Pressure magang di big 3

Oleh: Camilla Lilu Mayzura (Student of Global Business Marketing Program)

Halo nama aku Camilla Lilu Mayzura, biasa di panggil Zura. Aku adalah mahasiswi Binus Alam Sutra jurusan Global Business Marketing yang sedang menjalankan program magang di perusahaan consulting Ernst & Young Indonesia yang merupakan salah satu member dari Big 3 companies di dunia. Apa itu Big 3 companies? Big 3 companies terdiri dari Ernst & Young (EY), Price Waterhouse Coopers (PWC) dan Deloitte. Ketiga company ini merupakan company multinasional yang bekerja di bidang consulting dan audit, dan bisa dibilang merupakan tiga company terbesar di industry ini.

Pada awal aku memasuki dunia ini, tentu saja ada rasa pressure karena membawa nama ‘Big 3’ tersebut, apalagi saat mulai menjalankan magang disini, aku belum memiliki pengalaman internship atau kerja apapun. Pressure yang dirasakan lebih-lebih muncul saat mengetahui bahwa aku merupakan satu-satunya intern yang belum memiliki pengalaman internship di tempat lain dan juga tidak berlulusan universitas luar negeri. Berbeda dengan divisi lain, sepertinya divisi aku lebih menyukai intern atau employee yang merupakan lulusan dari universitas luar negeri.

Belum lagi, perusahaan big 3 bisa dibilang memiliki stereotype workload yang banyak. Saat pertama mulaipun, teman-teman mamaku bilang bahwa aku “entering the dragon’s den” atau memasuki wilayah yang menyeramkan. Dengan workload yang banyak dan genius-genius Indonesia yang berkumpul dalam satu tempat.

Ya, di EY aku merasa bekerja dengan para genius Indonesia! Jujur saja selama 4 bulan periode internshipku, aku masih perlu mencatat dan mendengar ulang, dan juga banyak bertanya kepada seniorku karena ya pertama takut salah kedua, proses pemikiran mereka dan user sangat-sangat cepat. Terkadang aku perlu merenung dan membutuhkan waktu sebentar untuk memproses ulang kata-kata seniorku sebelum terjun ke pekerjaan. Belum lagi, setelah mendapatkan arahan, kami perlu memasukan hasil research atau analisa ke dalam slide power point, dan slide itupun harus cantik dan memasuki kriteria estetika EY. Yep, more pressure karena tingkat kreatifitasku perlu dipertanyakan.

Ditambah, pressure dan responsibility yang kami pegang, yaitu keadaan future client berada di tangan kami. Ya, karena terkadang client meminta bantuan seperti bantuan consulting untuk turnover, yaitu meminta bantuan consulting agar dapat mencegah perusahaan client untuk tutup buku (bangkrut). Ada lagi permintaan client dalam meminta bantu EY untuk mempersiapkan proses market entry ke negara tujuan client. Ya, kami sebagai employee EY harus melakukan berbagai analisa dan research untuk mempersiapkan client dan untuk membawa client ‘ke jalur kemenangan’.