Ada kalanya dalam memilih saham, para investor menggabungkan informasi dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan dan hal-hal eksternal.  Informasi dari dalam perusahaan lebih dikenal dengan analisis fundamental, sedangkan hal-hal eksternal adalah analisis teknikal. Penggabungan kedua analisis ini yang disebut dengan analisis hybrid. Jadi dalam memilih saham yang akan diinvest didahului dengan menganalisis fundamental dan teknikal. Di bawah ini langkah-langkah analisis hybrid dijelaskan sebagai berikut :

  1. Mensortir saham secara Market Capitalization (Market Cap), indikator ini menunjukkan berapa jumlah saham dikali dengan harga saham, semakin besar market cap maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Pada industri perbankan, sebagai contoh ada Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI). Dari ketiga bank tersebut yang memiliki market cap terbesar adalah BBRI yaitu Rp 460 Trilyun.
  2. Price Earning Ratio (PER), ratio ini adalah perbandingan antara harga dengan keuntungan perusaan. Jadi dengan harga tertentu dan diharapkan keuntungan besar, dengan semakin kecil PER maka semakin peluang harga saham tersebut akan naik. Diantara ketiga bank BUMN diatas yang PER nya terendah adalah 9,78.
  3. Dividend (Div), kesepakatan perusahaan untuk membagikan Dividen dari hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada tahun 2018, BBRI membayar dividen dengan porsi terbesar yaitu 2,82% dari BBNI dan BMRI. Biasanya semakin sehat sebuah perusahaan maka akan membayarkan dividen setiap tahun, Adapun mengenai berapa besar dividen dibayarkan tergantung dari keuntungan perusahaan yang diputuskan waktu RUPS.
  4. Year on Year (YOY), sebuah rasio yang membandingkan harga saham sekarang dengan harga saham tahun lalu dengan tanggal dan bulan yang sama. Contoh BBNI pada tanggal 24 Mei 2018 dengan harga Rp 8500 dan 24 Mei 2019 berharga RP 8650. Degan demikian YOY dari BBNI adalah 1,7% selama setahun berjalan,
  5. Moving Average (MA), indikator yangberhubungan pergerakan rata-rata harga saham pada periode tertentu. MA 5, 8000-8100 artinya lima hari terakhir berkisar antara harga itu. Begitu juga MA 10 dan MA 20 yaitu pergerakan harga saham interval tertentu pada 10 dan 20 hari terakhir . Para investor dapat memperhatikan pergerakan saham sesuai dengan harapan estimasi kapan harga saham mengalami kenaikan.
  6. Moving Average Convergence Divergence (MACD), melihat pergerakan saham dengan memperhatikan secara konvergen (memusat) bertemu dengan divergen ( menyebar). MACD 10, 20 artinya jika pergerakan 10 hari terkahir menyebar di atas 20 hari terkahir maka saham layak dikumpulkan, jika kedua saling memusat maka sudah saatnya saham dilepas karena menandakan 20 hari terkahir di atas 10 hari terkahir.
  7. Support dan Resistant (S and R), dalam memilih saham harus juga diperhatikan kapan harga tertinggi sebagai posisi R yang maximum dan kapan harga terendah posisi S yang minimum. Dengan demikian, para investor dapat mengikuti pergerakan saham sesuai dengan kondisi pasar di mana tepat ketika masuk dan keluar. Sehingga portofolio akan mencapai optimal selama berinvestasi.

Dari ketujuh uraian di atas, semuanya itu harus dipenuhi dalam analisi hybrid untuk memilih saham yang akan di invest. Banyak software mulai dari yang free sampai berbayar untuk melakukan stock screener (sortir saham secara hybrid) secara sistematis berdasarkan analisis hybrid. Saya berharap dengan penjelasan ini, memberikan pemaham bagi para investor bahwa analisis fundamental dan teknikal dapat digabung . Dengan demikian pemilihan saham dapat ditempuh dengan cara yang lebih efektif. Selamat mencoba.