Ada sekitar 600 perusahaan yang telah go public yang artinya sejumlah  itulah saham-saham  yang diperjual belikan dalam pasar modal Indonesia. Dari saham-saham tersebut dikelopokkan dalam berbagai industri, seperti : perbankan, pertambangan, energi,  telekomunikasi, manufaktur, industri retail, konstruksi dan beberapa industri lainnya. Kelompok-kelompok industri tersebut sangatlah penting bagi para investor untuk melakukan kajian, deteksi dan analisis.Masing-masing kelompok yang ada memiliki cara, metode dalam menganalisisnya. Secara umum semua perusahaan harus memberikan laporan keuangan mereka setiap kuartal yaitu bulan April, Juli, Oktober dan Januari setiap tahun. Dari laporan-laporan ini maka para investor dapat membaca untuk menjustifikasi, perusahaan-perusahaan mana yang layak dilakukan analisis secara momentum.

Momentum dalam memilih saham adalah pengaruh kejadian-kejadian yang terkini terhadap pasar saham Indonesia. Kejadian yang dimaksud bisa berasal dari luar negeri dan dalam negeri berhubungan dengan berbagai masalah seperti : politik, ekonomi, sosial masyarakat, budaya, pendidikan dan kesehatan. Kemudian dari kejadian yang ada dilakukan deteksi sejauh mana berpengaruh terhadap saham-saham bursa efek Indonesia. Di bawah in terdapat beberapa contoh kejadian dan bagaimana pengaruh terhadap pergerakan saham, sebagai berikut :

  • Ekonomi dunia, terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China di mana kedua negara saling menaikkan pajak barang import sehingga produk-produk China akan menjadi mahal di AS dan begitu sebaliknya. Kemudian juga dilanjutkan dengan pemerintah AS menaikkan suku bunga agar para investor mereka menarik dana mereka untuk kembali ke AS dengan cara menabung pada bank-bank di AS. Pada gilirannya para investor asing secara spontan meninggalkan pasar saham Indonesia. Dengan kejadian ini, maka sebagai investor lokal dapat menganalisis saham-saham yang akan dipilih. Artinya dengan hengkangnya investor asing yang biasa mengumpulkan saham-saham papan atas seperti industri bank yaitu :Bank Mandiri, BRI, BNI, industri tambang yaitu :ANTM (aneka tambang), Adaro, Bukit Asam, industri konstruksi seperti : WIKA, Waskita, Adhi Karya. Maka sebaiknya investor lokal memilih saham-saham yang tidak digandrungi asing seperti saham-saham papan lapis kedua, yang kepimillikannya dalam negeri atau retail yaitu : Ramayana, Matahari, Elnusa atau Bank Tabyngan Negara.
  • Sosial Masyarakat, dalam setiap tahu ada beberapa peringatan, acara, pesta, dan kejadian-kejadian lainnya yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat antara lain idul fitri, tahun ajaran baru anak sekolah dan mahasiswa, natalan dan liburan. Artinya pada momentum ini kita dapat memilih saham-saham konsumsi seperti JPFA, SIPD, CPIN merupakan industri pakan ternak berhubungan dengan konsumsi masyarakat, dapat juga memilih saham saham seperti :JHID, CTRA, GIAA merupakan saham-saham yang mendukun pariwisata. Pemilihan ini dapat efektif karena fenomena momentum dapat terlihat secara kasat mata.
  • Politik, momentum ini juga dapat mempengaruhi saham-saham di pasar modal. Diketahui bahwa pemilu sebagai pesta demokrasi juga bagian dari politik. Dalam hal ini kita patur predikdi dulu apakah hasil politik tersebut positif atau negative terhadap pasar modal. Jika hasil positif maka kita bisa memilih saham-saham milik pemerintah yaitu 20 perusahaan BUMN yang go public. Tetapi jika politik tidak kondusif maka sebaiknya kita memilih saham-saham swasta yang tidak berhubugan dengan pemerintah.

Dari ulasan di atas diharapkan sebagai masukan untuk memilih saham sesuai momentum. Tentunya lebih baik lagi dipadukan dengan aspek fundamental dan teknikal dari saham masing-masing. Semoga investor loka dapat menjadi tuan dinegeri nya sendiri, demi pertumbuhan ekonomi bangsa dari sektor pasar saham Indonesia.