Pola AISAS pada Cafe-Resto di Jakarta (Part 3)

Oleh: Elizabeth Meilyana, SE (Alumni of International Marketing)

(Sambungan dari: Pola AISAS pada Cafe-Resto di Jakarta (Part 2))

Untuk mengetahui perilaku responden setelah mengunjungi cafe dan resto, peneliti juga menanyakan kepada responden untuk memberikan review. Namun, hasil yang didapat adalah 76% responden mengaku tidak suka memberikan review setelah mengunjungi cafe dan resto seperti yang terlihat di bawah ini:

Hasil dari preliminary test yang dilakukan oleh peneliti secara keseluruhan adalah perilaku konsumen terhadap alur interaksi antara konsumen degan cafe dan resto berdasarkan AISAS yang dikembangkan oleh Dentsu Group yang merupakan satu perusahaan iklan terbesar di dunia yang didirikan di Jepang.

AISAS merupakan perubahan pada pola perilaku konsumen sebelumnya yaitu AIDMA (Attention, Interest, Desire, Memory dan Action). AIDMA adalah model sederhana namun efektif untuk periklanan tradisional dengan produk yang relatif sederhana, di mana tujuan sebenarnya adalah membuat konsumen memilih suatu merek dari antara banyak pilihan (The Dentsu Way, 2011).

AISAS merupakan singkatan dari Attention, Interest, Search, Action dan Share dimana seorang konsumen yang memperhatikan produk, layanan, atau iklan (Attention) dan menimbulkan ketertarikan (Interest) sehingga muncul keinginan untuk mengumpulkan informasi (Search) tentang barang tersebut. Pencarian dapat dilakukan di Internet pada blog yang ditulis oleh orang lain, situs produk perbandingan, dan halaman web resmi perusahaan, atau dengan berbicara dengan keluarga atau teman-teman yang benar-benar telah menggunakan produk atau jasa yang sesuai. Konsumen kemudian membuat penilaian secara keseluruhan berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan informasi yang disajikan oleh  perusahaan, dengan mempertimbangkan komentar dan pendapat dari orang-orang yang telah membeli dan menggunakan produk atau jasa. Apabila berhasil, kemudian menjadi sebuah keputusan untuk melakukan pembelian (Action). Setelah pembelian, konsumen menjadi penyampai informasi dengan berbicara pada orang lain atau dengan mengirim komentar dan tayangan di Internet (Sharing) (Sugiyama dan Andree, 2011:79).