh AS (kenaikan terbaru mempengaruhi wilayah Northeast dan Sunbelt, tetapi harga Florida dan California tetap sama).
Harga Starbucks cukup premium, di bawah ambang batas kemewahan. Starbucks menyimpan harga dengan cara yang menghasilkan pengembalian lebih besar tanpa mengurangi volume penjualan. Starbucks mengontrol secara langsung dan rutin kepada pertanian dan pengembang kopi, yaitu mengontrol proses pencampuran, pemanggangan, pengemasan dan pembuatan akan kopi itu sendiri.
Starbucks menawarkan konsep yang ramah lingkungan kepada para pelanggannya, yang berujung pada peningkatan produknya. Starbucks mengajak para pelanggannya dengan memberikan promosi khusus jika menggunakan tumbler yang dijual, sehingga para pelanggan dapat ikut secara aktif.
Pengeluaran Starbucks untuk para karyawannya tidak terlalu banyak. Hal ini dikarenakan setiap karyawan Starbucks diberikan pelatihan, seperti product knowledge hingga persiapan minuman, sistem informasi dan bagaimana mengelola setiap kedai.
Bagaimana cara Starbucks menerapkan promotional strategy dalam aktivitas retail-nya?
- Advertising dan Sales Promotion
Pada awalnya, Starbucks tidak pernah melakukan strategi pemasaran yang konvensional, seperti melakukan pemasangan billboard, pembuatan flyer hingga membuat iklan di tv. Semuanya mulai berubah ketika Starbucks go internasional. Starbucks juga berinteraksi dengan para pelanggan mereka di beberapa sosial media, seperti Facebook dan Twitter. Dari sisi visual, mereka juga melakukan strategi pemasaran menggunakan Youtube. Starbucks juga pernah masuk ke film Game of Thrones, sehingga makin banyak lagi pelanggan yang tertarik.
Starbuck membuat program loyalitas kepada para pelanggannya, yaitu berupa kartu. Program itu menawarkan produk gratis setelah sejumlah uang yang dihabiskan, atau penawaran penambahan diskon pada toko. Starbucks juga aktif membuat special event, contoh pada Desember 2013 mengadakan event free tumbler saat konsumen melakukan top-up Starbucks Card sebesar Rp 400.000.
Starbucks juga aktif mengumpulkan loyalitas merk seperti contohnya mendukung hak-hak LGBT, memperjuangkan kesejahteraan dan hak-hak pengungsi sehingga menimbulkan reaksi yang positif kepada masyarakat sekitar. Banyak kegiatan Starbucks lainnya dalam kegiatan CSR sehingga masyarakat merasa nyaman dan ad keinginan untuk membeli produk tersebut.
- Public Relation
Starbucks aktif menjaga hubugan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Tak hanya disitu, Starbucks juga mengadakan kontak sosial dengan masyarakat dengan email (isinya biasa tentang promosi, tetapi pelanggan juga dapat memberikan feedback).
Sumber:
https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/ivan-tirta/orang-indonesia-suka-kopi-csc/5
https://globalassets.starbucks.com/assets/5064028eb31b40fa86c13dd54497de1f.pdf
https://stories.starbucks.com/uploads/2020/06/2019-Starbucks-Global-Social-Impact-Report.pdf
https://tirto.id/bagaimana-starbucks-menyulap-mug-dan-tumbler-jadi-uang-cLin