“Calm Your Storms” Menenangkan Badai dalam Hidup – Strategi Mengelola Stres
By Johana Rosalina K,Ph.D,
BINUS Business School Executive Education Senior Facilitator
Pendahuluan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2019 mengungkapkan prevalensi masalah kesehatan jiwa secara global diperkirakan mencapai 478,5 juta jiwa, dimana depresi merupakan gejala gangguan kesehatan mental yang paling sering dialami. Sekitar 280 juta orang, atau 5% dari seluruh orang dewasa, yang mengalami depresi. Wanita lebih sering mengalami depresi dibandingkan pria. Pada perempuan muda antara usia 14 dan 25 tahun, depresi dua kali lebih sering terjadi dibandingkan laki-laki, tetapi rasio ini menurun seiring bertambahnya usia. Selain itu, lebih dari sepuluh persen wanita di seluruh dunia yang hamil dan baru melahirkan mengalami depresi (Albert, 2015).
IPSOS (Market Research Institution),melaporkan topik kesehatan mental, menjadi isu pertama yang sangat diperhatikan oleh responden. Penelitian melibatkan 31 negara di seluruh dunia, dimana responden menyatakan topik kesehatan mental menjadi topik yang paling mengkhawatirkan, di atas kanker dan stres (IPSOS Global Health Services Monitor, 2023). Selain itu, di seluruh dunia, 44% karyawan mengatakan mereka mengalami banyak stres pada hari sebelumnya. Ini adalah tahun kedua berturut-turut tingkat stres pekerja mencapai rekor tertinggi (Gallup, 2022).
Semua data tersebut mengingatkan kita semua, bahwa isu kesehatan mental, depresi dan bunuh diri tidak bisa tidak, membangunkan kesadaran kita, tentang pentingnya membangun kesehatan mental yang baik.
Apa itu Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, mampu mengatasi tekanan dalam hidup (kemampuan mengelola stress), belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. (WHO, 2023). Kesehatan mental perlu dipahami secara komprehensif, karena melibatkan aspek fisik, mental, kognisi, sosial termasuk kemampuan untuk berkontribusi pada komunitasnya. WHO (2023) juga menekankan, seorang yang sehat tidak melulu dinyatakan sebagai bebas dari penyakit. Tapi lebih dari itu. Individu harus mampu mengenali kemampuannya, mampu belajar dan bekerja, beraktifitas, menemukan makna dan tujuan hidup, merasakan kepuasan hidup dan sekali lagi, pada akhirnya bisa berkontribusi pada lingkungannya.
Selain itu, kesehatan mental yang baik, penting untuk dimiliki setiap individu, karena kesehatan (termasuk di dalamnya, kesehatan mental), adalah hak asasi manusia (WHO, 2019). Seseorang harus terbebas dari masalah kesehatan mental yang serius untuk dapat memiliki kesejahteraan dalam hidupnya.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan Mental yang Baik?
Dari definisi kesehatan mental, terlihat salah satu kemampuan penting dalam memiliki kesehatan mental yang baik adalah kemampuan mengelola stres. Greenberg (2021), mengatakan kemampuan mengelola stres secara komprehensif, melibatkan 3 aspek utama:
- Mengenali tanda stres.
- Mengenali sumber stres.
- Melakukan strategi mengelola stres.
- Mengenali tanda stres.
Penting untuk setiap individu mengenali tanda stres sehingga bisa mulai melakukan Langkah selanjutnya untuk bisa mengelola stres masing-masing. Mengelola stres bukan berarti tidak atau menghindari stres (tekanan dalam hidup), karena stres yang terlalu sedikit sama tidak baiknya dengan stres yang terlalu banyak. Tugas individu adalah mengelola stresnya sehingga menjadi optimal dan bisa mencapai kinerja optimalnya juga.
Pada umumnya tanda stres dikelompokkan menjadi empat bagian (tanda fisik, tanda emosional, tanda kognitif dan tanda perilaku). Berikut contoh dari berbagai tanda stress dari ke empat aspek tersebut.
- Tanda fisik: migrain, pundak tegang, sakit perut berkepanjangan, keringat di tangan berlebihan, jantung berdegup lebih kencang dsb.
- Tanda emosional: menangis tanpa sebab, sulit mengelola amarah, mudah tersinggung, perasaan sensitive dsb
- Tanda kognitif: tidak bisa fokus, kesulitan mengingat hal-hal penting, tidak bisa berpikir dsb.
- Tanda perilaku: makan berlebihan, minum minuman keras berlebihan, merokok berlebihan, tidak bisa tidur (terlalu banyak tidur), mengisolasi diri dsb.
- Mengenali sumber stres
Selain memperhatikan tanda stres, individu perlu juga memperhatikan apa yang membuatnya stres atau sumber stresnya apa. Greenberg (2021) membagi beberapa kategori dalam membantu individu untuk mengenali sumber stres mereka. Berikut sumber stres tersebut:
- Gaya hidup dan cara berpikir: gaya hidup salah seperti kurang gerak, makan makanan tidak bergizi dan tinggi lemak, gaya hidup konsumtif, cara berpikir negatif, berlebihan (over-thinking), bisa membuat seseorang mengalami stres negative.
- Bioecological stressor : stres ini biasanya disebabkan karena tubuh manusia yang memproduksi hormon stress (kortisol), atau hormon lain yang menyebabkan stres tingkat tinggi. Selain itu, kondisi ekologis seperti cuaca,ketinggian, bencana alam, polusi, sangat mungkin menjadi sumber stres manusia.
- Stres psikososial, adalah stres yang muncul karena hubungan antar manusia, misalnya proses adaptasi di tempat baru, keadaan diskriminasi yang dialami individu, atau birokrasi di berbagai aspek kehidupan.
- Stres Pekerjaan. Bagi mereka yang bekerja, stress ini cukup signifikan untuk diperhatikan karena banyak sekali isu tekanan dan masalah kesehatan mental muncul di dunia kerja. Dalam hal ini, Greenberg (2021) membaginya menjadi tiga bagian: (1) Yang berhubungan dengan organisasi: ketidakjelasan struktur organisai, kompensasi yang tidak memadai dsb. (2) Yang berhubungan dengan manusia: hubungan dengan rekan kerja, atasan atau anak buah yang tidak baik, politik kantor dsb. (3) Yang berhubungan dengan infrastruktur atau fasilitas kantor: furniture yang tidak ergonomis, penataan ruang kurang nyaman, letak kantor yang dekat dengan pusat keramaian dsb.
- Stres Keluarga. Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan manusia, merupakan sumber stress yang cukup tinggi, dan harus dikenali serta disadari oleh individu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan (1) perbedaan individual suami dan istri (2) pola komunikasi dan intimacy (3) anak dan pola asuh orang tua (4) kondisi keuangan dan terakhir (5) keterlibatan atau bahkan intervensi ipar dan mertua. Semua ini merupakan sumber stress yang harus dikenali dan diperhatikan bagi semua individu, terutama mereka yang sudah menikah dan berkeluarga.
- Strategi Mengelola Stres
Bagian terakhir dari kemampuan mengelola stress adalah kemampuan mengelola stress itu sendiri. Greenberg (2021) mengajukan beberapa pilihan bagi individu untuk belajar mengelola stresnya dengan baik.
- Strategi Perilaku: mengubah kebiasaan hidup atau meningkatkan kebiasaan yang lebih baik: olah raga teratur, mengatur waktu dengan efisien, mengkonsumsi makanan dan minuman yang lebih sehat adalah contoh dari strategi ini.
- Strategi Kognitif: walaupun tidak mudah, strategi ini bisa dipelajari dan dijadikan kebiasaan juga: Latihan berpikir positif, membaca buku-buku bagus untuk membantu cara berpikir yang lebih positif adalah beberapa contohnya.
- Strategi Spiritual: kemampuan individu untuk terhubung dengan Sang Pencipta melalui berbagai cara: ibadah, meditasi, menyayangi alam semesta, merupakan contoh nyata dari strategi ini.
Penutup
Mengingat data gangguan kesehatan mental secara global maupun di Indonesia cukup memprihatinkan, juga kesehatan mental merupakan hak asasi manusia yang perlu dijaga dan dirawat, maka kemampuan mengelola stres menjadi salah satu kunci yang perlu dipelajari oleh setiap individu untuk memiliki kesehatan mental yang baik.
Harapannya, dengan kemampuan mengelola stres ini, setiap individu semakin terlatih untuk memperhatikan dan merawat kesehatan mentalnya sehingga memiliki kehidupan sejahtera serta terus berkontribusi pada komunitasnya.
Referensi:
- Albert, P. R. (2015). Why is depression more prevalent in women? In Journal of Psychiatry and Neuroscience (Vol. 40, Issue 4, pp. 219–221). Canadian Medical Association. https://doi.org/10.1503/jpn.150205
- Greenberg, J (2021). A Comprehensive Stress Management, 15th New York: McGraw Hill.
- Kesehatan Mental, Masalah Kesehatan yang Paling Dikhawatirkan Warga Dunia 2023: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/05/kesehatan-mental-masalah-kesehatan-yang-paling-dikhawatirkan-warga-dunia-2023. Diakses tanggal 19 Januari 2024.
- Mental Health: https://www.who.int/health-topics/mental-health#tab=tab_1. Diakses tanggal 20 Januari 2024.
- State of the Global Workplace: 2023 Report: https://www.gallup.com/workplace/349484/state-of-the-global-workplace.aspx. Diakses tanggal 20 Januari 2024.
Comments :