Peran Utama Bagi Greengrocers di Pasar Ritel Bulgaria

Oleh: Kevin Ardy Wijaya (Student of International Marketing)

Retail Market di Bulgaria melihat adanya potensi yang muncul dari toko-toko kecil yang khusus untuk menjual buah dan sayuran. Seiring dengan produk susu dan daging, toko-toko ini fokus pada kenyamanan konsumen dan kebutuhan akan makanan berkualitas tinggi yang segar, lokal, dan organik yang dimana sejauh ini bukanlah strongpoint dari riteler modern di negara Bulgaria.

Sebuah laporan dari USDA Gain juga mengatakan bahwa toko pengecer produk segar tampaknya menjadi satu-satunya kategori yang tidak dirugikan secara besar-besaran oleh krisis ekonomi yang melanda Bulgaria beberapa tahun belakangan ini, dikarenakan bahan makanan atau groceries adalah suatu keharusan yang tidak dapat dipotong dari anggaran keluarga.

Prospek di Bulgaria untuk ritel tradisional memiliki performa buruk dibandingkan dengan perdagangan modern mengingat bahwa pengecer besar berencana untuk bergerak menuju pusat kota yang padat penduduk dengan membuka toko yang nyaman dan supermarket yang lebih kecil. Tetapi dengan satu pengecualian yaitu toko-toko kecil yang khusus dispesialisasikan untuk menjual buah, sayuran, susu dan produk daging, yang berfokus pada kenyamanan dan kesegaran dari produk tersebut.

Sementara itu, hipermarket diperkirakan akan terus berkembang pesat di Bulgaria pada tahun 2016 hingga 2017, dengan Kaufland dan Lidl diperkirakan akan memegang leading position dan meningkatkan pangsa pasar mereka tahun ini. Convenience stores diperkirakan akan menjadi channel dengan perkembangan paling pesat ketiga untuk grocery retailers.

Pemain baru di bidang ini, yang merupakan rantai ritel makanan terbesar di Macedonia KAM, mengumumkan rencana ambisius untuk memasuki pasar Bulgaria dengan membuka 20-25 gerai pada akhir 2016 dan sebanyak 80 gerai pada tahun 2018. KAM akan menerapkan model ‘hard discount’. Outlet KAM saat ini mengimpor dari Yunani, Turki, Jerman, Italia, dan negara-negara Eropa lainnya.

Konsumen Bulgaria dikenal sebagai traditionally price sensitive. Ini sama sekali tidak mengherankan mengingat Bulgaria adalah negara Uni Eropa dengan GDP / kapita yang terendah apabila dibandingkan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, retailers telah berupaya sedemikian rupa untuk menurunkan harga dengan tetap menjaga kualitas dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan atau sales.

Consumer price consciousness diperkirakan akan mendominasi dalam beberapa tahun ke depan karena tidak ada perbaikan yang signifikan dalam penciptaan lapangan kerja untuk jangka menengah serta prediksi negatif tentang situasi demografis dan ekspektasi penurunan tingkat populasi hingga 3%. Populasi negara Bulgaria pada tahun lalu tercatat sekitar 7,2 juta jiwa dengan hampir 1 juta jiwa berada di luar Bulgaria, menurut tradingeconomics.com.

Figur diatas merupakan leading food retail chains yang ada di Bulgaria. Penulis kebetulan tinggal di kota keempat terbesar di Bulgaria yang bernama Burgas dan retail chain terbesar di Burgas adalah Metro Cash and Carry yang berasal dari perusahaan Jerman. Bisa dikatakan, Metro memonopoli food chain di Burgas karena sebagai retailer atau supplier terbesar yang ada di Burgas, semua supermarket atau minimarket kecil yang berada di Burgas memasok produk-produk mereka dari Metro Cash and Carry dan menjualnya kembali dalam bentuk satuan dengan harga yang lebih mahal. Penulis pernah beberapa kali mengunjungi Metro Cash and Carry untuk membeli berbagai macam barang, bukan hanya produk makanan, dalam jumlah besar untuk dijadikan stock di rumah. Hal ini dikarenakan Metro Cash and Carry menjual produknya dengan harga yang lebih murah apabila membeli dalam kuantitas yang besar. Namun secara keseluruhan bisa dilihat dari figure diatas revenue yang dihasilkan oleh Metro kalah jauh dibandingkan dengan revenue yang dihasilkan oleh Kaufland, dan bahkan hampir disalip oleh Lidl dan Billa. Ketika Metro masih merupakan single player di industry ini di Bulgaria, Metro mendapatkan keuntungan yang sangat besar namun seiring dengan masuknya pesaing-pesaing seperti Kaufland, Lidl dan Billa, competitive advantages yang ditawarkan oleh Metro melemah seiring berjalannya waktu. Saat ini, Metro sedang membangun kembali strategi baru untuk mengubah kondisi ini dan mengambil kembali leading position.