Strategi operasi untuk rantai pasokan omni-channel: Apakah lebih baik mengambil saluran online atau layanan offline?
Oleh: Arbi Siti Rabiah, H.M., ST, MM
Saat ini industri ritel dipercepat transisinya dari multi-channel ke omni-channel. Display showroom adalah mode operasi utama dalam ritel omni-channel. Dalam hal ini, konsumen menemukan produk dalam saluran online, experience products dan menerima layanan di ruang pamer offline, serta melakukan pembelian dengan melakukan pemesanan online atau offline. Dalam praktiknya, saluran online/layanan offline dapat dibuka/diinvestasikan oleh pabrikan atau pengecer.
Hal tersebut dengan membangun dan membandingkan empat jenis model permainan Stackelberg: (1) pabrikan secara bersamaan membuka saluran online dan berinvestasi dalam layanan offline (mode MM); (2) pabrikan membuka saluran online, tetapi pengecer berinvestasi dalam layanan offline (mode MR); (3) pengecer membuka saluran online, tetapi produsen berinvestasi dalam layanan offline (mode RM), dan (4) pengecer secara bersamaan membuka saluran online dan berinvestasi dalam layanan offline (Mode RR).
Pada model tersebut, saluran online dan saluran offline bekerja sama melalui showroom display. Hasilnya menunjukkan bahwa terlepas dari jenis struktur saluran, showroom display dapat menghasilkan manfaat bagi produsen, pengecer, dan seluruh perangkat saluran rantai pasokan. Selanjutnya dari perspektif produsen dan seluruh rantai pasokan, jika tingkat persepsi layanan konsumen rendah, tingkat persaingan harga tinggi dimana mode MM dan MR adalah struktur saluran yang optimal. Jika tidak, tingkat persepsi layanan konsumen tinggi, mode RR adalah struktur saluran yang paling efisien untuk produsen dan rantai pasokan omni-channel. Untuk pengecer, mode RR selalu merupakan struktur saluran terbaik.
(Sumber : L Liu, L Feng, B Xu, W Deng – Operation strategies for an omni-channel supply chain: Who is better off taking on the online channel and offline service? -2020 – Elsevier)