Cross Cultural Segmentation
Oleh: Russel Chandra (Student of International Marketing)
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, peristiwa itu membuktikan bahwa budaya dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia
Keragaman budaya bisa menjadi peluang kekuatan dalam membangun bangsa, jika keragaman budaya itu dikelola dengan baik, namun bisa menjadi ancaman perpecahan bangsa, bila tidak mampu mengelolanya. Keberagaman merupakan suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama, pemikiran dan budaya, setidakny ada 3 faktor penyebab keberagaman, yaitu: Latar belakang sejarah, perbedaan kondisi geografis, dan keterbukaan terhadap budaya luar,
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat di dunia saat ini, maka banyak dari perusahaan di dunia ini yang akan lebih mudah untuk mempromosikan produk-produk keluaran terbaru mereka. Informasi yang sangat cepat menyebar dengan mudah juga semakin menguntungkan kedua belah pihak baik bagi perusahaan maupun pihak konsumen. Semakin mudahnya akses untuk mencari inormasi memang sangat memudahkan perusahaan untuk memperkenalkan produk terbaru mereka, begitu juga untuk para konsumen yang memang sedang mencari produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan sekali promosi bukanlah tidak mungkin pihak perusahaan menerima keuntungan yang sangat besar dikarenakan globalisasi itu sendiri. Selain itu banyak juga dari perusahaan di berbagai belahan dunia ini yang melakukan promosi dengan menggunakan iklan yang sama di berbagai negara. Dapat kita lihat seperti contohnya pada beberapa produk sepatu seperti Nike, Adidas, Puma, dan lain-lain. Sama halnya dengan beberapa produk furniture seperti IKEA, merk jam tangan seperti Swatch, dan masih banyak lagi.
Hal tersebut pun selain sangat memudahkan bagi perusahaan juga dapat menghemat biaya bagi pihak perusahaan karena mereka tidak perlu mengeluarkan dana lebih untuk melakukan pemasaran. Namun pada kali ini berbeda halnya dengan perusahaan yang bergerak di bidang kuliner yaitu McDonald. McDonald merupakan perusahaan asal Amerika yang sangat terkenal dengan menu burger dan ayamnya. Tetapi tidak selamanya restoran tersebut bisa menggunakan strategi pemasaran yang sama. Dan bahkan belum tentu juga selamanya McDonald bias menyajikan menu andalan mereka dikarenakan adanya keterbatasan budaya di setiap negara. Contohnya saja seperti di India, Di McDonald negara ini, tidak menjual burger berisi daging sapi atau pun daging babi. Maklum, sebagian besar penduduk India beragama Hindu dan tidak diizinkan makan daging sapi. Alhasil, menu yang populer di McDonald India adalah McVeggie (burger sayuran), Chicken Maharaja (burger ayam), atau Fillet O- Fish burger (burger ikan). Kemudian lain lagi ceritanya di negara Israel. Di negara ini, kita masih bisa menemukan beefburger, tetapi kita tidak akan menemukan cheeseburger. Karena McDonald di negara yang sebagian penduduknya beragama Yahudi ini, umumnya adalah McDonaldya ng halal. Maksudnya restoran cepat saji ini tidak akan menyajikan keju yang merupakan makanan haram bagi umat Yahudi. Selain dari sisi menu ada juga sisi budaya lainnya yang perlu diperhatikan oleh restoran cepat saji tersebut. Contohnya seperti McDonald di Arab Saudi, mereka memisahkan tempat makan di restoran ini menjadi 2 area yaitu area yang dikhususkan untuk laki-laki dan area yang dikhususkan untuk wanita. Karena pada dasarnya negara yang penduduknya hampir semua beragama Islam menganggap hal tersebut adalah hal yang bukan muhrim. Hal ini memang harus diperhatikan oleh individual itu sendiri dan orang-orang disekitarnya.