Visi sebagai Katalis Transformasi Digital
Sumber: Westerman, G., Bonnet, D., & McAfee, A. (2014). Leading Digital: Turning Technology into Business Transformation. Harvard Business Review Press.
Transformasi digital seringkali dimulai dan diakhiri di departemen TI, namun George Westerman dan rekan-rekan dalam Leading Digital dengan tegas menyatakan bahwa ini adalah kesalahan mendasar. Menurut mereka, transformasi digital yang berhasil dimulai dan didorong oleh kepemimpinan visioner yang memiliki pandangan strategis yang jelas tentang bagaimana teknologi akan menciptakan nilai baru, bukan hanya teknologi apa yang harus dibeli.
Visi Digital yang Menyeluruh
Visi digital yang efektif berfokus pada dua dimensi kritis: pengalaman pelanggan dan kemampuan operasional. Pemimpin visioner tidak hanya mengoptimalkan sistem yang ada; mereka membayangkan ulang interaksi di masa depan.
- Mendefinisikan Ulang Pengalaman Pelanggan (CX): Visi harus memproyeksikan bagaimana teknologi (seperti AI, mobile, dan omnichannel) akan menciptakan pengalaman pelanggan yang sangat personal, cepat, dan mulus, melampaui harapan pasar saat ini.
- Meningkatkan Efisiensi Operasional (OE): Visi harus mencakup bagaimana data besar (Big Data) dan otomatisasi akan merekayasa ulang proses bisnis internal, mengurangi biaya, dan meningkatkan kecepatan time-to-market.
“Perusahaan yang hebat tidak hanya berinvestasi dalam teknologi baru; mereka merumuskan visi tentang bagaimana teknologi ini akan mengubah cara mereka berinteraksi dengan pelanggan dan menjalankan operasi mereka.”
Transformasi Budaya dan Model Bisnis
Peran terbesar pemimpin visioner adalah mengubah mindset dan struktur. Visi digital harus cukup ambisius untuk memicu disrupsi model bisnis. Ini bukan hanya tentang digitalisasi proses lama (digitization); ini adalah tentang menciptakan model bisnis baru (misalnya, platform economy atau layanan berbasis langganan) yang didukung oleh teknologi.
Tiga Tugas Kunci Pemimpin Visi Digital:
- Penyelarasan Visi: Memastikan setiap inisiatif dan investasi teknologi (misalnya, adopsi cloud) secara langsung berkontribusi pada tujuan strategis jangka panjang.
- Mitigasi Resistensi Budaya: Visi yang jelas dan dikomunikasikan secara konsisten membantu karyawan memahami sense of urgency dan melihat manfaat perubahan, sehingga mengurangi penolakan.
- Pengembangan Talenta Digital: Visi harus mencakup strategi untuk melatih kembali dan merekrut talenta yang memahami data dan agile di seluruh lini bisnis, bukan hanya di departemen TI.
Transformasi digital hanyalah implementasi dari visi kepemimpinan yang berani. Kepemimpinan visioner dalam konteks digital adalah katalis yang mengubah investasi teknologi menjadi keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan mendefinisikan ulang nilai yang ditawarkan kepada pelanggan dan cara perusahaan beroperasi.
Comments :