Machine Learning & AI Masa Depan Marketing
Oleh: Alex Maulana, SE, MM (Faculty Member of International Marketing Program)
Kehadiran machine learning dan artificial intelligence diyakinkan akan merubah pola bisnis di masa depan, khususnya bidang marketing. Kehadiran dua teknologi ini akan mengubah bagaimana cara seseorang dalam memasarkan produknya. Google baru-baru ini menerapkan sebuah teknologi terbaru terkait dengan machine. Learning dan artificial intelligence untuk mengoptimalkan para pemasar untuk memasarkan produknya.
Bila semua pemasar berlomba-lomba menggunakan teknologi terbaru dari Google ini, tentunya produk kita akan bersaing dengan puluhan bahkan ratusan atau ribuan brand yang menggunakan teknologi yang sama dengan kita gunakan dengan tujuan yang sama pula.
Menanggapi hal tersebut, Henky Prihatna selaku Head of Industry Google Indonesia menjelaskan bahwa ada empat hal yang bisa diterapkan oleh pemasar dalam memasarkan produknya melalui platform Google.
- Be Seen. yang harus disadari oleh para pemasar adalah bahwa produk dan merek kita harus terlihat, singkatnya adalah Ia memaparkan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan oleh Google, setidaknya 93% konsumen itu sudah memiliki pilihan akan brandtertentu ketika ditanyakan akan membeli sebuah produk. Rata-rata konsumen bisa mengingat dua sampai tiga brand dalam pikirannya. “Satu hal lagi, sebanyak 29% konsumen menyatakan bahwa mereka terbuka untuk mencoba brand Oleh sebab itu penting buat brand kita muncul dan bisa dilihat oleh konsumen. Karena saat ini konsumen sangat kompetitif,” jelas Henky di Jakarta, Sebanyak 69% responden dari riset Google melakukan riset secara online melalui fitur search yang dimiliki oleh Google. Selain penting bagi brand untuk terlihat oleh calon konsumennya, tak kalah pentingnya adalah brand harus memberikan solusi dan engage dengan konsumennya.
- Be Smart, terutama yang berkaitan dengan data. Saat ini data menjadi hal yang penting dalam menganalisis kebiasaan konsumen. Henky mengingat bahwa lima tahun lalu, ketika pemasar bisa menargetkan konsumen menurut data demografis dan lokasi, hal tersebut sudah canggih, dan pemasar bisa mendapatkan banyak keuntungan dari dua faktor tersebut. Tetapi, bila melihat kondisi saat ini, hal tersebut sudah kuno. Bagi Henky saat ini banyak indikator yang bisa digunakan oleh pemasar selain dari demografis dan lokasi. Ia menyebutkan setidaknya ada indikator baru yang bisa diperhatikan oleh pemasar, semisal session, time of day, day, age, gender, video watched, search queries, browsing history, watch time, app usage, hingga device usage.
- Be Fast. survei menjelaskan bahwa sebanyak 53% konsumen akan meninggalkan mobile sitesebuah merek apabila waktu loading halaman tersebut melebihi tiga detik. “Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan proses check terhadap situs Anda, dan jangan lupa lakukan proses benchmarking,” tambah Henky. Saat ini, Google memiliki teknologi AMP (Sccelerate Mobile Pages) teknologi ini memungkinkan proses loading lebih cepat. Selain itu juga ada teknologi progressive web app. Teknologi tersebut mirip dengan tampilan yang ada di aplikasi mobile sebuah situs, hanya saja situs tersebut dibukanya melalui browser, bukan aplikasi.
- Terakhir,adalah Be Accountable. Henky mengingatkan bahwa brand jangan hanya melihat dari sisi penjualan saja. Namun, mengukur seluruh dari customers journey, hal ini penting karena akan menjadi data dan insight baru yang nantinya bisa digunakan untuk mengoptimalkan proses promosi dan kampanye penjualan.
Namun, kecanggihan AI ada baiknya tidak membuat kita terlalu manja dan menyerahkan semuanya pada produk-produk AI. Bagaimana pun juga, pemasaran yang terbaik adalah saat membuat orang tersentuh secara emosional melalui interaksi dengan manusia lain.
Kebijakan dan keseimbangan dalam menyambut perkembangan teknologi mutlak diperlukan. Maka, keberadaan AI sebaiknya menjadi “pembantu” manusia dalam berpikir dengan lebih efisien, alih-alih menggantikan otak manusia dengan komputer.
(Berbagai sumber)